Ada gol spesial lainnya di Inggris.
Dunia sepakbola baru saja kehilangan seorang Sergio Aguero. Pemain asal Argentina itu memutuskan gantung sepatu di usianya yang masih sangat bisa untuk bermain di level tertinggi di klub top-top Eropa.

Pensiunnya Aguero di usia 33 bukan karena apa-apa, melainkan karena penyakit jantung yang dideritanya. Penyakit itu dinilai rawan untuk keberlangsungan karier dan hidupnya sendiri.

Keputusan itu dia buat dan timbang-timbang setelah hampir dua bulan dari penampilan terakhirnya untuk Barcelona, atau yang kelima untuk klub Catalunya. Karier sang striker tajam telah berakhir karena masalah jantung, yang dideritanya selama pertandingan melawan Alaves pada Oktober lalu.

Sepanjang bertahun-tahun kariernya, semua sepakat kalau kesuksesan utama Aguero adalah saat di Manchester City. Tetapi, sebelum itu, dia telah menunjukkan kualitasnya yang bagus saat masih di Atletico Madrid.

Dan, kalau boleh mundur sedikit lagi, Aguero sebelumnya adalah pemain muda potensial yang dikontrak dari klub Argentina, Independiente.

Dia melakukan debutnya untuk klub kota kelahirannya itu pada usia 15 tahun dan hanya dua tahun kemudian dia mencetak gol menakjubkan, sebuah gol yang layak untuk sekelas legenda Argentina.

Dalam momen itu, Aguero  melewati setengah dari tim Racing untuk membuat klubnya unggul 4-0. Sebuah gol yang sangat-sangat indah.

Berbicara pada konferensi pers untuk mengumumkan pengunduran dirinya, pemain berusia 33 tahun itu mengenang gol yang disebutnya sebagai yang terbesar dalam kariernya.

"Gol yang sangat bagus yang saya buat di Independiente. Momen yang sangat bagus dalam karier saya, melawan Racing," kata mantan striker Barcelona itu. 



"Saya tidak meremehkan Racing, tetapi saya berusia 17 tahun. Itu adalah gol pertama saya yang paling indah," kenangnya.

Mencetak gol itu sebagai seorang remaja, media dan pakar lantas cepat-cepat membandingkan penyerang itu dengan Diego Maradona yang hebat.

Gol Aguero itu juga mengingatkan pada jenis gol yang akan dicetak Lionel Messi, baik pada usia itu atau kapan pun selama kariernya, dengan duo itu tentu saja akan menjadi teman baik.

Mereka memenangkan Piala Dunia U-20 bersama-sama pada 2005 dan berbagi kesuksesan lebih lanjut di Olimpiade tiga tahun kemudian, memenangkan medali emas di Beijing.

Kurangnya keberhasilan dengan tim senior tim nasional menghantui mereka sepanjang karier, tetapi akhirnya musim panas lalu mereka memenangkan Copa America.

Meski golnya ke gawang Independiente mungkin yang terbaik, tidak diragukan lagi apa golnya yang paling terkenal, gol yang memenangkan gelar Liga Premier pertama Manchester City pada 2012.