Dia eksis di era ketika Serie A jadi kompetisi terbaik dunia dan di saat Kroasia moncer.
Sebagai pemain depan, Boksic pernah dianggap sebagai penerus Marco van Basten. Dia kuat secara fisik. Bahkan, sulit dilanggar. Boksik dapat melewati pemain lawan dengan kecepatannya yang luar biasa. Dia memiliki kemampuan menembak yang kuat, kontrol bola yang bagus dengan kedua kakinya, serta jago duel bola-bola udara.
Offside atau Tidak? Analisis Momen Gol Kemenangan Menit Akhir Man United Lawan West Ham
Hanya saja, ketika di Serie A, perannya lebih dari sekadar mencetak gol. Dia adalah bagian dari gelombang baru penyerang tengah yang menurut Thierry Henry menjadi tren pada 1990-an. "Ronaldo bersama Romario dan George Weah menemukan kembali posisi penyerang tengah," kata Henry, dilansir Planet Football.
Senada dengan Henry, saat ditanya siapa dari Boksik atau Davor Suker yang merupakan striker yang lebih baik, rekan senegara mereka berdua, Slaven Bilic, pernah berkata dengan kebingungan. "Sungguh, saya tidak tahu siapa yang lebih baik," ucap Bilic.
"Suker? Anda akan memiliki pertandingan yang bagus melawan Suker. Tapi, kemudian dia akan mencetak dua gol," tambah mantan pelatih West Ham United tersebut.
Setelah hanya satu musim bersama La Vecchia Signora, Boksic justru dijual kembali ke Lazio. Dalam periode kedua di Stadio Olimpi Roma, dia membantu klub memenangkan Scudetto. Kemudian, Coppa Italia dan Piala Winners.
Namun, seperti kebanyakan pemain sepakbola, Boksic juga memiliki eranya sendiri. Setelah serangkaian cedera dan nasib buruk, karier Boksic pelan-pelan memudar. Lalu, cedera lainnya membuatnya tidak bisa berbuat banyak saat Piala Dunia 1998 digelar di Prancis ketika Kroasia finish di posisi ketiga. Padahal, Boksic adalah pemain yang mencetak gol penentu kemenangan pada leg kedua play-off kualifikasi zona Eropa ketika melawan Ukraina.
Alen Boksic and Alessandro Del Piero of Juventus lift the Intercontinental Cup in 1996. pic.twitter.com/Nw74dh4Ex4
— 90s Football (@90sfootball) October 24, 2014
Ketika Boksic bebas dari cedera untuk turnamen besar berikutnya, Piala Dunia 2002, usianya sudah 32 tahun. Dan, banyak rekan satu timnya dari generasi 1998 yang berada di senja karier. Kroasia sama sekali tidak memiliki kekuatan seperti edisi sebelumnya. Dan, lagi-lagi dia hanya membuat dampak yang kecil.
Setahun setelah Piala Dunia di Korea dan Jepang itu, Boksic pensiun. Dia gantung sepatu pada akhir musim 2002/2003 bersama Middlesbrough.
Pertandingan profesional terakhir 11 Januari 2003 saat The Boro bermain imbang 2-2 dengan Southampton. Sementara gol terakhir hadir pada Boxing Day, beberapa pekan sebelumnya, melawan Mancehster United. Saat itu, klubnya memetik kemenangan 3-1.
1⃣9⃣ years ago #OnThisDay
— HNS (@HNS_CFF) October 6, 2020
???? #Croatia seeks a victory over Belgium to secure 2002 @FIFAWorldCup berth...
⏱️ 76'
? Prosinečki ➡️ Balaban ➡️ Bokšiiiiiiiiiiiić! ?
???? Here we come!#BeProud #OTD #Vatreni pic.twitter.com/bMPNQsvUEQ