Semuanya ada di Eropa. Tapi, bukan berarti tidak mungkin terjadi di Asia Tenggara.
Sesuai jadwal, Indonesia akan menjadi tamu pada pertemuan kedua, Sabtu (1/1/2022) malam, di National Stadium Singapore. Ini bukan pekerjaan mudah karena hasil laga pertama menunjukkan penampilan tim Merah-Putih sangat mengecewakan.
Peringkat Transfer Termahal di Musim Dingin
10. Manchester United vs Bayern Muenchen (Liga Champions 1998/1999)
Pulih dari ketertinggalan satu gol adalah hal biasa dalam sepakbola. Tapi, cara kebangkitan MU di final Liga Champions 1998/1999 luar biasa. Mereka mencetak gol kemenangan di injury time. Hingga detik ini, laga tersebut masih terus dikenang oleh para penggemar MU di seluruh dunia.
9. Juventus vs Manchester United (Liga Champions 1998/1999)
Kemenangan MU melawan Bayern di final didahului oleh comeback luar biasa melawan Juventus di semifinal. Setan Merah berada di ujung tanduk ketika klub Serie A itu membuka agregat 3-1. Tapi, Roy Keane membalas. Golnya membawa MU kembali ke trek sebelum upaya lebih lanjut oleh Dwight Yorke dan Andy Cole untuk membuat MU balik memimpin.
Tidak Cocok dengan Gaya Tuchel, Romelu Lukaku: Saya Ingin Balik ke Inter Milan
8. Liverpool vs AC Milan (Liga Champions 2004/2005)
Penggemar Liverpool melakukan perjalanan ke Istanbul untuk final Liga Champions 2004/2005 melawan AC Milan dengan harapan besar. Di babak pertama, The Reds tertinggal 0-3. Tapi, di babak kedua, keajaiban terjadi. Gol Steven Gerrard, Vladimir Smicer, dan Xabi Alonso membawa pertandingan ke perpanjangan waktu. Dan, Liverpool akhirnya mengklaim kemenangan lewat adu penalti.
7. Blackpool vs Bolton Wanderers (Piala FA 1952/1953)
Bagi orang-orang yang mencatat sejarah sepakbola, kemenangan Blackpool atas Bolton tidak diragukan lagi salah satu comeback terbesar sepanjang masa. Bolton memimpin 3-1 dengan 25 menit tersisa.
Tapi, dua gol Stan Mortensen untuk melengkapi hattrick membawa Blackpool menyamakan kedudukan. Stanley Matthews kemudian menenun sihirnya di menit akhir, memberikan umpan silang yang luar biasa dari sayap kanan yang ditepis Bill Perry dan membuat skor 4-3.
6. Gillingham vs Manchester City (Divisi II 1998/1999)
Manchester City mungkin tidak berada di tempat mereka sekarang jika gagal mengatasi Gillingham di Wembley pada akhir musim 1998/1999. Man City tertinggal 0-2 jelang bubaran. Tapi, gol Kevin Horlock dan Paul Dickov membawa mereka kembali ke jalur.
Dan, setelah babak perpanjangan waktu tanpa gol, pertandingan dilanjutkan ke adu penalti. Hasilnya, dimenangkan Man City untuk mengamankan promosi kembali ke Divisi I (Liga Premier).
? | #OnThisDay in 1999:
— Man City Delhi Supporters Club (@ManCityDelhi) May 30, 2019
Manchester City vs Gillingham
Second Division play-off Final
89' City 0-2 Gillingham
90' City 1-2 Gillingham
90+5' City 2-2 Gillingham
Heroics from Nicky Weaves in the shootout then secured promotion to first division for City!pic.twitter.com/5eKiIsEDV8
5. Barcelona vs FC Metz (Piala Winners 1984/1985)
Barcelona tampak berada di jalur yang tepat untuk mengalahkan Metz saat memimpin 4-2 di leg pertama. Kemudian, agregat 5-2 kembali tercipta di pertandingan kedua dengan 57 menit tersisa. Tapi, tiba-tiba Metz bangkit untuk memenangkan leg kedua di Camp Nou 4-1 dan menciptakan keunggulan agregat 6-5.
4. Barcelona vs Paris Saint-Germain (Liga Champions 2016/2017)
Ini dikenal sebagai La Remontada. Dan, ini menjadi malam yang tak terlupakan selama bertahun-tahun setelahnya. Bayangkan, Barcelona menatap leg kedua dengan defisit 0-4. Bahkan, di leg kedua, mereka hanya unggul 3-1 sampai tiga menit sebelum waktu normal berakhir. Hebatnya, Barcelona unggul 6-1 dan membuat agregat 6-5.
3. Real Madrid vs Borussia Moenchengladbach (Piala UEFA 1985/1986)
Gladbach menghancurkan Madrid 5-1 pada leg pertama putaran ketiga Piala UEFA 1985/1986. Tapi, Los Blancos bangkit di Estadio Santiago Bernabeu dengan balik unggul 4-0. Dengan agregat 5-5, Madrid lolos ke babak berikutnya dengan keunggulan gol tandang.
1985-1986 UEFA Cup...
— HALA MADRID (@RMadridCastilla) April 25, 2013
1st leg
Borussia Moenchengladbach 5 - Real Madrid 1
2nd leg
Real Madrid 4 - Borussia Moenchengladbach 0
2. AS Roma vs Barcelona (Liga Champions 2017/2018)
Barcelona telah melakukan La Remontada kepada lawan-lawan di berbagai kompetisi selama bertahun-tahun. Tapi, di musim ini, mereka yang harus merasakan menderita comeback menyakitkan. Klub La Liga itu menang 4-1 di leg pertama sebelum menyerah 0-3 pada pertandingan kedua melawan AS Roma.
1. Liverpool vs Barcelona (Liga Champions 2018/2019)
"Tendangan sudut yang diambil dengan cepat" terus menghantui Barcelona hingga hari ini. Penyebabnya dimulai pada pertandingan bersejarah melawan Liverpool di Anfield. Mereka unggul 3-0 di Camp Nou. Tapi, berbalik kalah 0-4 di pertandingan kedua.
? A stunning second-leg fightback at Anfield, #OTD in 2019...
— UEFA Champions League (@ChampionsLeague) May 7, 2021
⏰0⃣7⃣ Origi
⏰5⃣4⃣ Wijnaldum
⏰5⃣6⃣ Wijnaldum
⏰7⃣9⃣ Origi
? Barcelona 3-0 Liverpool (agg: 3-0)
? Liverpool 4-0 Barcelona (agg: 4-3)#FlashbackFriday | @LFC | #UCL pic.twitter.com/FB6yvHNK1W