Barca ucapkan selamat tinggal kepada Liga Champions
Xavi memiliki keyakinan tinggi saat ia berbicara kepada media pada hari Selasa. Pelatih baru Barcelona itu mengatakan bahwa timnya tidak butuh keajaiban untuk mengalahkan Bayern Muenchen dan lolos ke fase sistem gugur Liga Champions (UCL). Xavi mengandalkan fakta bahwa dalam sepakbola apapun bisa terjadi, seperti saat Bayern kalah 5-0 dari Borussia Monchengladbach baru-baru ini.
Tentu saja, posisi Barca mengkhawatirkan sebelum laga ini bergulir. Di mana, raksasa Catalan berada di posisi kedua dalam grup. Tugas mereka yakni menyamai hasil Benfica melawan Dynamo Kiev, yang memiliki dua poin di bawah Barca.
Tapi, bermain di Allianz Arena yang tanpa penonton, Blaugrana tampak benar-benar kehilangan harapan saat Bayern sudah unggul 2-0 di babak pertama, dan Benfica dengan cepat memimpin di Lisbon.
Bayern Kejam, dan Barca Tidak Tahu Apa-Apa!
Menurut laporan sebelum pertandingan oleh publikasi Spanyol Mundo Deportivo, Xavi telah memiliki beberapa rencana untuk mengalahkan atau setidaknya menahan Die Roten.
Rencana Xavi yaitu menekan tinggi dalam upaya menghentikan ritme Bayern, hingga instruksi seperti memanfaatkan kecepatan Ousmane Dembele, serta menjaga jarak dengan Robert Lewandowski dan Thomas Muller.
Untuk melancarkan aksi tersebut, Barca bermain dengan semangat tinggi sejak awal laga, Dembele menemukan ruang di sebelah kiri untuk memberi ancaman pada gawang Manuel Neuer. Namun, tendangan pria Perancis hanya menyamping.
Sementara, tim besutan Julian Nuglesmann terlihat sangat santai dan tidak mengalami kesulitan besar untuk menembus pertahanan Barca, dan hanya masalah waktu bagi tuan rumah untuk membuka skor. Perintah yang diberikan Xavi untuk tetap dekat dengan Lewandowski dan Muller itu tidak bertahan lama.
Pasalnya, Lewandowski mampu meliuk-liuk di kotak penalti Gerard Pique cs sebelum memberikan umpan kepada Thomas Muller. Umpan chipnya menemui kepala Muller untuk memberi keunggulan tuan rumah 1-0. Gol ini membuat pemain Jerman telah mengoleksi 50 gol di ajang Liga Champions.
Skor menjadi 2-0 sesaat sebelum turun minum ketika Leroy Sane melakukan tendangan dari jarak jauh. Marc kembali gagal menghalau tendangan tersebut. Di babak kedua, anak asuh Xavi hanya berusaha untuk menahan serangan-serangan Bayern, agar tidak kebobolan lebih banyak.
Namun, El Barca pun masih gagal. Pasalnya, Jamal Musiala berhasil cetak gol dengan mudah untuk untuk meningkatkan defisit gol jadi 3-0. Setelah itu, The Bavarians mendapatkan peluang begitu banyak. Beruntung, Lewandowski dkk dalam mood yang tidak tega dengan Barca.
Kekalahan ini membuat Barca mengakhiri laga di fase grup dengan raihan tujuh poin, sekaligus menjadi penampilan terburuk kedua mereka di fase grup Liga Champions, hanya mencatatkan lebih sedikit (lima poin) pada musim 1997-98.
Tak hanya itu, ini jadi pertama kalinya sejak 2003-04 Barca tidak mencapai babak sistem gugur kompetisi, Blaugrana akhirnya berlaga di Piala UEFA musim itu. Barca dinilai layak berada di UEL karena kualitas yang mereka miliki sekarang. Untuk klub sebesar Barca, turun ke Liga Europa adalah aib.
Tentu saja, posisi Barca mengkhawatirkan sebelum laga ini bergulir. Di mana, raksasa Catalan berada di posisi kedua dalam grup. Tugas mereka yakni menyamai hasil Benfica melawan Dynamo Kiev, yang memiliki dua poin di bawah Barca.
Tapi, bermain di Allianz Arena yang tanpa penonton, Blaugrana tampak benar-benar kehilangan harapan saat Bayern sudah unggul 2-0 di babak pertama, dan Benfica dengan cepat memimpin di Lisbon.
Bayern Kejam, dan Barca Tidak Tahu Apa-Apa!
Menurut laporan sebelum pertandingan oleh publikasi Spanyol Mundo Deportivo, Xavi telah memiliki beberapa rencana untuk mengalahkan atau setidaknya menahan Die Roten.
Rencana Xavi yaitu menekan tinggi dalam upaya menghentikan ritme Bayern, hingga instruksi seperti memanfaatkan kecepatan Ousmane Dembele, serta menjaga jarak dengan Robert Lewandowski dan Thomas Muller.
Untuk melancarkan aksi tersebut, Barca bermain dengan semangat tinggi sejak awal laga, Dembele menemukan ruang di sebelah kiri untuk memberi ancaman pada gawang Manuel Neuer. Namun, tendangan pria Perancis hanya menyamping.
Sementara, tim besutan Julian Nuglesmann terlihat sangat santai dan tidak mengalami kesulitan besar untuk menembus pertahanan Barca, dan hanya masalah waktu bagi tuan rumah untuk membuka skor. Perintah yang diberikan Xavi untuk tetap dekat dengan Lewandowski dan Muller itu tidak bertahan lama.
Pasalnya, Lewandowski mampu meliuk-liuk di kotak penalti Gerard Pique cs sebelum memberikan umpan kepada Thomas Muller. Umpan chipnya menemui kepala Muller untuk memberi keunggulan tuan rumah 1-0. Gol ini membuat pemain Jerman telah mengoleksi 50 gol di ajang Liga Champions.
Skor menjadi 2-0 sesaat sebelum turun minum ketika Leroy Sane melakukan tendangan dari jarak jauh. Marc kembali gagal menghalau tendangan tersebut. Di babak kedua, anak asuh Xavi hanya berusaha untuk menahan serangan-serangan Bayern, agar tidak kebobolan lebih banyak.