Alasannya sangat menyentuh, respek!
Diawal kemunculannya sendiri, Boaz sudah digadang-gadang bakal menjadi salah satu penyerang terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Dalam ajang PON (Pekan Olahraga Nasional) 2004 yang digelar di Palembang, Boaz sukses keluar sebagi top skor dengan raihan 10 gol, semenjak saat itu kariernya menanjak di persepakbolaan Tanah Air.
Kisah Kejayaan Alen Boksic di Lapangan Hijau, Striker yang Bikin Bek Lawan Pusing
Pada tahun 2011, VVV Venlo, tim asal Belanda yang pernah membesarkan nama Keisuke Honda dan Nordin Amrabat, meminati jasa Boaz saat itu dan ketertarikan mereka disampaikan langsung oleh Ruud J.C. Voll, promotor sepakbola Indonesia-Belanda.
4 Keluarga Pesepakbola yang Bertaruh untuk Anggota Keluarganya Sendiri
124 - Keisuke Honda averaged a goal or assist every 124 minutes for @VVVVenlo in 2009-10 (6 goals, 7 assists), the best ratio for any VVV player in an Eredivisie season this century (min. 500 mins). Memories. pic.twitter.com/16JtSDXMND
— OptaJohan (@OptaJohan) July 13, 2019
Ruud Voll yang kini bekerja untuk Instinkt Sports, saat itu tengah memfasilitasi pendekatan striker kelahiran 16 Maret 1986 itu dengan VVV Venlo.
"Boaz memiliki instink killer dan pemberani untuk masuk defensi lawan dan mencetak gol. Saya rasa VVV saat ini membutukan goal getter seperti Boaz".
Selain VVV Venlo, tim asal Italia, Cesena juga meminati jasa Boaz.
Jauh sebelum itu, mantan pelatih timnas Indonesia, Peter Withe pernah menyarankan Boaz untuk mencoba trial dengan tim divisi dua Liga Inggris agar bisa mengasah kualitas menyerangnya.
Tanggapan Boaz
Boaz yang kini bermain untuk Borneo FC, menolak semua tawaran tersebut karena tidak ingin mengecewakan masyarakat Papua, terutama untuk keluarganya saat itu.
"Saya belum tahu itu, jika toh saya ditawari untuk main di sana, saya akan pikir-pikir dulu, karena saya tidak ingin membuat masyarakat Papua kecewa," ujar Boaz kepada Tempo Interaktif pada 2011 silam.
Gaji yang ditawarkan oleh VVV Venlo sendiri terbilang menggiurkan saat itu, yakni Rp44 juta per pekan.
"Jika suatu saat saya bermain untuk negara lain, itu pun setelah ada restu dari masyarakat Papua dan Indonesia, saya tidak ingin hanya mengejar karir untuk sebuah klub yang belum saya kenal," lanjutya.
Kala itu, sebagai kapten tim Mutiar Hitam, Boaz juga memiliki tanggung jawab yang lebih untuk tim.
"Saya bertanggungjawab penuh pada tim, saya tidak ingin meninggalkan tim karena sebuah tawaran bagus, kita lihat saja nanti" pungkasnya.
Sebagai catatan, Boaz sendiri adalah pemain Indonesia pertama yang masuk ke dalam daftar Best Asian Football Player (2017) oleh majalah FourFourTwo.