Bagi klub sekelas MU, Liga Europa, Piala FA, atau Piala Liga bukan prestasi yang layak dibanggakan.
Woodward mulai bekerja untuk Pricewaterhouse Coopers di departemen akuntansi dan penasihat pajak pada 1993. lalu, dia bergabung dengan J.P. Morgan and Co sebagai bankir investasi di departemen merger dan akuisisi pada 1999.
Woodward semakin layak disalahkan karena setiap bursa transfer dibuka, dia memastikan pemain-pemain baru yang berkualitas datang ke Old Trafford.
Andreas Schjelderup, Anak Muda Norwegia yang Mainnya Mirip Jack Grealish
Woodward juga gagal mendapatkan pelatih yang tepat pada waktu yang tepat. Dia juga gagal merekrut pemain yang tepat pada waktu yang tepat, terutama pada era Louis van Gaal.
Selain Van Gaal, MU juga menghabiskan banyak uang di era Jose Mourinho dengan memboyong pemain-pemain seperti Romelu Lukaku (Rp1,4 triliun), Paul Pogba (Rp1,7 trilliun), Fred (Rp917 miliar), dan Henrikh Mkhitaryan (Rp580 miliar). Kecuali Pogba, semuanya merupakan pembelian buruk.
Sejak rentetan kegagalan itu, MU kemudian mencoba untuk berinvestasi pada talenta muda. Tapi, faktanya tetap bahwa lebih dari Rp19,5 trilliun telah dihabiskan selama era Woodward. Bukan kesuksesan yang didapat, MU sampai sekarang masih jauh di belakang Manchester City dan Liverpool dalam hal prestasi di liga.
Akibat kebijakan yang salah, MU akan menghadapi dampak dari transaksi transfer yang buruk selama bertahun-tahun pada masa depan.
MU sekarang berjuang untuk melepaskan pemain yang dibayar mahal, tapi bermain di bawah standar. Woodward meninggalkan MU dengan skuad yang membengkak, yang tidak cukup baik untuk bersaing memperebutkan gelar Liga Premier.
Ed Woodward. Highlights 2013 - 2022. pic.twitter.com/B9pUTHK5FM
— Paul Calf (@themancmusic) January 6, 2022