Sayang, debut mereka berakhir dengan kekalahan 0-1 dari Gabon.
Selain waktunya yang mundur satu tahun, Piala Afrika 2021 juga memiliki sejumlah keunikan. Salah satunya keberadaan tim pendatang baru yang hampir tidak memiliki cerita sepakbola di masa lalu. Mereka adalah Komoro.
Persija vs Persipura: Duel Dua Tim Besar BRI Liga 1
Sejak 2005, Komoro telah memperoleh subsidi USD1,3 juta (Rp18 miliar) per tahun dari FIFA. Mereka juga telah menjadi anggota program pengembangan FIFA. Mereka juga akan mendapatkan dana USD11,4 juta (Rp162 miliar) untuk pembangunan kantor Asosiasi Sepakbola Komoro (FFC) yang baru pada akhir 2022.
Bermaterikan pemain klub Eropa
Meski pendatang baru dan negara kecil, bukan berarti Komoro minim talenta. Seperti negara-negara Afrika pada umumnya, mereka juga diperkuat para pemain yang lahir dan besar di Eropa.
Menemukan pemain dengan akar Komoro, terutama di selatan Prancis di divisi kedua atau ketiga, Abdou perlahan meningkatkan kinerja Coelacanth. Disiplin dan organisasi adalah pilar utama pekerjaannya.
Kisah Bakari sendiri adalah contoh yang bagus. Dia lahir di pinggiran Paris. Bakat, membuatnya diterima di Akademi Paris Saint-Germain. Tapi, dia tidak dibawa ke skuda utama ketika mencapai usia dewasa. Lalu, dia menghabiskan beberapa musim di liga yang lebih rendah di Prancis dan Belgia sebelum menandatangani kontrak dengan RKC pada 2017. Sejak itu, dia telah membuat 92 penampilan liga, mencetak empat gol, membantu tim promosi ke Eredivisie pada 2019.
Kekuatan terbesar tim terletak pada keakraban. Hampir tidak berubah dalam hal personel sejak 2016. Abdou menjalankan timnas seperti klub. Secara teratur, dia mengumpulkan skuad bersama di Komoro untuk kamp pelatihan. Para pemain tahu dan percaya satu sama lain. "Kami seperti satu keluarga besar," ucap Bakari.
Namun, akibat Covid-19, semuanya berubah. Mereka tidak bisa berkumpul bersama selama setahun di Komoro dan harus nomaden di Eropa. Suporter juga dilarang pergi ke Kamerun untuk mendukung Komoro. "Fans masih akan berada di belakang kita. Kami ingin membuat mereka bahagia," pungkas gelandang berusia 27 tahun itu.
FACT: Abdallah Ali Mohammed is the only home-born player in the 26-man squad of Comoros for the Africa Cup of Nations.
— Facts East Africa (@east_facts) January 7, 2022
Twenty two of the players were born in mainland France, while three were born in Mayotte, a French overseas territory found in East Africa. pic.twitter.com/SoaPWAOxFW