Rumornya, pemain Inter Milan akan pindah ke London Utara seperti beberapa nama Kroasia ini.
Untuk negara berpenduduk hanya empat juta orang, Kroasia menghasilkan pesepakbola kelas atas dalam jumlah yang luar biasa, seperti yang bisa disaksikan oleh setiap penggemar di Inggris, Italia, Spanyol, Jerman, Prancis, Belanda, hingga Indonesia.
Momen Assist Jenius Berbatov ke Ronaldo di Era Kejayaan Man United
1. Stipe Pletikosa
Setelah tampil di Hadjuk Split dan bermain untuk Shakhtar Donetsk, lalu Spartak Moscow, Tottenham mendatangkan kiper tersebut dengan status pinjaman pada 2010 sebagai opsi cadangan.
Dia menjalani debut di Piala Liga. Tapi, itu bukan pertandingan Piala Liga biasa. Bermain melawan Arsenal, Tottenham bermain imbang 1-1 di waktu normal sebelum kalah dalam 30 menit waktu tambahan dan dihajar 1-4.
Meski Menang Lawan Kamboja, Wajah Pemain Malaysia Tampak Lelah
2. Luka Modric
Modric pindah ke London Utara saat berusia 23 tahun sebagai pemain yang tidak dikenal dan tampak berantakan pada 2008. Tapi, dia dengan cepat berubah menjadi salah satu pemain tengah terbaik di liga dengan terus-menerus menemukan sudut dan memberikan umpan kepada pemain-pemain Spurs seperti Rafael van der Vaart, Jermain Defoe, Peter Crouch, dan Gareth Bale.
Bermain untuk Madrid, Modric mencapai puncak karier, termasuk menjuarai Liga Champions empat kali. Dia juga berhasil mengalahkan dominasi Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo di Ballon d'Or 2018.
3. Vedran Corluka
Rekan terbaik Modric, Corluka, pindah ke Spurs di jendela yang sama dan pergi pada waktu yang sama juga. Meski tidak begitu penting dalam kesuksesan Redknapp sebagai pemainnya, dia adalah pelayan yang solid. Dia membuat lebih dari 100 penampilan dalam empat musim.
Corluka pensiun pada 2021 setelah 10 musim bermain di Lokomotiv Moscow dan mengambil peran sebagai asisten pelatih tim nasional Kroasia.
4. Niko Kranjcar
Redknapp dan Kranjcar tidak selalu saling berhadapan. Dengan semua bakat menyerang yang dimiliki Redknapp, Kranjcar tidak selalu mendapat perhatian.
"Apakah dia pelatih yang baik? Saya pikir kita semua akan mengatakan ya dan tidak. Sebagian besar waktunya memahami kemampuan yang dimiliki seorang pemain, dan memiliki empati ketika seseorang menginginkan waktu istirahat," kata Kranjcar kepada podcast Played-up Pompey Three.
"Di sisi lain, ketika anda tidak bermain, tidak ada yang menyukai pelatih yang tidak memasukkan mereka ke dalam tim. Kami semua ingin bermain setiap menit. Jika tidak, maka tidak ada pelatih yang baik untuk anda," tambah Kranjcar.
"Kami sebenarnya memiliki hubungan cinta dan benci sepanjang karier kami. Ada saat-saat di musim pertama saya ketika saya tidak berada di skuad Portsmuth. Hal yang sama terjadi di Spurs. Hal yang sama terjadi di QPR, meski saya kira saya adalah jimat keberuntungannya," pungkas Kranjcar.
? #HappyBirthday to former Tottenham Hotspur winger Niko Kranjcar:
— Last Word On Spurs ?? (@LastWordOnSpurs) August 13, 2020
? Appearances: 72
⚽️ Goals: 11
?"I have always said I’m happy to be part of the squad at Tottenham Hotspur because I think it’s an unbelievable place and love being here.”#THFC #COYSpic.twitter.com/6FUZcRyi6v