Nomor 11 berstatus si Bengal dari Italia.
Keberhasilan Liverpool di bawah Juergen Klopp tidak terlepas dari kejelian juru taktik asal Jerman itu dalam meramu tim. Salah satunya didorong oleh pekerjaan yang sangat baik di pasar transfer – tetapi itu tidak selalu terjadi di Anfield.
Liverpool telah memboyong beberapa pemain bagus yang kelak terbukti menjadi legenda klub yang bermarkas di Anfield tersebut.
Namun, dalam kesempatan ini, kami telah melihat kembali 13 pemain yang diboyong dengan harapan untuk menjadi pemain handal di Merseyside – tapi sayangnya tidak.
Dengan kata lain inilah riwayat transfer gagal Liverpool:
1. Andy Carroll
Tiba di Liverpool denganmemecahkan rekor Inggris, biaya 35 juta pounds, tentu akan selalu membebani Carroll. Sayang, dia sulit menjadi hebat di Anfield, apalagi striker jangkung itu masih hanya memiliki 14 gol di Liga Premier saat itu.
2. Christian Benteke
Setelah melewati tiga musim yang sukses di Crystal Palace, Benteke datang ke Liverpool dengan ekspektasi yang tinggi. Namun, tampaknya dia berada di Anfield dalam waktu yang salah, terutama setelah Juergen Klopp menjadi manajer. Benteke dianggap tidak cocok dengan gaya permainan pelatih asal Jerman itu.
Rasanya aneh melihat kembali awal musim 2015/2016, di mana The Reds memberikan kesempatan Benteke memimpin lini depan dengan Roberto Firmino di bangku cadangan.
3. Alberto Aquilani
Begitu Xabi Alonso dijual ke Real Madrid, Rafael Benitez mau tidak mau harus mencari gelandang pengganti yang ideal.
Entah kenapa pilihan itu jatuh pada sosok yang bernama Alberto Aquilani, terdengar seperti nama yang jauh lebih seksi untuk menggantikan pemain Spanyol itu.
Namun, dengan masalah cedera yang menghampirinya, pemain asal Italia itu cuma berujung dari satu peminjaman ke peminjaman lain. Di antaranya ke Juventus dan Milan untuk dua musim berikutnya sebelum dijual ke Fiorentina.
4. Lazar Markovic
Liverpool menerima 65 juta pounds untuk Luis Suarez pada musim panas 2014 dan menghabiskan 20 juta pounds untuk membeli Markovic. Tak ada hal lain untuk menjelaskan situasi itu selain dengan kalimat; pembelian yang sangat buruk.
5. Robbie Keane
Ketika Keane menandatangani kontrak dengan Liverpool pada 2008, Keane dengan gombal berkata: “Saya secara khusus ingin berterima kasih kepada ketua Daniel Levy atas pengertiannya. Sebagai seorang penggemar, bergabung dengan Liverpool adalah impian seumur hidup saya dan saya tidak bisa membiarkannya berlalu begitu saja."
Namun, mimpi seumur hidup itu tidak bertahan lebih lama karena dia memutuskan kembali ke Tottenham di pertengahan musim debutnya di Anfield. Dia bahkan membobol gawang The Reds pada hari terakhir musim itu.
6. Ryan Babel
Ryan Babel diboyong dari klub Belanda dengan harapan yang besar, namun masalah adaptasi dianggap sebagai faktor kegagalannya di Liverpool.
Babel yang diboyong pada 2007 hanya mencetak tidak lebih dari 22 gol dalam 146 pertandingan.
“Saya telah mengatakan dalam wawancara sebelumnya mungkin saya harus tinggal satu atau dua tahun lagi di Belanda,” kata Babel kepada The Guardian pada Januari 2019.
“Saya telah tinggal bersama orang tua saya, jadi ini adalah pertama kalinya saya tinggal di luar negeri dan sendirian. Ada banyak hal yang datang pada Anda pada saat yang sama – negara yang berbeda, budaya yang berbeda. Anda pada dasarnya sendirian dan Anda harus memastikan bahwa Anda menghadapinya sebaik mungkin. Itu tidak selalu terjadi (dengan saya),” ungkap Babel.
7. Stewart Downing
Stewart Downing sangat baik untuk Aston Villa sebagai bagian dari lini tengah yang sangat solid bersama James Milner dan Ashley Young.
Di musim pertamanya di Liverpool, Stewart Downing lekas berubah menjadi pemain sayap yang gagal menyumbang satu gol atau assist dalam 36 pertandingan Liga Inggris. Stewart Downing, bisa dikatakan, tidak terlalu bagus untuk Liverpool.
8. Fernando Morientes
Morientes masih berusia 28 tahun ketika Liverpool menandatangani striker itu dari Real Madrid pada Januari 2005. Dia telah bersinar untuk Monaco musim sebelumnya, membawa tim Prancis itu ke final Liga Champions.
Namun, Morientes pergi setelah 18 bulan yang mengecewakan di mana dia mencetak 12 gol dalam 60 penampilan di semua kompetisi, hanya untuk mengemas 19 gol pada musim berikutnya untuk Valencia.
9. El Hadji Diouf
Harus diakui, Diouf tampil mengesankan untuk Senegal di Piala Dunia 2002, tetapi tidak perlu banyak bukti untuk memberi tahu Anda bahwa karier penyerang Liverpool itu tidak berjalan sesuai rencana.
10. Harry Kewell
Liverpool telah mengubah jalan karier seorang pemain, dari yang sebelumnya moncer menjadi tumpul. Kewell mungkin adalah contoh sempurna.
Setelah membuktikan dirinya sebagai salah satu talenta terbaik Liga Premier di Leeds United dan menarik minat dari Arsenal, Manchester United, Barcelona, AC Milan, dan Chelsea.
Dan, pada 2003, dia memilih Liverpool sebagai tempat untuk melanjutkan kiprahnya.
Namun, cedera membuat Kewell tidak pernah mendapatkan kembali performanya sebagaimana saat di Leeds. Mantan striker Australia itu justru tertatih-tatih keluar dari final Liga Champions 2005 setelah hanya 23 menit. Sungguh sangat menyedihkan.
11. Mario Balotelli
Menandatangani Balotelli selalu berisiko. Menghabiskan 16 juta pounds untuk Balotelli dengan harapan dia bisa menggantikan Luis Suarez, dan itu berujung sia-sia.
Seperti biasa pemain asal Italia itu kembali berulah dan Liverpool akhirnya harus mengizinkan striker itu pergi dengan status bebas transfer.
12. Sean Dundee
Dengan rekor mencetak gol yang layak di Bundesliga dan telah diyakinkan untuk menolak Afrika Selatan, negara kelahirannya, untuk beralih kesetiaan ke Jerman. Harapan tinggi untuk Dundee ketika dia tiba di Liverpool dari Karlsruher pada 1998.
Tapi, karier Dundee di Liverpool dihalangi oleh cedera. Ditambah lagi itu merupakan proses transfer yang terburu-buru.
“Sangat mudah untuk menyalahkan orang yang berbeda, tetapi saya tidak cukup fit ketika saya pindah ke Liverpool,” kata Dundee pada 2018. “Itu adalah kesalahan pertama saya, saya harus mengejar sedikit. Ketika saya fit, saya cedera dan hanya itu.”
13. Joe Cole
Joe Cole tidak pernah pulih dari cedera serius yang dideritanya selama kejayaannya di Chelsea. Itu berpengaruh pada performanya di Liverpool.
Pada akhirnya pujian dari Steven Gerrard cuma jadi basa-basi yang tidak perlu. “Messi dapat melakukan beberapa hal luar biasa, tetapi apa pun yang dapat dia lakukan, Joe juga dapat melakukannya (jika tidak cedera)."
Setelah satu musim yang gagal, dia pergi dengan status pinjaman ke Lille. Cole dapat bercermin tentang mengapa dia gagal di Anfield.
“Saya hanya bisa bermain untuk tim yang saya sukai dan saya pikir itulah yang salah bagi saya di Liverpool,” ungkapnya.
“Saya memiliki tujuh tahun yang hebat di Chelsea, tetapi klub ingin pergi ke arah tertentu dan saya tidak terlibat. Jadi, saya punya dua pilihan nyata – Liverpool atau Spurs.”
Liverpool telah memboyong beberapa pemain bagus yang kelak terbukti menjadi legenda klub yang bermarkas di Anfield tersebut.
BACA VIRAL LAINNYA
Rekaman Viral Aksi Pepe Saat Porto Lawan Atletico, Ngamuk!
Rekaman Viral Aksi Pepe Saat Porto Lawan Atletico, Ngamuk!
Tiba di Liverpool denganmemecahkan rekor Inggris, biaya 35 juta pounds, tentu akan selalu membebani Carroll. Sayang, dia sulit menjadi hebat di Anfield, apalagi striker jangkung itu masih hanya memiliki 14 gol di Liga Premier saat itu.
Setelah melewati tiga musim yang sukses di Crystal Palace, Benteke datang ke Liverpool dengan ekspektasi yang tinggi. Namun, tampaknya dia berada di Anfield dalam waktu yang salah, terutama setelah Juergen Klopp menjadi manajer. Benteke dianggap tidak cocok dengan gaya permainan pelatih asal Jerman itu.
Rasanya aneh melihat kembali awal musim 2015/2016, di mana The Reds memberikan kesempatan Benteke memimpin lini depan dengan Roberto Firmino di bangku cadangan.
BACA VIRAL LAINNYA
Momen Gol Roket Dinamo Zagreb ke Gawang West Ham United di Liga Europa
Momen Gol Roket Dinamo Zagreb ke Gawang West Ham United di Liga Europa
Begitu Xabi Alonso dijual ke Real Madrid, Rafael Benitez mau tidak mau harus mencari gelandang pengganti yang ideal.
Entah kenapa pilihan itu jatuh pada sosok yang bernama Alberto Aquilani, terdengar seperti nama yang jauh lebih seksi untuk menggantikan pemain Spanyol itu.
4. Lazar Markovic
Liverpool menerima 65 juta pounds untuk Luis Suarez pada musim panas 2014 dan menghabiskan 20 juta pounds untuk membeli Markovic. Tak ada hal lain untuk menjelaskan situasi itu selain dengan kalimat; pembelian yang sangat buruk.
Ketika Keane menandatangani kontrak dengan Liverpool pada 2008, Keane dengan gombal berkata: “Saya secara khusus ingin berterima kasih kepada ketua Daniel Levy atas pengertiannya. Sebagai seorang penggemar, bergabung dengan Liverpool adalah impian seumur hidup saya dan saya tidak bisa membiarkannya berlalu begitu saja."
Namun, mimpi seumur hidup itu tidak bertahan lebih lama karena dia memutuskan kembali ke Tottenham di pertengahan musim debutnya di Anfield. Dia bahkan membobol gawang The Reds pada hari terakhir musim itu.
6. Ryan Babel
Ryan Babel diboyong dari klub Belanda dengan harapan yang besar, namun masalah adaptasi dianggap sebagai faktor kegagalannya di Liverpool.
Babel yang diboyong pada 2007 hanya mencetak tidak lebih dari 22 gol dalam 146 pertandingan.
“Saya telah mengatakan dalam wawancara sebelumnya mungkin saya harus tinggal satu atau dua tahun lagi di Belanda,” kata Babel kepada The Guardian pada Januari 2019.
“Saya telah tinggal bersama orang tua saya, jadi ini adalah pertama kalinya saya tinggal di luar negeri dan sendirian. Ada banyak hal yang datang pada Anda pada saat yang sama – negara yang berbeda, budaya yang berbeda. Anda pada dasarnya sendirian dan Anda harus memastikan bahwa Anda menghadapinya sebaik mungkin. Itu tidak selalu terjadi (dengan saya),” ungkap Babel.
7. Stewart Downing
Stewart Downing sangat baik untuk Aston Villa sebagai bagian dari lini tengah yang sangat solid bersama James Milner dan Ashley Young.
Di musim pertamanya di Liverpool, Stewart Downing lekas berubah menjadi pemain sayap yang gagal menyumbang satu gol atau assist dalam 36 pertandingan Liga Inggris. Stewart Downing, bisa dikatakan, tidak terlalu bagus untuk Liverpool.
8. Fernando Morientes
Morientes masih berusia 28 tahun ketika Liverpool menandatangani striker itu dari Real Madrid pada Januari 2005. Dia telah bersinar untuk Monaco musim sebelumnya, membawa tim Prancis itu ke final Liga Champions.
Namun, Morientes pergi setelah 18 bulan yang mengecewakan di mana dia mencetak 12 gol dalam 60 penampilan di semua kompetisi, hanya untuk mengemas 19 gol pada musim berikutnya untuk Valencia.
9. El Hadji Diouf
Harus diakui, Diouf tampil mengesankan untuk Senegal di Piala Dunia 2002, tetapi tidak perlu banyak bukti untuk memberi tahu Anda bahwa karier penyerang Liverpool itu tidak berjalan sesuai rencana.
10. Harry Kewell
Liverpool telah mengubah jalan karier seorang pemain, dari yang sebelumnya moncer menjadi tumpul. Kewell mungkin adalah contoh sempurna.
Setelah membuktikan dirinya sebagai salah satu talenta terbaik Liga Premier di Leeds United dan menarik minat dari Arsenal, Manchester United, Barcelona, AC Milan, dan Chelsea.
Dan, pada 2003, dia memilih Liverpool sebagai tempat untuk melanjutkan kiprahnya.
Namun, cedera membuat Kewell tidak pernah mendapatkan kembali performanya sebagaimana saat di Leeds. Mantan striker Australia itu justru tertatih-tatih keluar dari final Liga Champions 2005 setelah hanya 23 menit. Sungguh sangat menyedihkan.
11. Mario Balotelli
Menandatangani Balotelli selalu berisiko. Menghabiskan 16 juta pounds untuk Balotelli dengan harapan dia bisa menggantikan Luis Suarez, dan itu berujung sia-sia.
Seperti biasa pemain asal Italia itu kembali berulah dan Liverpool akhirnya harus mengizinkan striker itu pergi dengan status bebas transfer.
12. Sean Dundee
Dengan rekor mencetak gol yang layak di Bundesliga dan telah diyakinkan untuk menolak Afrika Selatan, negara kelahirannya, untuk beralih kesetiaan ke Jerman. Harapan tinggi untuk Dundee ketika dia tiba di Liverpool dari Karlsruher pada 1998.
Tapi, karier Dundee di Liverpool dihalangi oleh cedera. Ditambah lagi itu merupakan proses transfer yang terburu-buru.
“Sangat mudah untuk menyalahkan orang yang berbeda, tetapi saya tidak cukup fit ketika saya pindah ke Liverpool,” kata Dundee pada 2018. “Itu adalah kesalahan pertama saya, saya harus mengejar sedikit. Ketika saya fit, saya cedera dan hanya itu.”
13. Joe Cole
Joe Cole tidak pernah pulih dari cedera serius yang dideritanya selama kejayaannya di Chelsea. Itu berpengaruh pada performanya di Liverpool.
Pada akhirnya pujian dari Steven Gerrard cuma jadi basa-basi yang tidak perlu. “Messi dapat melakukan beberapa hal luar biasa, tetapi apa pun yang dapat dia lakukan, Joe juga dapat melakukannya (jika tidak cedera)."
Setelah satu musim yang gagal, dia pergi dengan status pinjaman ke Lille. Cole dapat bercermin tentang mengapa dia gagal di Anfield.
“Saya hanya bisa bermain untuk tim yang saya sukai dan saya pikir itulah yang salah bagi saya di Liverpool,” ungkapnya.
“Saya memiliki tujuh tahun yang hebat di Chelsea, tetapi klub ingin pergi ke arah tertentu dan saya tidak terlibat. Jadi, saya punya dua pilihan nyata – Liverpool atau Spurs.”