Sayangnya ini hanya terjadi di pertandingan amal. Cek videonya!
Pada sebuah era, Ronaldo Luis Nazario de Lima dan Gabriel Batistuta pernah dianggap sebagai penyerang terbaik di bumi. Faktor ketajaman membuat sejumlah pelatih bermimpi menduetkan keduanya. Tapi, itu tidak pernah terjadi kecuali pertandingan yang satu ini.

Pada 1990 hingga 2000-an Batistuta telah mengukir reputasi sebagai salah satu penembak jitu terbaik di Serie A. Dia telah memenangkan Coppa Italia bersama Fiorentina, serta Scudetto dengan AS Roma. Batistuta adalah pencetak gol yang paling ditakuti bek lawan pada era itu.

Sementara Ronaldo saat baru saja datang ke Italia ketika Batistuta sedang menggila. Dia tiba di Inter Milan setelah pindah dari Barcelona dengan harga rekor dunia USD27 juta pada awal musim 1997/1998. Dia langsung membuat delapan gol dalam 10 pertandingan liga pertamanya dan akan terus mengumpulkan 25 gol di akhir musim.

Pertemuan pertama keduanya terjadi di San Siro pada pertengahan September dan berlangsung meriah. Inter mengalahkan Fiorentina dalam thriller 3-2, dan suporter melihat Ronaldo maupun Batistuta mencetak gol.

Namun, ketika mereka bertemu lagi di lapangan pada 4 Desember 1997, situasinya sangat berbeda. Mereka tampil di pertandingan persahabatan pada pertengahan musim kompetisi.

Itu aneh dan tidak masuk akal. Tapi, jika melihat para pemain yang tampil, fans benar-benar bersemangat menyaksikan laga pada malam musim dingin yang sejuk di Stade Velodrome, kandang Marseille. Dengan Piala Dunia 1998 hanya beberapa bulan lagi, perwakilan dari masing-masing negara peserta berkumpul untuk pengundian turnamen.

Dalam rangkaian acara untuk menghangatkan Piala Dunia di Prancis itu, FIFA mengagendakan sebuah laga eksebisi All-Stars dengan Batistuta dan Ronaldo menjadi bagiannya. Menggunakan label "Dunia XI", pasukaan Batistuta dan Ronaldo harus berhadapan dengan "Eropa XI" yang dimotori Zinedine Zidane. 

Laga yang disiarkan langsung di televisi di seluruh dunia itu juga menampilkan nama-nama hebat pada masa itu. Sebut saja Alessandro Costacurta, Paul Ince, Patrick Kluivert, hingga Alen Boksic untuk tim Eropa.

Sebaliknya, tim Dunia terdiri dari bintang-bintang yang sebagian besar tidak terdeteksi (sebelum era Football Manager dan internet) kecuali bintang Asia terbesar di dunia, Hidetoshi Nakata, dan Deon Burton dari Derby County. 



Tapi, keberadaan Batistuta dengan jersey No.9 dan Ronaldo No.10 membuat Dunia XI terlihat lebih meyakinkan dari Eropa XI.

Ketika pertandingan dilaksanakan Dunia XI memulai dengan lambat. Akibatnya, pemain Rumania, Marius Lacatus mencetak gol cepat di menit kedua untuk menempatkan Eropa XI memimpin 1-0.

Dalam beberapa menit kemudian, Ronaldo bersemangat. Dia datang  bergerak lincah untuk memberikan umpan terobosan ke rekannya dari Amerika Selatan. Beberapa menit kemudian Batistuta membalas budi. Dia memberikan bola kepada O Fenomeno yang menerobos ke depan dengan cepat.



Pada akhirnya Dunia XI mampu menyamakan skor melalui pemain Kolombia, Antony de Avilla pada menit 16. Kemudian, Ronaldo membuat skor 2-1, dilanjutkan Batistuta mencetak dua gol berurutan menjadi 4-1, dan Ronaldo menutup babak pertama dengan 5-1. Erop XI baru bisa memperkesil skor lewat gol Zidane. Skor akhir Dunia XI mengalahkan Eropa XI 5-2.

Meski hanya laga main-main dan Batistuta-Ronaldo berpasangan selama 45 menit, pertandingan tersebut tetap dikenang suporter hingga hari ini. Rekaman video mereka yang ada di media sosial masih banyak dilihat orang.