Moh Salah, Moh Salah running down the wing
Mohamed Salah menyamai rekor gol atau assist Jamie Vardy dalam 15 pertandingan Liga Premier Inggris (EPL) berturut-turut saat mencetak gol ke jala Newcastle United yang dikawal Martin Dubravka, Jum’at dinihari.

Liverpool menemukan diri mereka setelah kebobolan lebih dulu lewat tendangan melengkung Jonjo Shelvey. Tetapi, The Reds segera samakan kedudukan ketika Diogo Jota mencetak gol dari bola rebound hasil sundulannya, sebelum Moh Salah manfaatkan bola muntah dari jarak dekat untuk mencatat keterlibatan gol dalam pertandingan EPL ke-15 berturut-turut.

Mantan pemain Chelsea itu kini telah mencetak gol dalam lima pertandingan kandang berturut-turut melawan Newcastle, skor 100 persen terbaiknya saat melawan satu tim di Anfield dalam kompetisi tersebut.

Dia juga memiliki 24 keterlibatan gol Liga Inggris musim ini (15 gol, dan 9 assist), dalam sejarah kompetisi hanya Alan Shearer pada 1994-95 yang mencatat angka lebih banyak sebelum Natal yakni (25) dengan rincian 16 gol, dan 9 assist.

Dengan gol yang dicetak Jota, Liverpool telah mencetak gol dalam 32 pertandingan secara bertutur-turut di semua kompetisi. Catatan ini memecahkan rekor klub yang bertahan selama 54 tahun. Di mana, Si Merah berhasil mencetak gol di 31 pertandingan pada 1957 dan 1958.

Salah masuk kedalam rekor milik striker Leicester City, Vardy setelah mencetak penalti dalam kemenangan 1-0 Liverpool atas Aston Villa asuhan Steven Gerrard pada 11 Desember.

Itu adalah tendangan penalti Liga Inggris ke-15 berturut-turut yang berhasil dikonversi menjadi gol oleh pemain Mesir itu. Menjadikan rekor terlama kedua dalam kompetisi setelah Matt Le Tissier (23 antara 1994 dan 2000).

Manajer Liverpool, Jurgen Klopp tentu mengharapkan Salah dapat mempertahankan performanya hingga akhir musim. Bersama Man City, mereka menjadi kandidat terkuat dalam perburuan gelar Liga Inggris.

Namun, harapan itu sepertinya tidak bertahan lama dan Klopp tidak bisa selalu mengandalkan Moh Salah. Sebab, pada Januari pemain berusia 29 tahun itu akan membela negaranya di Piala Afrika. Pelatih Jerman harus memutar otak untuk mengatasi situasi tersebut.