Nomor 6 paling mendekati capaian Zizou.
Ada begitu banyak warisan yang ditinggalkan oleh Zinedine Zidane di sepakbola Prancis, dan dunia pada umumnya. Namun, di lain sisi, legenda Real Madrid itu membuat generasi sepakbola di bawahnya terbebani.
Mereka seringkali harus berkiprah dengan embel-embel tekanan 'The next Zinedine Zidane' alias titisan Zidane dan seterusnya.
Tentu saja, hanya akan ada satu Zizou. Itu artinya banyak sekali pemain yang gagal dalam memenuhi ekspektasi menjadi penerus Zidane, termasuk mantan pemain Liverpool dan Arsenal yang gagal memenuhi label itu.
Kami telah melihat kembali tujuh pemain yang disebut-sebut sebagai titisan Zidane. Bagaimana mereka kemudian menjalani karier masing-masing. Inilah ulasannya:
1. Mourad Meghni
Berkat darah keturunan Aljazair dan penampilannya yang gemilang saat membawa Prancis U-17 juara dunia, Meghni segara dinilai sebagai titisan Zidane.
Tapi, dengan cepat juga kariernya meluncur jauh ke bawah. Bahkan, sebelum dia melakukan debut seniornya, Meghni pindah dari Prancis ke Italia. Dia meninggalkan Cannes ke Bologna. Tapi, dia gagal menemukan konsistensi dalam penampilannya baik untuk Bologna atau kelak kemudian di Lazio.
Menariknya, Meghni pindah kewarganegaraan dan membela Aljazair pada 2009. Lalu, Meghni pindah ke Qatar dua tahun kemudian hingga pensiun setelah meninggalkan klub Aljazair, CS Constantine, pada 2017.
2. Bruno Cheyrou
“Bruno memiliki sentuhan dan gaya yang sama dengan yang dimiliki Zidane. Ada banyak kesamaan di antara keduanya saat mereka menguasai bola," kata Pelatih Liverpool, Gerard Houllier, setelah menandatangani Cheyrou dari Lille pada 2003.
“Perbedaannya adalah Zidane berusia 30 tahun dan memiliki banyak pengalaman, sementara Bruno berusia 24 tahun. Dia juga bermain di luar negeri untuk pertama kalinya.”
Cheyrou membuat 48 penampilan yang sebagian besar tidak mengesankan di semua kompetisi The Reds. Dia mengikuti langkah Houllier ketika dipecat. Dia kemudian bergabung dengan Bordeaux dan Marseille dengan status pinjaman dan memainkan sebagian besar kariernya di Ligue 1.
Pada Januari 2022, mantan pemain Liverpool itu bergabung dengan Lyon. Bukan sebagai pemain melainkan bekerja sebagai pemandu bakat dan penasehat teknis.
3. Anthony Le Tallec
Houllier seharusnya mengetahui lebih baik tidak membandingkan Cheyrou dengan Zidane, apalagi dia telah merekrut pemain lain yang juga disebut-sebut sebagai penerus Zidane.
Le Tallec tiba pada musim panas 2001 dari Le Havre bersama sepupunya, Florent Sinama Pongolle, di tengah banyak ekspektasi di Prancis. Apalagi, keduanya menjadi bintang kemenangan negara itu di Piala Dunia U-17 musim panas itu.
Namun, dua pemain tersebut segera dipinjamkan kembali ke Le Havre selama dua tahun. Itu terpaksa dilakukan setelah performa mereka tidak kunjung membaik.
Le Tallec akhirnya mencetak satu gol dalam 32 pertandingan untuk Liverpool dan mengecewakan selama masa pinjaman di Saint-Etienne, Sunderland, Sochaux, dan Le Mans.
Pada September 2019, pada usia 34 tahun, dia menandatangani kontrak dengan klub amatir Prancis, Annecy. Dia mengakhiri karier bermainnya selama dua puluh tahun pada Mei 2021.
4. Yoann Gourcuff
Gourcuff adalah seorang playmaker yang potensial. Penampilannya untuk Rennes di awal-awal kariernya membuatnya diboyong AC Milan.
Dalam dua tahun di San Siro, Gourcuff merasa sulit untuk menggantikan Kaka.
Namun, sekembalinya ke Prancis bersama Bordeaux, Gourcuff tampil segar kembali. Dia memenangkan penghargaan Pemain Terbaik Ligue 1 setelah menginspirasi tim tersebut meraih gelar ganda. L'Equipe menyebut Gourcuff sebagai pengganti Zidane.
“Saya merasa sakit ketika Zidane pensiun; menonton Gourcuff telah menyembuhkan saya,” kata legenda Prancis, Christophe Dugarry.
Tapi, Piala Dunia 2010 yang memalukan membuat Gourcuff diusir keluar lapangan setelah 25 menit. Sikapnya sekali lagi mendapat sorotan setelah dia gagal bersinar menyusul kepindahan 22 juta euro ke Lyon, di mana performanya juga amburadul.
Gourcuff meninggalkan Lyon pada Januari 2019 setelah cedera. Fakta itu membuatnya hanya tampil delapan kali.
5. Samir Nasri
Pemain lain yang menarik perhatian setelah membintangi Prancis U-17 adalah Nasri.
Pelatih Prancis saat itu, Philippe Bergeroo, mengatakan tentang Nasri setelah kemenangan mereka di Kejuaraan Eropa 2004: “Kefasihannya dalam penguasaan bola mengingatkan saya kepada Zidane.”
Mantan pelatih Marseille, Albert Emon, menambahkan: “Nasri memiliki kemampuan yang sama untuk membaca permainan seperti Zizou.”
Menjelang kepindahannya ke Arsenal pada 2008, Nasri ingin mengecilkan perbandingan itu: “Saya pikir orang terlalu cepat membuat perbandingan. Saya berusia 17 tahun dan baru memulai ketika saya mendengar orang memanggil saya Zidane masa depan. Saya terkejut, tetapi saya dengan cepat melepaskan diri dari semua itu.”
Meksipun tampil bagus di Arsenal. Nasri jelas tidak sehebat Zidane. Dia juga sempat bermain untuk Manchester City. Pada musim 2019/2020, dirinya bermain untuk klub Liga Belgia, Anderlecht, namun secara keseluruhan karier sang gelandang hancur karena cedera – di Anderlecht Nasri memutuskan untuk mengakhiri karier bermainnya.
6. Karim Benzema
“Bagi Anda yang menemukan Karim Benzema saat melawan Manchester United, biasakan untuk lebih sering melihatnya, karena dia adalah harapan terbaik Prancis untuk membuat kami melupakan Zinedine Zidane,” tulis Clement Andreau untuk Bleacher Report setelah Benzema mencetak gol untuk Lyon melawan Setan Merah di babak sistem gugur Liga Champions.
Meskipun tidak semenarik Zidane, Benzema memiliki koleksi medali yang melebihi Zizou, dan memang banyak kesuksesannya di Real Madrid berada di bawah Zidane sebagai pelatih.
Benzema sekarang memasuki usia pertengahan tiga puluhan, dan dari semua nama dalam daftar ini bisa dibilang Benzema yang paling mendekati kehebatan dan prestasi Zidane.
7. Adel Taarabt
“Ketika dia datang ke sini, mereka memanggilnya Zidane berikutnya. Dia belum berada di liga yang sama dengan Zidane karena dia jenius, tetapi suatu hari dia bisa berada di atas sana karena dia memiliki kemampuan itu,” kata pelatih legendaris Inggris, Harry Redknapp.
Tapi, kenyataannya tak semanis pujian orang-orang. Taarabt yang semula seorang playmaker, sama seperti posisi dan peran Zidane berubah menjadi gelandang bertahan di Benfica.
Mereka seringkali harus berkiprah dengan embel-embel tekanan 'The next Zinedine Zidane' alias titisan Zidane dan seterusnya.
Berkat darah keturunan Aljazair dan penampilannya yang gemilang saat membawa Prancis U-17 juara dunia, Meghni segara dinilai sebagai titisan Zidane.
Menariknya, Meghni pindah kewarganegaraan dan membela Aljazair pada 2009. Lalu, Meghni pindah ke Qatar dua tahun kemudian hingga pensiun setelah meninggalkan klub Aljazair, CS Constantine, pada 2017.
BACA BERITA LAINNYA
Perlu Tambahan Pemain Belakang, Newcastle Incar Mantan Pemain PSG
Perlu Tambahan Pemain Belakang, Newcastle Incar Mantan Pemain PSG
“Bruno memiliki sentuhan dan gaya yang sama dengan yang dimiliki Zidane. Ada banyak kesamaan di antara keduanya saat mereka menguasai bola," kata Pelatih Liverpool, Gerard Houllier, setelah menandatangani Cheyrou dari Lille pada 2003.
“Perbedaannya adalah Zidane berusia 30 tahun dan memiliki banyak pengalaman, sementara Bruno berusia 24 tahun. Dia juga bermain di luar negeri untuk pertama kalinya.”
Pada Januari 2022, mantan pemain Liverpool itu bergabung dengan Lyon. Bukan sebagai pemain melainkan bekerja sebagai pemandu bakat dan penasehat teknis.
Houllier seharusnya mengetahui lebih baik tidak membandingkan Cheyrou dengan Zidane, apalagi dia telah merekrut pemain lain yang juga disebut-sebut sebagai penerus Zidane.
Le Tallec tiba pada musim panas 2001 dari Le Havre bersama sepupunya, Florent Sinama Pongolle, di tengah banyak ekspektasi di Prancis. Apalagi, keduanya menjadi bintang kemenangan negara itu di Piala Dunia U-17 musim panas itu.
Namun, dua pemain tersebut segera dipinjamkan kembali ke Le Havre selama dua tahun. Itu terpaksa dilakukan setelah performa mereka tidak kunjung membaik.
Le Tallec akhirnya mencetak satu gol dalam 32 pertandingan untuk Liverpool dan mengecewakan selama masa pinjaman di Saint-Etienne, Sunderland, Sochaux, dan Le Mans.
Pada September 2019, pada usia 34 tahun, dia menandatangani kontrak dengan klub amatir Prancis, Annecy. Dia mengakhiri karier bermainnya selama dua puluh tahun pada Mei 2021.
4. Yoann Gourcuff
Gourcuff adalah seorang playmaker yang potensial. Penampilannya untuk Rennes di awal-awal kariernya membuatnya diboyong AC Milan.
Dalam dua tahun di San Siro, Gourcuff merasa sulit untuk menggantikan Kaka.
Namun, sekembalinya ke Prancis bersama Bordeaux, Gourcuff tampil segar kembali. Dia memenangkan penghargaan Pemain Terbaik Ligue 1 setelah menginspirasi tim tersebut meraih gelar ganda. L'Equipe menyebut Gourcuff sebagai pengganti Zidane.
“Saya merasa sakit ketika Zidane pensiun; menonton Gourcuff telah menyembuhkan saya,” kata legenda Prancis, Christophe Dugarry.
Tapi, Piala Dunia 2010 yang memalukan membuat Gourcuff diusir keluar lapangan setelah 25 menit. Sikapnya sekali lagi mendapat sorotan setelah dia gagal bersinar menyusul kepindahan 22 juta euro ke Lyon, di mana performanya juga amburadul.
Gourcuff meninggalkan Lyon pada Januari 2019 setelah cedera. Fakta itu membuatnya hanya tampil delapan kali.
5. Samir Nasri
Pemain lain yang menarik perhatian setelah membintangi Prancis U-17 adalah Nasri.
Pelatih Prancis saat itu, Philippe Bergeroo, mengatakan tentang Nasri setelah kemenangan mereka di Kejuaraan Eropa 2004: “Kefasihannya dalam penguasaan bola mengingatkan saya kepada Zidane.”
Mantan pelatih Marseille, Albert Emon, menambahkan: “Nasri memiliki kemampuan yang sama untuk membaca permainan seperti Zizou.”
Menjelang kepindahannya ke Arsenal pada 2008, Nasri ingin mengecilkan perbandingan itu: “Saya pikir orang terlalu cepat membuat perbandingan. Saya berusia 17 tahun dan baru memulai ketika saya mendengar orang memanggil saya Zidane masa depan. Saya terkejut, tetapi saya dengan cepat melepaskan diri dari semua itu.”
Meksipun tampil bagus di Arsenal. Nasri jelas tidak sehebat Zidane. Dia juga sempat bermain untuk Manchester City. Pada musim 2019/2020, dirinya bermain untuk klub Liga Belgia, Anderlecht, namun secara keseluruhan karier sang gelandang hancur karena cedera – di Anderlecht Nasri memutuskan untuk mengakhiri karier bermainnya.
6. Karim Benzema
“Bagi Anda yang menemukan Karim Benzema saat melawan Manchester United, biasakan untuk lebih sering melihatnya, karena dia adalah harapan terbaik Prancis untuk membuat kami melupakan Zinedine Zidane,” tulis Clement Andreau untuk Bleacher Report setelah Benzema mencetak gol untuk Lyon melawan Setan Merah di babak sistem gugur Liga Champions.
Meskipun tidak semenarik Zidane, Benzema memiliki koleksi medali yang melebihi Zizou, dan memang banyak kesuksesannya di Real Madrid berada di bawah Zidane sebagai pelatih.
Benzema sekarang memasuki usia pertengahan tiga puluhan, dan dari semua nama dalam daftar ini bisa dibilang Benzema yang paling mendekati kehebatan dan prestasi Zidane.
7. Adel Taarabt
“Ketika dia datang ke sini, mereka memanggilnya Zidane berikutnya. Dia belum berada di liga yang sama dengan Zidane karena dia jenius, tetapi suatu hari dia bisa berada di atas sana karena dia memiliki kemampuan itu,” kata pelatih legendaris Inggris, Harry Redknapp.
Tapi, kenyataannya tak semanis pujian orang-orang. Taarabt yang semula seorang playmaker, sama seperti posisi dan peran Zidane berubah menjadi gelandang bertahan di Benfica.