Boleh setuju, boleh tidak, inilah para pemain terbaik di Piala AFF 2020. Anda bisa punya versi sendiri.
Tapi, selain hasil yang didapatkan timnas, beberapa pemain juga menampilkan permainan yang bagus. Mereka adalah nama-nama yang sangat konsisten dan membantu tim negaranya mencapai hasil yang pantas dibanggakan. Sepanjang turnamen, ini adalah pemain-pemain yang banyak dibicarakan orang.
Bagaimana Wajah Timnas Indonesia U-23 di Piala AFF U-23 2022? Ini Analisisnya
GK: Hassan Sunny (Singapura)
Kehadiran Hassan Sunny di bawah mistar gawang adalah faktor besar dibalik langkah Singapura ke semifinal. Pemain veteran itu membuat 20 penyelamatan. Itu jumlah tertinggi di turnamen kali ini.
RB: Narubadin Weerawatnodom (Thailand)
Narubadin Weerawatnodom telah mengatasi serangkaian cedera mengerikan untuk memenangkan Piala AFF bersama Thailand, tujuh tahun setelah kemenangan sebelumnya. Narubadin memberikan keseimbangan dalam permainan Thailand di sektor kanan belakang.
Pemain Buriram itu sebenarnya mendapatkan saingan ketat dari Asnawi Mangkualam. Tapi, karena Asnawi tidak mampu membawa Indonesia menjuarai Piala AFF, maka Narubadin layak berada di sektor ini.
CB: Alfeandra Dewangga (Indonesia)
Alfeandra Dewangga membuat intersep terbanyak di Piala AFF 2020 dan juga berhasil menunjukkan keserbagunaannya saat diturunkan di lini tengah maupun belakang oleh Shin Tae-yong.
Relatif belum pernah terdengar di luar Indonesia sebelum turnamen, Dewangga adalah salah satu alasan mengapa masa depan sepakbola Indonesia terlihat cerah, meski sekali lagi gagal dalam upaya mengakhiri penantian 25 tahun untuk memenangkan Piala AFF.
CB: Kritsada Kaman (Thailand)
Kritsada Kaman membentuk kemitraan pertahanan tengah yang nyaris tidak dapat dilewati dengan Manuel Bihr. Dia membuat pertahanan Thailand sangat kokoh sehingga hanya kebobolan satu kali oleh Filipina di fase grup dan dua kali oleh Indonesia di leg kedua final.
Bihr sebenarnya juga layak di posisi ini karena tampil impresif dalam kemampuannya sendiri. Tapi, Kritsada yang berusia 22 tahun layak mendapat pujian ekstra mengingat dia biasanya bermain di lini tengah untuk klubnya, Chonburi. Ini bisa terlihat dari caranya membantu Thailand membangun dari belakang dengan 374 operan masuk.
LB: Pratama Arhan (Indonesia)
Pratama Arhan adalah salah satu anak muda yang tampil luar biasa di Piala AFF 2020. Dia menunjukkan penampilan memukau dari bek kiri. Dia menyerang ke depan dengan efek yang baik bagi Indonesia dan berhasil mencetak beberapa gol penting.
Meski di posisi ini ada Theerathon Bunmathan yang lebih berpengalaman, Arhan adalah bintang sesungguhnya. Itu karena dia baru berusia 20 tahun dan absennya dia di leg pertama semifinal telah membuat sektor kiri Indonesia musah ditembus bola-bola Thailand.
Dan, di akhir turnamen, Arhan mendapatkan kehormatan untuk menjadi Pemain Muda Terbaik Piala AFF 2020.
? See how Pratama Arhan earned the GOAL #NXGN Award!
— AFF Suzuki Cup (@affsuzukicup) January 2, 2022
⏪ Re-live his standout performances from #AFFSuzukiCup2020 ?#AFFSuzukiCup | #RivalriesNeverDie | @Goal_Asia_ pic.twitter.com/anjFe1geFZ
CM: Phitiwat Sukjitthammakul (Thailand)
Phitiwat Sukjitthammakul tidak hanya menawarkan perisai di depan pertahanan Thailand, melainkan juga terus berusaha untuk membuat keunggulan dengan distribusinya yang rapi di lini tengah.
Digambarkan sebagai "pejuang" oleh Pelatih Thailand, Alexandre Polking, pengalaman Phitiwat bermain di Liga Champions Asia bersama Chiangrai United ditunjukkan dalam penampilannya yang tenang dan meyakinkan. Sebagai dasar dari berlian lini tengah dia membuat Gajah Perang stabil mengadopsi formasi 4-1-2-1-2 pada tahap awal turnamen.
CM: Nguyen Hoang Duc (Vietnam)
Nguyen Hoang Duc adalah cahaya terang bagi Vietnam dalam kampanye Piala AFF 2020 yang sangat mengecewakan. Vietnam mungkin gagal dalam upaya mempertahankan gelar yang dimenangkan pada 2018. Tapi, jika bukan karena Nguyen Hoang Duc, mereka akan jauh menderita, khususnya saat melawan Thailand di semifinal atau ketika imbang dengan Indonesia.
Dengan semua mata tertuju pada sang playmaker maskot, Nguyen Quang Hai, Hoang Duc justru melakukan distribusi bola yang rapi untuk rekan-rekannya. Dia berlari tanpa henti. Jadi, sangat pantas jika Hoang Duc mengalahka Ricky Kambuaya untuk berada di posisi ini.
#Transfers | ?? BG Pathum United has proposed a loan contract for Nguyen Hoang Duc to Viettel FC ??.
— ASEAN FOOTBALL (@theaseanball) December 30, 2021
This offer also included swapping Sarach Yooyen to Viettel FC in exchange for Hoang Duc.
? Would it be a good swap deal? #Vleague #ThaiLeague #ViettelFC #BGPathumUnited #AFF pic.twitter.com/KXoahA9Voe
RW: Witan Sulaeman (Indonesia)
Dengan tiga gol di Piala AFF , Witan Sulaeman menunjukkan mengapa dirinya dianggap sebagai salah satu prospek paling cemerlang di sepakbola Indonesia. Kegembiraan dihasilkan Witan setiap kali menguasai bola. Itu menunjukkan mengapa dia sudah bermain di Eropa bersama tim Polandia, Lechia Gdansk.
Perpaduan kecepatan dan keterampilan Witan membuatnya menjadi mimpi buruk para bek. Dia bisa dengan mudah melanjutkan untuk membentuk aksi ganda yang menghancurkan dengan sesama bintang muda, Egy Maulana Vikri, di depan atau berkolaborasi dengan full back, Asnawi.
AM: Chanathip Songkrasin (Thailand)
Chanathip Songkrasin menegaskan kembali statusnya sebagai pesepakbola terbaik di Asia Tenggara dengan meraih penghargaan Most Valuable Player ketiga dalam empat edisi Piala AFF. "Messi dari Thailand" juga menjadi pemain yang mengubur mimpi Indonesia pada semifinal final pertama lewat dua gol cepat.
Sayangnya, Egy terlambat bergabung dengan Indonesia sehingga terlambat panas. Jika dia datang bersamaan dengan Chanathip di fase grup, tentu saja akan menarik melihat "Messi dari Thailand" vs "Messi dari Indonesia" di partai puncak.
? Check out Chanathip's highlight reel that saw him claim a record third MVP title!#AFFSuzukiCup2020 | #RivalriesNeverDie pic.twitter.com/u6SD6hUVnQ
— AFF Suzuki Cup (@affsuzukicup) January 2, 2022
LW: Supachok Sarachat (Thailand)
Pengaruh Supachok Sarachat untuk Thailand tumbuh saat Piala AFF 2020 memasuki fase-fase krusial. Di atas kertas, Supachok bermain di sayap kanan atau di depan dalam skema serangan dua striker. Tapi, pergerakan dan keserbagunaannya membuatnya sering membuat kekacauan di seluruh lapangan.
Selain itu, penampilannya yang tak tertahankan membuat Supachok mustahil untuk diabaikan. Itulah sebabnya dia mendapat tempat di tim ini di sayap kiri.
Supachok sudah menjadi pemain reguler untuk klub dan negaranya, meski baru berusia 23 tahun. Dan, kemampuannya mencetak gol juga memastikan Thailand tidak terlalu bergantung pada satu sumber.
ST: Ikhsan Fandi (Singapore)
Singapura boleh gagal lolos ke final. Tapi, peran Ikhsan Fandi tidak bisa dikesampingkan. Posturnya bagus dan naluri mencetak golnya luar biasa. Jika bukan karena bajir kartu merah di semifinal kedua melawan Indonesia, Singapura sebenarnya bisa mencapai final.
Meski hanya mencetak tiga gol di turnamen dan kalah dari orang-orang seperti Safawi Rasid, Bienvenido Maranon, Chanathip, atau Teerasil Dangda; Ikhsan pantas ada di daftar ini. Dia jauh lebih pantas dari Teerasil, yang gagal mencetak gol di lima pertandingan terakhir, yaitu satu di fase grup dan empat di fase knock-out.
Pemain cadangan
Kiper: Nadeo Argawinata (Indonesia), Kevin Ray Hansen (Filipina)
Belakang: Manuel Bihr (Thailand), Theerathon Bunmathan (Thailand), Asnawi Mangkualam (Indonesia)
Gelandang: Shahdan Sulaiman (Singapura), Nguyen Quang Hai (Vietnam), Ricky Kambuaya (Indonesia), Irfan Jaya (Indonesia)
Penyerang: Safawi Rasid (Malaysia), Bienvenido Maranon (Filipina), Teerasil Dangda (Thailand)
?⚽ Who scored your favourite goal of #AFFSuzukiCup2020?
— AFF Suzuki Cup (@affsuzukicup) January 3, 2022
?️ ????: https://t.co/e1dPLFFiQ4#AFFSuzukiCup | #RivalriesNeverDie pic.twitter.com/U6dcS5F6eF