Apakah alasan penolakan itu terkait pemain? Sebenarnya tidak! Lalu, apa? Ini jawabannya.
Wacana menggelar Piala Dunia setiap dua tahun yang digulirkan FIFA mendapatkan banyak tanggapan pro dan kontra. Bagi penentang, itu akan memberatkan pemain. Bagi pendukung, itu akan menjadi media pemerataan kesempatan.
Rencananya, FIFA akan melakukan pertemuan lanjutan dengan sejumlah pihak terkait, termasuk para perwakilan konfederasi regional, pada 20 Desember 2021. Pertemuan itu secara khusus akan membahas rencana perubahan jadwal penyelenggaran Piala Dunia.
Prediksi Skor BRI Liga 1: Bali United vs Persiraja
Sebaliknya, UEFA dan CONMEBOL terus bersikeras menolak rencana itu. Bahkan, CONMEBOL mengangaku tidak akan mengirimkan Brasil dan Argentina jika FIFA tetap memaksakan turnamen. Sementara UEFA akan melarang klub menyerahkan pemain.
Mengomentari penolakan tersebut, Presiden FIFA, Gianni Infantino, menjawab dengan santai. "Mereka takut jika sesuatu berubah. Posisi kepemimpinan mereka terancam," ujar pria asal Swiss itu, dilansir Sky Sports
Seperti yang dikatakan Infantino, menggunakan pemain kelelahan sebagai alasan penolakan Piala Dunia 2 tahun sekali tidak berasalan. Pasalnya, selama ini justru kompetisi di Eropa dan Amerika Latin sendirilah yang telah membuat pemain kelelahan.
Yang mendukung berargumen bahwa dengan Piala Dunia 2 tahun sekali, otomatis akan memaksa UEFA dan CONMEBOL mengurangi jadwal kompetisi. Di Eropa misalnya, saat ini ada tiga kompetisi antarklub, yaitu Liga Champions, Liga Europa, Liga Konfederasi Eropa. Itu belum termasuk Piala Super Eropa, UEFA Nations League, dan Euro.
Sementara di Amerika Selatan, CONMEBOL memiliki Copa Libertadores dan Copa Sudamericana untuk klub. Sementara di level negara ada Copa America setiap dua tahun sekali. Itu belum Kualifikasi Piala Dunia yang mempertemukan 10 tim dalam format liga.
Bayangkan, berapa uang yang didapatkan UEFA dan CONMEBOL dari ajang yang penontonnya mayoritas berasal dari Asia, Afrika, dan Amerika Utara? Apakah itu adil membiarkan ketiga konfederasi menjadi penonton abadi sepakbola?
Feels like FIFA’s plan for a World Cup every 2 years is looking inevitable. Results of feasibility study not in, but support from FAs pouring in. Africa (now FIFA subsidiary) first to fall in line, and now it looks like Asia is, too. pic.twitter.com/3IriknpMmV
— tariq panja (@tariqpanja) September 2, 2021