Dia mengaku sebenarnya masih bisa bersaing di Inter Milan.
Gelandang Belgia berdarah Indonesia, Radja Nainggolan mengungkapkan rasa menyesal karena meninggalkan Roma dan percaya bahwa dirinya masih bisa bersaing di tim utama.

Nainggolan yang saat ini sedang masa peminjaman di Cagliari itu hengkang dari I Giallorossi  setelah direktur olahraga Roma saat itu, Monchi berseteru dengan petinggi klub, James Pallota. Kemudian pemain berusia 31 tahun tersebut hengkang ke Inter Milan dengan mahar 38 juta Euro dan hanya bertahan satu musim di San Siro.

“Saya meninggalkan hati saya di Roma, karena itu adalah pengalaman yang unik,” ujar Nainggolan dalam obrolan Instagram Live dengan juara tenis Fabio Fognini.

"Sayangnya, saya membiarkan kebanggaan menguasai saya dan itu membuat saya berganti klub (hengkang dari Roma),” ujar Nainggolan yang menyesal dengan keputusannya.

Pemain yang biasa beroperasi di lini gelandang tengah ini sempat bertemu kembali dengan pelatihnya di Roma, Luciano Spalletti yang kala itu melatih Inter Milan, dan segalanya berubah ketika pria kelahiran Lecce masuk, Antonio Conte.

“Saya pergi ke Inter dengan pelatih yang benar-benar menginginkan saya di sana. Saya datang dengan sangat antusias, kemudian saya terluka dan memiliki beberapa masalah. Melihat statistik, saya bisa puas, bahkan jika saya bisa berbuat lebih baik. Itu bukan yang terbaik dari Nainggolan di Inter,” ujar Nainggolan.

"Aku memang masih berharap diberi kesempatan lagi (Inter Milan), tetapi itu tidak terjadi. Itu keputusan yang harus saya terima. Saya memiliki dua tahun lagi pada kontrak saya dengan Inter, kita akan melihat apa yang terjadi, karena begitu banyak yang berubah di klub”

“Saya masih percaya bahwa saya dapat menyampaikan pendapat saya di Inter. Saya tidak pernah memiliki masalah di ruang ganti, terlepas dari apa yang dilaporkan" jelas pemain dengan 30 caps bersama timnas Belgia tersebut.

Musim ini bersama Gli Isolani, Nainggolan mengemas 24 penampilan diseluruh kompetisi dengan mencetak 5 gol dan 6 assist. Nainggolan menjadi pemain penting untuk Cagliari ketika Klavan dan kawan-kawan berhasil bersaing di 5 besar Seria A pada awal musim 2019/20 sebelum ditunda karena COVID-19.