Evaluasi laga pertama telah membuat Shin Tae-yong memiliki rencana khusus untuk mereka.
Indonesia akan bertindak sebagai tuan rumah pada pertandingan ini. Tapi, berhubung aturan gol tandang tidak berlaku, skor imbang 1-1 di pertandingan Rabu (22/12/2021 tidak akan banyak berpengaruh.
Analisis 4 Pemain Indonesia yang Bisa Jadi Pembeda saat Lawan Singapura
1. Ikhsan Fandi
Di usia yang baru 22 tahun, Ikhsan memiliki pengalaman yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Mulai belajar sepakbola di Singapore National Football Academy, Ikhsan dan kakaknya, Irfan, sempat berkelana ke berbagai tim junior di sejumlah negara. Sebut saja Hercules Alicante di Spanyol dan AC Barnechea serta Universidad Catolica di Chile.
Satu gol yang dihasilkan Ikhsan ke jala Nadeo Argawinata pada pertandingan pertama benar-benar membuat Tae-yong terkesan. Untuk itu, di laga kedua, pelatih asal Korea Selatan tersebut sudah memiliki rencana khusus untuk mematikan Ikhsan.
Sempat Viral, Ribut-ribut Persikabo dengan Alex Dos Santos Berujung Damai
2. Song Ui-young
Song Ui-young adalah pemain naturalisasi Singapura asal Korea Selatan. Dia bermain sebagai gelandang untuk klub Liga Premier Singapura, Lion City Sailors. Awalnya, dia adalah penyerang sebelum beralih menjadi gelandang. Dan, sebagai sesama orang Koream Tae-yong benar-benar terkesan dengan mobilitas dan semangat juang Ui-young.
Ui-yong awalnya ditempatkan sebagai gelandang bertahan oleh mantan pelatih kepala Home United, Lee Lim-saeng. Kemudian, beralih dalam peran yang lebih ofensif di bawah Aidil Sharin Sahak. Dia bermain di berbagai posisi sebagai box-to-box, gelandang serang, winger, hingga second striker.
3. Safuwan Baharudin
Muhammad Safuwan bin Baharudin saat ini bermain untuk Selangor di Liga Super Malaysia. Usianya sudah 30 tahun dan sangat berpengalaman mengawal barisan belakang Singapura. Dia sudah memiliki 102 caps sejak menjalani debut senior pada 17 Januari 2010 saat melawan Thailand.
Saat pertandingan pertama, Rabu (22/12/2021), Safuwan sempat dikecoh Witan Sulaiman. Tapi, setelah itu, dia bermain sangat disiplin untuk mematikan pergerakan penyerang tengah Indonesia. Akibatnya, Dedik Setiawan harus digantikan Ezra Walian. Begitu pula Walian yang digantikan Hanis Saghara saat baru merumput beberapa menit di babak kedua.
Another clip of Ikhsan Fandi with his free kick, blocked by the keeper and shot from Safuwan Baharudin ?? pic.twitter.com/amadRcjkkP
— Rian® (@mdxmirixn) November 22, 2018
4. Irfan Fandi
Karier junior Irfan sama persis dengana adiknya, Ikhsan. Begitu pula di level senior. Bedanya, Ikhsan memilih bermain di Eropa. Sedangkan Irfan lebih banyak bermain di Asia Tenggara.
Mewarisi nomor punggung ayahnya, Fandi Ahmad, yaitu 17, Tae-yong menyebur Irfan sebagai pemain yang paling bersemangat dan pantang menyerah menghadapi Indonesia. Meski kecolongan dengan gol Witan di babak pertama, secara umum Irfan benar-benar menampilkan permainan yang tangguh di lini belakang.
Posturnya yang 188 cm membuat Irfan sangat tangguh saat terjadi skenario sepak pojok ke gawang The Lions. Dalam beberapa kesempatan, dia terlihat menjadi pemain yang menempel Elkan Baggott yang mencoba mengulang gol tendangan sudut seperti saat melawan Malaysia.
According to @straits_times, Jeonbuk Hyundai Motors have made an approach to sign BG Pathum United defender Irfan Fandi (24).
— Asian Football (@AsianFootballs) December 17, 2021
The potential obstacle now is that BGPU chairman Kawin Bhirombhakdi stated that “no less than 30 million baht (S$1.23 million)” of the transfer fee. pic.twitter.com/svpuJJULxB