Ayo Garuda pasti bisa!
Beberapa fakta menarik mengiringi gelaran Piala AFF 2020, turnamen dua tahunan paling bergengsi se-Asia Tenggara ini memang sempat ditunda karena persoalan Covid-19, dan dengan segala lebih dan kurangnya, kini Piala AFF sudah mencapai babak final.

Kedua kesebelasan yang akan bertemu tak lain merupakan kesebelasan yang paling sedikit kebobolan dan kesebelasan yang paling produktif. Yang satu susah dijebol yang satunya lagi gampang menjebloskan bola ke gawang lawan: Thailand vs Indonesia.

Pertemuan kedua negara di partai final Piala AFF bukan untuk kali pertama, sebelumnya di tiga edisi yang lalu Thailand dan Indonesia berhadap-hadapan untuk memperebutkan juara, dan hasilnya Thailand selalu lebih beruntung.

Dan inlah saatnya untuk skuad Garuda memutus rantai kekalahan di final itu, lebih jauh mengakhiri puasa gelar dimana dalam lima final Indonesia selalu gagal mendapat gelar juara.

Balik lagi soal fakta diatas. Pelatih timnas Thailand, Mano Polking, dengan nada yang terkesan sombong memuji lini belakang tim besutannya dengan kata "masterclass", lini belakang yang sulit untuk ditaklukkan untuk tim manapun.

Bahkan ketika menghadapi tim sekelas juara bertahan Vietnam, penampilan defensif yang mengesankan membuat Thailand membatasi Vietnam hanya dengan empat tembakan tepat sasaran.

Tetapi Thailand kehilangan kiper utama Chatchai Budprom karena cedera. Juga
bek kiri Theerathon Bunmathan akan melewatkan leg pertama final setelah mendapat akumulasi kartu kuning.



Hal tersebut menurut Polking adalah satu-satunya cacat pada kinerja yang digambarkan Polking sebagai salah satu yang membuatnya bangga luar biasa.

"Saya sangat bangga dengan upaya yang dilakukan para pemain bertahan, terutama di babak kedua. Itu adalah penampilan yang luar biasa," kata pelatih Jerman-Brasil yang dikenal dengan pola pikir menyerangnya.

"Itu menunjukkan semangat tim yang luar biasa dengan cara para pemain berjuang satu sama lain, berdiri bersama dan menangani tekanan bola panjang dari Vietnam.

"Saya tidak pernah berpikir saya akan mengatakan bahwa saya sangat bangga dengan upaya defensif dan tentu saja kami harus lebih baik dengan bola, tetapi itu adalah masterclass dalam bertahan." ungkapnya.

"Itu adalah salah satu pertandingan terberat karena kami tahu betul bahwa kami akan menghadapi tekanan dan permainan menyerang sejak awal pertandingan," tambah Polking.


Berangkat dari pernyataan Polking yang terakhir, agaknya ia keliru kalau menganggap Vietnam sebagai lawan terberat. Sebab lawan Thailand yang sesungguhnya adalah timnas Indonesia. 

Dan dalam partai final dua leg, yang akan dihelat pada Rabu 29 Desember 2021 dan 1 Januari 2022 di National Stadium Singapura, The Wars Elephants akan merasakan betapa pemain-pemain Indonesia lebih dari mampu untuk memporak-porandakan dan menjebol gawang juara Piala AFF 5 kali itu.



Ayo Garuda buktikan dengan penampilan yang agresif kalau perkataan Mano Polking salah besar. Ayo lanjutkan tradisi mencetak banyak gol ke gawang lawan.