Lagi. Wajah bopeng sepak bola Indonesia...
Tampaknya kericuhan adalah hal yang tak terelakkan dalam laga-laga sepak bola Indonesia, jangankan di level kompetisi profesional, ribut-ribut sudah jadi pemandangan yang biasa di turnamen antar kampung atau turnamen yang digelar oleh provinsi sekalipun.
Dalam hal itu, kita akan menengok laga antara Kabupaten Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) melawan Kabupaten Muara Enim yang digelar pada Sabtu (27/11/2021) sore WIB, di Stadion Tebat Sari, Martapura, OKU Timur.
Laga itu sendiri merupakan partai final Cabang Olahraga (Cabor) sepak bola Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sumatra Selatan 2021.
Laga itu dimenangi 2-0 oleh Kabupaten Musi Banyuasin. Tapi yang menyedot perhatian bukan juara tersebut, melainkan momen kericuhan yang melibatkan antar pemain bahkan sampai aparat keamanan sulit untuk melerai.
Video kericuhan lantas menjadi viral di media sosial, dalam sebuah unggahan akun @Martapurapedia, terlihat jelas para pemain berlomba untuk saling serang dan hajar.
Pihak panita juga tampak kebingungan dan himbauan untuk berhenti dari pengeras suara tampaknya cuma jadi pemanis saja. Pihak keamanan yang dimina untuk menjadi penengah pun tampak kalah jumlah sehingga butuh waktu lama untuk menghentikan aksi-aksi brutal para pemain.
Kronologis Terjadi Kericuhan
Pengawas pertandingan, Ali Amran, mengatakan kericuhan berawal dari ketidakpuasan para pemain Muara Enim terhadap keputusan wasit yang tidak mengesahkan gol di menit ke-59.
Para pemain dari Muara Enim menilai bola sudah terlebih dahulu melewati garis gawang.
"Dari kejadian itu terjadi adu argumen dengan wasit, pemain menilai bola sudah lebih dulu melawati garis dan harusnya itu gol. Namun wasit menilai itu belum gol," kata Ali mengkonfirmasi.
Ali juga menjelaskan, para pemain Muara Enim sempat mendatangi meja wasit dan laga sempat tertunda sekitar 10 menit. Sementara itu panitia pengawas tetap mengacu pada keputusan wasit.
Memasuki penghujung babak kedua, saat Muba sudah unggul 2 gol dari Muara Enim, kericuhan kembali berlanjut karena ada aksi provokasi dari salah satu pemain Muba tepat di depan bench kesebelasan Muara Enim.
Kericuhan akhirnya meluas hingga kedua tim terlibat baku hantam dan aksi kejar-kejaran di lapangan.
Mengenai hal itu, Ali menegaskan akan ada sanksi untuk kedua tim. "Untuk sanksi nanti akan diputuskan dari Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Sumsel," pungkasnya.
Dalam hal itu, kita akan menengok laga antara Kabupaten Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) melawan Kabupaten Muara Enim yang digelar pada Sabtu (27/11/2021) sore WIB, di Stadion Tebat Sari, Martapura, OKU Timur.
BACA ANALISIS LAINNYA
Kisah Karier Singkat Roberto Mancini di Leicester City, Jarang yang Ingat
Kisah Karier Singkat Roberto Mancini di Leicester City, Jarang yang Ingat
Kronologis Terjadi Kericuhan
BACA ANALISIS LAINNYA
Momen Menyentuh Legenda Paraguay, Selebrasi Gol dengan Anaknya yang Jadi Ballboy
Momen Menyentuh Legenda Paraguay, Selebrasi Gol dengan Anaknya yang Jadi Ballboy
Para pemain dari Muara Enim menilai bola sudah terlebih dahulu melewati garis gawang.
Ali juga menjelaskan, para pemain Muara Enim sempat mendatangi meja wasit dan laga sempat tertunda sekitar 10 menit. Sementara itu panitia pengawas tetap mengacu pada keputusan wasit.
Kericuhan akhirnya meluas hingga kedua tim terlibat baku hantam dan aksi kejar-kejaran di lapangan.
Mengenai hal itu, Ali menegaskan akan ada sanksi untuk kedua tim. "Untuk sanksi nanti akan diputuskan dari Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Sumsel," pungkasnya.