Jika kearifan lokal di Liga Indonesia adalah tawuran, maka di Piala Afrika terdapat ilmu sihir.
Jangan heran jika isu utama yang muncul di setiap edisi Piala Afrika selalu sama. Ini bukan terkait masalah teknis permainan di lapangan, melainkan hal di luar pertandingan. Apa itu? Ilmu sihir! 

Pelatih Zimbabwe yang dipecat tahun lalu, tapi masih ikut mendampingi dan membantu tim di Piala Afrika 2021, Zdravko Logarusic, mengaku menemukan hal yang janggal sebelum pertandingan pertama melawan Senegal. Pria asal Kroasia itu menuduh tuan rumah Kamerun melakukan menggunakan ilmu hitam.

Logarusic tidak asal bicara. Pelatih yang hanya bisa duduk di tribun karena posisinya ditempati Norman Mapeza tersebut tidak asal bicara. Dia memiliki bukti otentik tentang kecurangan tuan rumah.

Sebuah foto yang dibagikan kepada media jelang pertandingan Zimbabwe melawan Senegal, Senin (10/1/2022), menggambarkan pelatih Kroasia itu memperlihatkan bangkai kelelawar. Binatang malam itu tergeletak di rumput Kouekong Stadium, Bafoussam, tempat laga pertama Zimbabwe melawan Senegal. 



"Pokoknya kami akan mencoba yang terbaik untuk melihat bagaimana keadaannya. Kami telah mencoba yang terbaik sebagai tim teknis untuk memberi sebagian besar pemain di papan atas kesempatan untuk membuktikan diri," kata Logarusic, di situs resmi Piala Afrika sebelum pertandingan.

"Kami pasti akan berusaha yang terbaik. Kami perlu meningkatkan di setiap area permainan, dan mudah-mudahan kami akan berada dalam kondisi yang lebih baik sebagai sebuah tim. Para pemain belum bermain sepakbola selama delapan, sembilan bulan, dan yang pasti setiap aspek permainan mereka perlu ditingkatkan," tambah Logarusic.

Sialnya, pada pertandingan yang dimaksud, Zimbabwe kalah. Itu bukan kekalahan biasa, melainkan dramatis. Mereka hanya menyerah 0-1 lewat penalti Sadio Mane di menit 90+7.

Entah berhubungan atau tidak, fakta menunjukkan, hal ini bukan pertama kalinya Kamerun dituduh menggunakan ilmu hitam untuk mempengaruhi pertandingan kompetitif, khususnya di Piala Afrika.

Pada semifinal Piala Afrika 2002 antara Mali dan Kamerun, pelatih kepala mereka saat itu, Winfried Schaefer, dan pelatih kiper, Thomas Nkono, ditangkap oleh polisi setelah diduga memasang jimat di lapangan menjelang pertandingan. Hasilnya, Kamerun menang 3-0, lolos ke final, dan juara setelah menang adu penalti 3-2 (0-0) melawan Senegal.  

"Kami tidak lebih ingin melihat dukun di lapangan daripada kanibal di tribun," kata juru bicara Konfederasi Sepakbola Afrika (CAF) saat itu.