Ada yang kangen dengan sosok Aldo Baretto?
Pemain yang lahir di Paraguay tersebut bernama lengkap Francisco Aldo Barreto Miranda dan ia merupakan penyerang yang kariernya cukup sukses di tanah air.
Aldo mengawali kariernya sebagai pesepakbola di Cerro Porteno, sebuah klub sepakbola yang kini bermain di divisi dua Paraguay. Kala itu, Cerro Porteno menempati Paraguay Primera Division. Bersama El Ciclón del Estea, ia bermain sebanyak 17 kali dan mencetak 9 gol.
Pada tahun 2006, bakat Aldo sebagai penyerang 'tercium' oleh PSM dan ia merapat ke tim paling tertua di Indonesia tersebut. Bersama Juku Eja, Aldo mulai merintis perjalanan kariernya di sepak bola Indonesia. Di awal kedatangannya, ia sukses membantu anak asuh Fritz Korbach lolos ke 8 Besar. Kemudian di Liga Indonesia 2007, Aldo gagal mengangkat prestasi PSM.
Bertabur Pemain Bintang, Senegal Ditahan Imbang Negara Rangking 81 FIFA
Usai membela PSM, Aldo kemudian bermain untuk sejumlah klub di Pulau Kalimantan. Persisam Samarinda menjadi klub Kalimantan pertama yang dibela. Persisam kala itu masih bermain di Divisi 1 atau saat ini setara Liga 2.
Prestasi Aldo Baretto, membuat klub Kalimantan lainnya, Bontang FC tertarik memakai jasanya. Aldo akhirnya direkrut dengan nilai kontrak sebesar Rp1,2 M.
ISL 2009/2010. Dari 53 gol PKT Bontang musim itu, 34 diantaranya dicetak oleh duet Aldo Bareto (19 gol) dan Kenji Adacihara (15 gol).
— GARAGARABOLA (@garagarabola_) May 28, 2021
Itu musim pertama Kenji di Indonesia. https://t.co/MIStfle2uz pic.twitter.com/j3BGk9Si4w
Nilai kontrak itu menjadikan Aldo salah satu pemain dengan kontrak termahal pada Indonesia Super League musim 2009/2010.
Setelah Bontang FC, Aldo hengkang ke klub Persiba Balikpapan. Bersama tim Beruang Madu, Aldo mencapat masa puncaknya dengan mengemas 33 gol dari 57 pertandingan untuk Persiba Balikpapan.
Tahun 2012, Aldo mengakhiri petualangan di Kalimantan dengan merapat ke Gresik United. Dua tahun kemudian, Ia memperkuat Persikabo, sebelum akhirnya kembali ke kampung halamanya.
Pada catatan yang menarik, Aldo sendiri terlahir sebagai anak seorang petani di Paraguay. Meskipun Ia hidup dengan cukup, Ia tidak mau hidup manja.
"Di Paraguay, saya hidup seadanya. Meski tidak kelaparan karena orangtua punya perkebunan dan peternakan, tetapi saya tidak mau hidup manja. Setelah saya yakin sepak bola adalah jalan hidup, dari situ saya tidak mau merusak potensi yang saya punya. Seperti orangtua saya yang selalu menjaga perkebunan dan sapi-sapi mereka" ujar Aldo seperti dikutip dari makassar.tribunnews.com.
Aldo juga seorang yang sangat menyayangi keluarganya. Hal ini terbukti dengan ia lebih memilih keluarganya dibanding terjerumus pada kehidupan malam yang biasanya melanda para Pemain Sepak Bola.
“Memang banyak pemain yang suka pesta atau minum di klub malam. Saya pernah, tetapi tidak mau ganggu latihan dan karier. Karena saya sekarang andalkan main bola untuk cari uang," ujarnya.
Terakhir kali, penyerang yang kini telah berusia 40 tahun tersebut, menghabiskan masa pensiunnya bersama 30 Unidos sejak 2016 lalu.