Alasan di balik sorakan terhadap Maradona dkk.
Meskipun telah meninggal dunia, kisah hidup dan jasa Diego Maradona bagi pesepakbolaan dunia, khususnya Argentina tidak bisa dilupakan. Maradona begitu dihormati dan dijadikan sebagai ikon sepakbola Argentina.
Maradona sangat mencintai Argentina, dan tidak ada yang bisa meragukan hal itu. Begitu juga sebaliknya, rakyat Argentina sangat mencintai sosok yang membawa La Albiceleste juara Piala Dunia 1986.
Pemain yang disebut-sebut sebagai pesepakbola terhebat sepanjang masa itu dijuluki 'El Pibe de Oro'. Selama kariernya, Maradona dengan penuh bangga mewakili tim nasional Argentina selama 17 tahun.
Maradona tidak pernah ragu untuk menunjukkan loyalitasnya di panggung internasional bersama Argentina. Untuk melihat seberapa cinta Maradona dengan negaranya, mari kita ingat kembali satu insiden di Piala Dunia 1990 di Italia.
Setelah membawa Argentina menjuarai Piala Dunia 1986, yang juga dikenal dengan momen gol 'Tangan Tuhan' saat melawan Inggris, Maradona dan Argentina berusaha mempertahankan gelar mereka di Italia empat tahun kemudian.
Saat itu, Maradona mendekati akhir dari tujuh tahun kariernya di Napoli. Dengan pengalaman bermain di Serie A, wajar mengharapkan jika Maradona dan rekan-rekannya dihormati dan mendapat sambutan hangat dari penonton tuan rumah.
Namun, Argentina mendapat sambutan dingin dalam pertandingan pembukaan mereka melawan Kamerun, di mana para suporter Italia yang hadir dalam laga itu malah memilih untuk mendukung tim asal Afrika.
Dalam laga itu, Argentina kalah 1-0. Tetapi, mereka tetap maju ke babak sistem gugur kompetisi hingga bertemu tuan rumah Italia di semifinal.
Pertandingan di Naples berakhir 1-1 meski Argentina akhirnya menang 4-3 melalui adu penalty. Maradona termasuk pemain La Albiceleste yang mencetak tendangan penalti di Stadio San Paolo.
Argentina maju ke laga penentuan menghadapi Jerman Barat di Roma dan dapat dimengerti mengapa Argentina menerima sambutan yang tidak bersahabat dari suporter tuan rumah.
Dalam rekaman yang muncul kembali di Twitter, Maradona terlihat marah setelah lagu kebangsaan Argentina dicemooh.
Kamera mulai menyorot para pemain Argentina, beberapa di antaranya terdiam oleh keganasan penonton.
Fokus kamera kemudian berfokus pada kapten Argentina, Maradona, yang jelas marah karena kurangnya rasa hormat.
Dia tampaknya mengucapkan frasa Spanyol 'Hijo de puta' sebanyak dua kali, yang secara kasar diterjemahkan menjadi 'Anak h***m'.
Maradona tak bahagia menjalani laga itu, apalagi setelah Jerman Barat memenangkan final 1-0 berkat penalti dari Andreas Brehme.
Maradona kemudian mewakili Argentina di Piala Dunia 1994 sebelum akhirnya pensiun dari sepakbola internasional dengan rekor 34 gol dalam 91 pertandingan.
Maradona sangat mencintai Argentina, dan tidak ada yang bisa meragukan hal itu. Begitu juga sebaliknya, rakyat Argentina sangat mencintai sosok yang membawa La Albiceleste juara Piala Dunia 1986.
BACA ANALISIS LAINNYA
Kocak! Gara-gara Ejek Spurs Out dari Ajang Eropa, Domino’s Pizza Diboikot
Kocak! Gara-gara Ejek Spurs Out dari Ajang Eropa, Domino’s Pizza Diboikot
Namun, Argentina mendapat sambutan dingin dalam pertandingan pembukaan mereka melawan Kamerun, di mana para suporter Italia yang hadir dalam laga itu malah memilih untuk mendukung tim asal Afrika.
BACA ANALISIS LAINNYA
Alasan Gavi Bermain dengan Tali Sepatu Tak Terikat Akhirnya Terungkap
Alasan Gavi Bermain dengan Tali Sepatu Tak Terikat Akhirnya Terungkap
Pertandingan di Naples berakhir 1-1 meski Argentina akhirnya menang 4-3 melalui adu penalty. Maradona termasuk pemain La Albiceleste yang mencetak tendangan penalti di Stadio San Paolo.
Dalam rekaman yang muncul kembali di Twitter, Maradona terlihat marah setelah lagu kebangsaan Argentina dicemooh.
Fokus kamera kemudian berfokus pada kapten Argentina, Maradona, yang jelas marah karena kurangnya rasa hormat.
Dia tampaknya mengucapkan frasa Spanyol 'Hijo de puta' sebanyak dua kali, yang secara kasar diterjemahkan menjadi 'Anak h***m'.
Maradona tak bahagia menjalani laga itu, apalagi setelah Jerman Barat memenangkan final 1-0 berkat penalti dari Andreas Brehme.
Maradona kemudian mewakili Argentina di Piala Dunia 1994 sebelum akhirnya pensiun dari sepakbola internasional dengan rekor 34 gol dalam 91 pertandingan.