Sangat realistis. Semoga bisa jadi bahan evaluasi..
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, sangat berharap akan ada banyak lagi para pemain Indonesia yang bisa bermain dan berani untuk berkiprah di liga luar negeri. 

Sejauh ini, hanya ada segelintir nama di Indonesia khususnya di skuad Garuda Piala AFF 2020 yang menjejakkan kariernya di luar negeri.

Tiga yang paling bisa kita sebut dan banggakan: Asnawi Mangkualam di Liga Korea Selatan bersama Ansan Greeners, Egy Maulana Vikri yang merumput di Liga Slowakia bersama FK Senica, dan Witan Sulaeman yang membela klub Polandia, Lechia Gdansk dan Elkan Bagoott di League One Inggris bersama Ipswich Town.



Shin Tae-yong menilai dengan banyaknya diaspora pemain maka secara logis bisa juga membawa kemajuan bagi persepakbolaan di tanah air.

“Hal ini sangat positif bagi Indonesia, semoga ini bisa jadi langkah yang baik, saya berharap pemain Indonesia bisa main di luar, seperti Liga Jepang, Korea, atau Eropa,” ucap Shin dalam konferensi pers virtual jelang leg kedua final Piala AFF 2020, Jumat (31/12).

Dan dengan terus terang, Shin Tae-yong secara santai mengatakan kalau Indonesia perlu banyak belajar dari negara-negara yang kultur dan sistem sepakbolanya telah teruji.

“Jadi, harus bisa belajar budaya sepak bola negara maju, kalau begitu pasti akan ada perkembangan bagi sepak bola Indonesia,” 

Pelatih berusia 51 tahun itu sendiri sukses membawa Indonesia melaju ke partai final Piala AFF 2020, meski pada mulanya
skuad Garuda dipandang sebelah mata dalam gelaran paling bergengsi se-Asia Tenggara itu.

Walaupun pada leg pertama kontra Thailand, Asnawi Mangkualam dan rekan-rekan keok dengan skor telak 0-4, Indonesia masih punya asa. Apapun bisa terjadi di leg kedua final yang akan berlangsung pada Sabtu (1/1/2022) mendatang.

Tentu, hal ini akan menjadi laga berat bagi Indonesia. Pasalnya, mereka butuh kemenangan setidak-tidaknya 5 gol tanpa balas jika ingin merengkuh gelar juara untuk kali pertama.



Tapi, kita pasti sepakat, dibawah era kepelatihan Shin Tae-yong, gelar juara hanya soal waktu. Dan bisakah kita menunggu dengan sabar?