Persita Tanggerang harus mengakui keunggulan PSIS Semarang dalam laga lanjutan Liga 1 di Stadion Sultan Agung, Bantul, Selasa (7/12/2021) malam. Sempat tertinggal 0-2, Pendekar Cisadane membalas 2-2 sebelum akhirnya menyerah 2-3.
Pertandingan dua tim papan tengah berlangsung seimbang sejak awal. PSIS yang mengincar kemenangan setelah di laga sebelumnya dikalahkan PSS Sleman berusaha mengambil inisiatif serangan. Hasilnya, Laskar Mahesa Jenar langsung unggul lewat Jonathan Cantillana di babak pertama.
Tertinggal dua gol, Persita bangkit di babak kedua. Mereka sempat membuat skor imbang melalui Andre Agustiar di menit 46 dan Harrison Cardoso (63). Tapi, Bruno Silva membuat PSIS kembali unggul tiga menit berselang.
Meski kalah, assist Alta Ballah untuk gol Cardoso layak mendapatkan kredit tersendiri. Mendapatkan umpan lambung dari belakang, Alta menggunakan sedikit kecerdikannya untuk mengelabuhi Riyan Ardiansyah yang mengawal di sisi kanan pertahanan PSIS.
Selanjutnya, anak mantan pemain tim nasional Liberia, Anthony Jomah Ballah, itu masuk ke area penalti PSIS dengan Riyan sedikit tertinggal. Dengan dua pemain Persita di kotak penalti, Alta masih sempat memilih pemain yang akan diberi umpan matang.
Tanpa keraguan, cut back disodorkan Alta kepada Cardoso. Dengan sedikit kontrol bola, penyerang asal Brasil tersebut melesakkan bola ke sudut kanan bawah Jandia Eka Putra.
Lahir di Tanggerang, 30 Desember 2000, Alta berposisi sebagai sayap kiri dan baru bermain profesional musim ini bersama Pendekar Cisadane. Posturnya cukup tinggi dan sempat mendapatkan kesempatan mengikuti pemusatan latihan tim nasional Indonesia U-20 asuhan Shin Tae-yong.
Posisi Alta di lapangan berbeda dengan sang ayah. Ballah senior saat masih aktif bermain adalah gelandang tengah. Tapi, masa depan Alta tampaknya akan jauh lebih moncer dari Anthony.
Di masa kejayaan sebagai pemain Liga Indonesia, Ballah pertama kali membela PSM Makassar pada 1998. Kemudian, dia pindah ke Gelora Dewata, PSIS, Persita, PSIS lagi, Arema Malang, Persebaya Surabaya, PSIR Rembang, dan Persitema Temanggung.
Meski sempat memberi Arema gelar juara Piala Indonesia 2006, Ballah justru lebih dikenal sebagai legenda Persita. Itu wajar karena pemilik tiga caps untuk Liberia itu cukup lama bermain di sana. Dia juga tinggal di Tanggerang setelah pensiun.