Harus taat standar aturan yang dibuat..
Piala AFF 2020 yang sempat tertunda selama setahun karena pandemi Covid-19, mau tidak mau diselenggarakan dengan sejumlah regulasi yang ketat. 

Singapura yang bertindak sebagai tuan rumah pada edisi kali ini memang menerapkan standard prokes yang terintegrasikan dengan perangkat teknologi.

Dan dalam ajang dua tahunan paling bergengsi se Asia Tenggara kali ini menerapkan regulasi sistem bubble dimana penyelenggara menyediakan area khusus untuk para peserta yang terdiri dari atlet, pelatih, official, panitia, media yang telah terdaftar harus berada ditempat yang sama selama kompetisi berlangsung.

Dalam kaitannya dengan hal itu, media Vietnam, Bongda Plus, melaporkan bahwa tiga timnas, yakni Timor Leste, Myanmar, atau Filipina, kedapatan telah melanggar peraturan tersebut, dimana mereka keluyuran untuk mencari angin malam. 

Mungkin untuk sekedar pelepas penat, tapi bagaimanapun Singapura telah menyediakan segala fasilitas untuk membuat masing-masing negara peserta merasa nyaman.

Dan akibatnya  ketiga tim tersebut harus didenda hampir 700 juta Dong / Rp 436 juta dan memberi peringatan keras untuk tidak melanggar lagi.

Pemerintah Singapura sendiri menggunakan gelombang operator untuk mencari lokasi ponsel yang sudah berada di luar hotel yang dimiliki oleh pemain-pemain dari negara-negara yang melanggar aturan tersebut.

Adapun untuk timnas Indonesia, sejauh ini tidak ada pemberitaan miring. Itu artinya skuad Garuda tidak bandel alias melakukan hal yang melanggar aturan.

Selama gelaran Piala AFF 2020, para pemain memang tidak diperbolehkan berkeliaran di luar hotel,  tempat latihan, dan juga lapangan pertandingan.



Sebelumnya, Singapura juga melarang penggunaan kolam renang dan gym di dalam hotel, tetapi kemudian dibatalkan karena banyaknya keluhan dari banyak tim peserta.

Memang dalam aturan yang dibuat ada banyak sisi yang masih harus ditambal.