Bakat terpendam pesepakbola Indonesia. Mantap!
Sudah berapa kali Anda menyaksikan ribut-ribut antar pemain atau pemain dengan wasit atau bahkan pernah juga pemain dengan penonton? Kalau Anda menyaksikan hal itu, entah secara langsung atau lewat tayangan televisi atau lewat video pendek rekaman amatir yang beredar di sosial media, hampir bisa dipastikan Anda sedang menonton sepakbola Indonesia.
Anda sedang berada di negeri yang setiap kali Piala AFF digelar rakyat dan pejabatnya selalu gembira berlebihan ketika menang apalagi sampai ke babak final. Dan kembali lesu ketika lagi-lagi harus kalah dengan cara yang menyedihkan. Ya, Anda sedang berada di Indonesia.
Tanpa bermaksud menyindir, tetapi itulah fakta di lapangan mengenai potret sepakbola tanah air: kompetisi yang carut marut, pengelolaan yang buruk, yang pada ujungnya berpengaruh ke mental pemain dan prestasi tim nasional.
Kali ini sebuah video ribut-ribut antar pemain dan wasit kembali beredar. Sebetulnya tidak tepat disebut ribut-ribut. Karena hanya satu pihak yang mendominasi kekerasan. Ini lebih kepada pengeroyokan. Dan tak lain juru adil lapangan yang 'diadili' oleh pemain.
Momen itu terjadi pada Senin (10/1) Sore WITA, saat Bontang FC melawan Persisam Samarinda di babak semifinal ajang Liga 3 Zona Kalimantan Timur --- laga harus ditunda karena ricuh. Skor 1-1.
Momen bermula Bontang FC melakukan serangan, dan ketika bola berada di kaki pemain yang berada di dalam kotak penalti. Sesaat sebelum pemain Bontang melepaskan sepakan yang membuat bola masuk ke gawang, asisten wasit mengangkat bendera tanda offside.
Tak pelak, para pemain Bontang langsung tersulut emosi, dari satu pemain yang menghampiri protes kemudian disusul pemain lain bahkan juga terlihat pemain cadangan dan staf pelatih ikut-ikutan. Asisten wasit itu diintimidasi habis-habisan. Dan tak puas, satu dua pukulan melayang dan terus berlanjut hingga wasit lari dan dikejar-kejar.
Seperti biasa, pihak keamanan, dalam hal ini Polisi selalu terlambat mengatasi situasi. Wasit sudah terlanjur sakit oleh ulah pemain, mereka baru turun ke lapangan.
Memang sebetulnya kalau dilihat baik-baik, keputusan offside itu keliru tetapi reaksi berlebihan dari pemain Bontang juga jauh lebih keliru. Pertanyaannya mau sampai kapan hal seperti ini terjadi? Mau sampai kapan kita menikmati tayangan-tayangan tidak mutu? Dan apakah ini semua terjadi karena pihak yang mengurusi, katakanlah PSSI sudah terlalu sering melakukan pembiaran atau minimal tidak bertindak tegas?
Entahlah, pertanyaan-pertanyaan itu makin bergulir dan makin menjadi bola panas.
Anda sedang berada di negeri yang setiap kali Piala AFF digelar rakyat dan pejabatnya selalu gembira berlebihan ketika menang apalagi sampai ke babak final. Dan kembali lesu ketika lagi-lagi harus kalah dengan cara yang menyedihkan. Ya, Anda sedang berada di Indonesia.
BACA VIRAL LAINNYA
Momen Unai Emery Sindir VAR yang Rugikan Villarreal, Kocak
Momen Unai Emery Sindir VAR yang Rugikan Villarreal, Kocak
Tak pelak, para pemain Bontang langsung tersulut emosi, dari satu pemain yang menghampiri protes kemudian disusul pemain lain bahkan juga terlihat pemain cadangan dan staf pelatih ikut-ikutan. Asisten wasit itu diintimidasi habis-habisan. Dan tak puas, satu dua pukulan melayang dan terus berlanjut hingga wasit lari dan dikejar-kejar.
Seperti biasa, pihak keamanan, dalam hal ini Polisi selalu terlambat mengatasi situasi. Wasit sudah terlanjur sakit oleh ulah pemain, mereka baru turun ke lapangan.
Entahlah, pertanyaan-pertanyaan itu makin bergulir dan makin menjadi bola panas.