Memulai dari SSB Terang Bangsa, direkrut PSIS, membela timnas, dan bercita-cita main di Eropa.
Selain Nadeo Argawinata, Asnawi Mangkualam Bahar, dan Egy Maulana Vikri, penampilan Pratama Arhan saat melawan Singapura layak mendapatkan acungan dua jempol. Bebatnya, bek kiri PSIS Semarang itu lahir dari seorang ibu pekerja keras bernama Surati.
Pada pertandingan semifinal kedua itu, Arhan nyaris menjadi pahlawan sekaligus kambing hitam. Dia menjadi orang yang menyamakan skor Indonesia. Tapi, beberapa menit kemudian dia dituduh wasit melakukan pelanggaran terhadap pemain Singapura. Beruntung, Nadeo sukses menepis tendangan Faris Ramli.
Menariknya, untuk menjadi pemain nasional Indonesia yang berjuang di Piala AFF 2020, Arhan butuh perjalanan yang sangat panjang sejak junior di kampung halamannya, Blora, hingga sekarang menjadi pilar lini belakang PSIS.
Seperti ditulis dalam akun Instagram pribadi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Arhan lahir dan besar di lingkungan keluarga sederhana di Blora. Ibundanya, Surati, adalah petani dan berjualan sayur demi menyokong cita-cita Arhan menjadi pesepakbola yang merumput di Eropa.
Dalam tulisannya, Ganjar juga menyebutkan bahwa Surati harus berhutang untuk membelikan sepatu Arhan, membiayai latihan di SSB Terang Bangsa, dan mengikuti turnamen untuk mengasah kemampuan Arhan. Hingga akhirnya Arhan masuk PSIS dan dipanggil timnas.
"Pratama Arhan, Cah Mblora yang golnya berperan penting dalam lolosnya timnas Indonesia ke semifinal dan final Piala AFF 2021. Jateng bangga padamu Han," tulis Ganjar di @ganjar_pranowo.
Saat pertandingan melawan Singapura, ibu dan ayah Arhan nonton bareng Bupati Blora di Pendopo Kabupaten. Dalam video yang viral di media sosial, tampak suasana haru menyelimuti Surati saat Arhan mencetak gol penyama kedudukan.
Tak lupa, Surati menyampaikan pesan kepada anaknya untuk tetap semangat dan terus berjuang menggapai cita-citanya yang ingin menjadi pemain sepakbola profesional yang berkecimpung di level internasional.
"Untuk Pratama Arhan, jangan cepat puas dulu ya nak. Kejar cita-citamu untuk jadi pemain Eropa. Jangan lelah, Ibu selalu berdoa untuk Arhan. Banggakan orang tua, banggakan Indonesia dan banggakan semuanya," kata Surati, dilansir bloranews.com.
Surati juga mengaku selalu mengharapkan anaknya menang. "Saya senang, bangga, sedih juga. Tidak tahu ini mas, campur aduk perasaan saya. Doa Ibu untuk kemenangan anak-anak. Semoga Arhan diberi kesehatan, sampai nanti final. Jangan lelah dan jangan puas dulu," tambah Surati.
Pada pertandingan semifinal kedua itu, Arhan nyaris menjadi pahlawan sekaligus kambing hitam. Dia menjadi orang yang menyamakan skor Indonesia. Tapi, beberapa menit kemudian dia dituduh wasit melakukan pelanggaran terhadap pemain Singapura. Beruntung, Nadeo sukses menepis tendangan Faris Ramli.
BACA ANALISIS LAINNYA
Di Mana Sekarang? Pemain Newcastle yang Puncaki Klasemen Saat Natal 2001
Di Mana Sekarang? Pemain Newcastle yang Puncaki Klasemen Saat Natal 2001
BACA FEATURE LAINNYA
Perkuat Kedalaman Tim, Liverpool Incar 4 Pemain Baru
Perkuat Kedalaman Tim, Liverpool Incar 4 Pemain Baru
Tak lupa, Surati menyampaikan pesan kepada anaknya untuk tetap semangat dan terus berjuang menggapai cita-citanya yang ingin menjadi pemain sepakbola profesional yang berkecimpung di level internasional.
Surati juga mengaku selalu mengharapkan anaknya menang. "Saya senang, bangga, sedih juga. Tidak tahu ini mas, campur aduk perasaan saya. Doa Ibu untuk kemenangan anak-anak. Semoga Arhan diberi kesehatan, sampai nanti final. Jangan lelah dan jangan puas dulu," tambah Surati.