Wasit pemimpin laga antara Tunisia melawan Mali membuat keputusan yang fatal, apa itu?
Turnamen sepak bola internasional besar cenderung menghasilkan momen-momen yang tidak terduga dan potensi adanya keputusan kontroversial masuk diantaranya, seperti yang terjadi dalam laga antara Mali dan Tunisia di Piala Afrika 2021.

Ada kemarahan dan kebingungan ketika ofisial pertandingan dua kali meniup peluitnya untuk menandakan waktu penuh, sehingga membuat para pemain serta ofisial tim Tunisia jengkel dan wasit yang memimpin laga tersebut bernama Janny Sikazwe.

Namun siapa sebenarnya Janny Sikazwe itu? dan apa sebenarnya yang terjadi di pertandingan yang digelar di Limbe Omnisport Stadium tersebut?

Wasit Asal Zambia

Janny Sikazwe adalah wasit sepak bola dari Zambia. Lahir pada 26 Mei 1979, Sikazwe adalah salah satu wasit paling senior dari negara Afrika, yang telah menjadi wasit internasional FIFA sejak 2007.



Sikazwe memiliki jam terbang yang tinggi dan telah memimpin sejumlah pertandingan terkenal di berbagai kompetisi, baik di tingkat klub maupun internasional.

Di antara turnamen yang pernah dipimpin oleh Sikazwe adalah Liga Champions CAF, Piala Dunia Antarklub FIFA, Piala Afrika, dan Piala Dunia FIFA.

Sebagai wasit yang terlatih, ia membuat terobosan sebagai wasit pada tahun 2008 ketika ia menggantikan orang yang jatuh sakit di Kejuaraan CAF U-20. Sejak itu, kariernya menanjak.

Sikazwe pernah menjadi wasit di ajang Piala Afrika 2015, yang kemudian membawanya memimpin final Piala Dunia Antarklub 2016 antara Real Madrid dan Kashima Antlers dan final Piala Afrika 2017 antara Kamerun dan Mesir.

Ia menjadi wasit Zambia pertama yang memimpin pertandingan di Piala Dunia, mengontrol peluit di dua pertandingan grup Piala Dunia 2018 - Belgia vs Panama dan Jepang vs Polandia.

Diantara sesama wasit Afrika, Sikazwe sangat dihormati oleh rekan-rekannya dan salah satu mantan mentornya bahkan menyarankan bahwa ia memiliki kemampuan untuk menjadi wasit final Piala Dunia.

"Saya berbicara dengan Janny sebelum dia pergi (untuk Piala Dunia 2018) dan saya berkata kepadanya: 'Anda telah melakukan final Piala Dunia Klub FIFA, dan itu adalah batu loncatan ke final tingkat yang lebih tinggi'," ujar instruktur wasit FIFA, Felix Tangawari kepada ESPN.

"Saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak akan terkejut jika dia tampil di final Piala Dunia karena kemampuannya dan pengalamannya yang luas di CAF. Semua orang di Afrika akan berharap dia bisa mewakili kami di tahap akhir turnamen."

Sikazwe sendiri pernah diskors sementara oleh CAF pada November 2018 menyusul tuduhan korupsi selama pertandingan Liga Champions CAF antara Esperance dan Primiero Agosto, tetapi skors tersebut dicabut pada Januari 2019 ketika ia dibebaskan dalam sidang disipliner.





Dan kini, di ajang ke-33 Piala Afrika, Sikazwe kembali terlibat dalam keputusan yang kontroversial menyusul peniupan peluit panjang yang membuat pemain Tunisia berputus asa mengejar ketertinggalan 1-0 dari Mali.

Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Kejadian kontroversial tersebut bermula saat Sikazwe secara prematur meniup peluitnya untuk waktu penuh pada dua kesempatan berbeda.

Ia awalnya meniup untuk waktu penuh pada 85 menit - lima menit sebelum waktu regulasi - kemudian sekali lagi sebelum 90 menit, mendorong ketidakpercayaan dan kemarahan dari tim Tunisia, yang tertinggal 1-0 dan mencari gol penyeimbang.

Kebingungan mengikuti akhir pertandingan, dengan konferensi pers pasca-pertandingan dihentikan saat CAF memerintahkan dimulainya kembali pertandingan, dengan pergantian wasit selama tiga menit terakhir.

Sementara para pemain Mali kembali ke lapangan, Tunisia memilih untuk tidak melakukannya dan hasilnya Diadie Samassékou dkk sukses memenangkan laga.