Mimpinya main di Man United. Tapi, terdampar ke Australia. Itu juga hanya seumur jagung.
Pensiun sebagai pelari pada usia 30 tahun ternyata tidak membuat Bolt menjauh dari olahraga. Dia justru memutuskan untuk mengejar mimpinya yang lain menjadi pesepakbola profesional. Saat itu, dia cukup yakin dengan kemampuannya sendiri untuk bermain di liga papan atas dunia.
Doa Ibu Nadeo Argawinata untuk Kesuksesan Anaknya di Final Piala AFF 2020
Sayang, seperti yang sudah diprediksi, sepakbola profesional bukan hanya lari cepat dan menendang dengan benar. Sepakbola leval atas sangat kompleks sehingga Dortmund memutuskan tidak menawari Bolt kontrak.
Bagaimana Peluangnya? 5 Calon Juara Piala Afrika 2021
Di "Down Under", Bolt tampil dalam pertandingan persahabatan pramusim melawan Macarthur South West United dan mencetak dua gol. Mengenakan jersey No.95, Bolt bermain di depan dan menyebabkan pertahanan lawan mengalami banyak masalah ketika diberi ruang untuk merenggangkan kakinya yang panjang.
Berkat penampilan di uji coba, rumor bermunculan. Agen Bolt, Ricky Simms, mengatalan Mariners menawari kontrak kerja. "Menanggapi berita media, ya, Usain telah ditawari kontrak. Saya tidak ingin membuat komentar lebih lanjut pada tahap ini," lata Simms saat itu seperti dikutip The Mirror pada Oktober 2018.
Keogh menyebut Bolt memiliki sentuhan seperti trampolin. "Dia tidak bisa melakukannya (bermain sepakbola). Menyenangkan mendapat perhatian di A-League karena Bolt. Tapi, dia tidak bisa bermain di sini. Ini (sepakbola) bukan untuk dia," kata pemain yang saat itu membela Perth Glory.
Keogh menambahkan bahwa kontrak profesional sangat potensial untuk Bolt. Itu akan tampak baik dari sudut pandang pemasaran dan bisnis. Tapi, akan terlihat lucu dari perspektif sepakbola.
Kritikan Keogh ternyata didengar A-League. Satu bulan kemudian, Bolt akhirnya meninggalkan klub Australia itu. Tapi, agar alasannya terlihat keren, Bolt menyebut Mariners tidak sanggup membayar gajinya USD3 juta (Rp42 miliar). Dia juga menyatakan pihak sponsor, yang awalnya akan membiayai kesepakatan itu, gagal dalam negosiasi.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pemilik Central Coast Mariners, manajemen, staf, pemain, dan para penggemar karena membuat saya merasa sangat disambut selama saya di Australia," kata Bolt setelah kepergiannya.
How did Usain Bolt do at Dortmund training?
— FOX Soccer (@FOXSoccer) March 25, 2018
Not bad, not bad at all. ⚡️⚽️ pic.twitter.com/zicj684eAb
Dua bulan kemudian, pada Januari 2019, Bolt mengumumkan kepada dunia bahwa dirinya tidak lagi mengejar mimpi menjadi pesepakbola. "Itu menyenangkan saat berlangsung. Saya tidak ingin mengatakan itu tidak ditangani dengan benar. Tapi, saya pikir kami melakukannya tidak seperti yang seharusnya," ungkap Bolt.
"Kamu hidup dan kamu belajar. Itu adalah pengalaman yang bagus. Saya benar-benar menikmati berada di sebuah tim. Saya sekarang pindah ke bisnis yang berbeda. Saya memiliki banyak hal di dalam mimpi saya. Jadi, seperti yang saya katakan, saya hanya mencoba-coba segala hal. Sekarang, saya mencoba menjadi pengusaha," tambah Bolt.
Meski impian menjadi pemain profesional dibiarkan compang-camping, kecintaan Bolt pada sepakbola tetap utuh. Dia muncul dalam sebuah laga ekshebisi bertajuk Soccer Aid pada 2019 dan 2021. Dia memanfaatkan kesalahan legenda Liverpool, Jamie Carragher, untuk mencetak gol.
Andy Keogh is not impressed with Bolt's venture into professional football... ⚽
— ITV Football (@itvfootball) October 26, 2018
He also went on to say @usainbolt has a "touch like a trampoline" pic.twitter.com/nedo3nWtx8