Ada yang masih aktif, ada pula yang sudah pensiun dari panggung internasional
Setelah menjadi runner-up di turnamen perdana pada tahun 1996, di mana mereka kalah dari Thailand, Harimau Malaya tidak pernh mencapai final lagi sampai 14 tahun kemudian. Namun, pada kesempatan itu, mereka tidak mengecewakan karena mereka mengklaim kemenangan agregat 4-2 atas rival sengit Indonesia untuk mengangkat Piala AFF 2010 untuk pertama dan satu-satunya sejauh ini.
Tampil Impresif Bersama Monaco, Kovac: Golovin Adalah Messi Kami
Kisah Malang Sarr, Pemain Terlupakan Chelsea yang Benar-benar Malang
Setelah memainkan peran utama dalam kampanye kemenangan Malaysia pada usia 19 tahun, masa depan tampak sangat cerah bagi Fadhli Shas karena ia diperkirakan akan menjadi salah satu bek tengah terbaik di negara itu.
S. Kunanlan
Baru-baru ini, ia telah berevolusi menjadi bek sayap andal yang masih mampu memberikan ancaman ke depan, dan telah banyak terlibat dalam banyak trofi yang telah diraih JDT (Johor Darul Ta'zim) selama beberapa musim terakhir.
Safiq Rahim
Dianggap sebagai playmaker Malaysia terbaik di generasinya, Safiq Rahim meninggalkan klub kampung halamannya, Selangor untuk bergabung bersama JDT pada tahun 2013 dan memainkan peran penting dalam lima kemenangan liga berturut-turut, serta kemenangan di Piala AFC 2015.
My interview with SE Asia Football Legend, Safiq Rahim:
— Aun Rahman (@aunrrahman) January 31, 2020
- About AFC Cup Glory in 2015 and Mario Gomez
- Indonesia in AFF Cup 2010 Final
- Reason why he leave JDT to Melaka
- Offer came from Persib in the past
Full: https://t.co/ngzKq91fkp pic.twitter.com/7UiGzqyiKC
Safiq terus menjadi pemain reguler untuk tim Harimau Malaya sampai ia dikeluarkan dalam beberapa tahun terakhir, tetapi capaian terbaiknya di ajang 2 tahunan tersebut adalah menjadi gelandang pertama yang memenangkan penghargaan Top Scorer di Piala AFF, tepatnya di tahun 2014.
Safee Sali
Safee Sali adalah penyerang yang sangat mematikan selama pergelaran Piala AFF 2010 dan, meskipun menempatkan mencetak tiga gol dalam dua leg final melawan Indonesia, Safee kemudian memilih berkarier bersama Pelita Jaya (sekarang Madura United) di Indonesia dalam beberapa musim.
NOSTALGIA: Gol Safee Sali (Pelita Jaya Karawang vs Persijap, 2011) pic.twitter.com/9jvPzzztQr
— #YukVaksinasi ? #DukungDariRumah (@Indostransfer) December 6, 2019
Meski sekarang sudah tidak setajam dahulu, tetapi ia akan selalu dianggap sebagai salah satu penyerang terbaik Harimau Malaya dan masih tampil untuk Kota Kuala Lumpur pada usia 37 tahun.
Norsyahrul Idlan Talaha
Tim pemenang Piala Suzuki Malaysia tahun 2010 memiliki duet yang nyaris sempurna. Dengan Safee yang kuat secara fisik, Norshahrul Idlan Talaha menawarkan lebih banyak skill yang mumpuni dan bagus dalam mencetak gol di sudut-sudut sempit.
Terlepas dari perolehan 54 gol selama tiga musim bersama Kelantan, Norshahrul tidak pernah menjadi pencetak gol yang produktif tetapi unggul dalam membawa membantu pemain lain mencetak gol, dan juga merupakan bagian dari tim 2014 dan 2018 yang finis sebagai runner-up di kompetisi regional tersebut.
Amri Yahyah
Kedalaman serangan Malaysia yang luar biasa pada tahun 2010 mungkin paling disorot oleh fakta bahwa seseorang seperti Amri Yahyah harus puas dengan peran cadangan namun mampu membuat dampak ketika ia bermain.
Menikmati status legenda di Selangor, tempat ia bermain selama 13 tahun pertama kariernya, ia juga sempat bermain sebentar dengan JDT dan masih tampil di musim Liga Super yang baru saja berakhir bersama Sabah pada usia 40 tahun.
K. Rajagobal
Dengan kemenangan Piala Suzuki datang hanya setahun setelah ia memimpin U-23 meraih medali emas di Asian Games 2009, pelatih Malaysia, K. Rajagobal mendapatkan status legendaris di antara jajaran mantan pelatih timnas Malaysia.
#BREAKING: ?? Brunei national team has begun training under the newly appointed Head Coach Datuk K. Rajagobal this week. A total of 25 players have joined the latest session.
— Asian Football (@AsianFootballs) February 11, 2021
Training runs until 17 February 2021. pic.twitter.com/6vrXM7hM2g
Rajagobal baru berhenti melatih timnas Malaysia pada tahun 2013 dan, setelah kembali ke kancah klub bersama Sarawak dan PKNS FC (sekarang Selangor 2), ia kembali ke sepak bola internasional setelah menyetujui kesepakatan melatih timnas Brunei Darussalam pada akhir tahun 2020.