Sang legenda akhirnya pensiun setelah cedera dan penyakit yang terkait berat badan.
Pada masanya, Ronaldo adalah penyerang yang paling ditakuti di bumi. Bersama Brasil, dia menjuarai Piala Dunia 2002. Dia juga menjadi pemain cadangan dengan nama "Ronaldinho" ketika tim Samba menjuarai Piala Dunia 1994.
"Saya yakin saya akan bermain (untuk Flamengo). Tapi, mereka tidak melakukan apa-apa," kata Ronaldo dalam wawancara dengan Flow Podcast pada 2021.
Apa yang Bisa Dilakukan Mario Balotelli untuk Italia? Ini Analisisnya
"Joaquim melihat lutut saya dan berkata: 'Ayo pergi'. Hari berikutnya saya bertemu Andres di tempat yang sama dan dia membawa serbet: 'Ayo tanda tangani kontrak ini'. Dia meminta saya bergabung," tambah Ronaldo.
Selain gaji itu, Ronaldo akan menerima 80% dari setiap kesepakatan sponsor yang disepakati Corinthians setelah kedatangannya. Itu adalah pengaturan yang benar-benar tidak biasa. Tapi, kedua belah pihak bersedia mengambil risiko yang dibutuhkan di sepakbola.
Meski dipuja, fakta menunjukkan Ronaldo jauh dari kata bugar. Berat badannya menjadi masalah dan lututnya masih membutuhkan rehabilitasi. Pekerjaan dimulai. Kerja keras selama dua bulan untuk membawa Ronaldo ke tempat yang dia inginkan.
Ada lagi kontroversi yang harus dihadapi di sepanjang jalan. Pada akhir Januari 2009, Ronaldo terlihat keluar dari klub malam di Sao Paulo pada pukul 6 pagi. Kejadian itu menjadi gosip yang hangat. Hingga Dokter Grava pun terpaksa mengeluarkan pembelaan publik terhadap Ronaldo.
"Dia bersama saya di pagi hari. Saya tidak melihat ada perubahan dalam perilakunya. Keluar atau tidak adalah masalah sosial. Tidak ada masalah atau pengaruh apa pun pada perawatannya," kata Grava.
Januari, Februari, hingga Maret. kompetisi negara bagian Sao Paulo akhirnya dimulai. Ronaldo mendekati kebugaran. Kemudian, itu datang. Awal yang tidak menguntungkan, tapi tetap menjadi awal. Dia di sana, 27 menit dari bangku cadangan melawan tim kecil Itumbiara dalam pertandingan Copa do Brasil.
Pekan berikutnya juga sama. Ronaldo berada di bangku cadangan sejak awal. Kali ini, lawannya adalah saingan berat dan musuh besar Corinthians, Palmeiras. Pada Derby Paulista itu, Palmeiras sempat unggul 1-0. Pertandingan tersisa 28 menit lagi. Pelatih Corinthians, Mano Menezes, melihat ke bangku cadangan, dan memasukkan Ronaldo.
Kemudian, saat sepak pojok, pada menit kedua additional time, Ronaldo berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Corinthians diselamatkan. Rekor tak terkalahkan mereka utuh. Ronaldo merayakannya dengan berlari ke para pendukung dibalik pagar pembatas lapangan. Dia melompat dan memegangnya. Pagar runtuh karena beban. Berat dengan kebahagiaan.
"Selain kesederhanaan,” Ronaldo menyeringai ke kamera TV beberapa menit kemudian. "Ini adalah momen yang saya sukai. Jika saya tidak tahu bagaimana melakukan (mencetak gol) ini, saya tidak akan sampai di tempat saya melakukannya," kenangnya.
Kemudian, Ronaldo menjalani hari-harinya di Corinthians. Dan, pada Februari 2010, Ronaldo menandatangani perpanjangan kontrak hingga akhir 2011. Dan, dia mengatakan akan pensiun setelah kontraknya berakhir.
Pada Februari 2011, setelah Corinthians tersingkir dari Copa Libertadores oleh tim Kolombia, Deportes Tolima, Ronaldo mengumumkan pengunduran dirinya dari sepakbola. Dia mengakhiri karier 18 tahun yang gemilang.
Dalam konferensi pers yang emosional pada 14 Februari 2011, dia menyebutkan rasa sakit dan hipotiroidisme sebagai alasan untuk pensiun dini. Dia menemukan bahwa dia menderita hipotiroidisme, yaitu suatu kondisi yang memperlambat metabolisme dan menyebabkan penambahan berat badan, yang diketahui selama tes dengan Milan pada 2007.
Ronaldo mengakui tubuhnya akhirnya menyerah pada serangkaian cedera yang melumpuhkan, yang telah merusak kariernya. "Sangat sulit untuk meninggalkan sesuatu yang membuat saya sangat bahagia. Secara mental saya ingin melanjutkan. Tapi, saya harus mengakui bahwa saya kalah dari tubuh saya," kata Ronaldo saat itu, dilansir The Guardian.
"Kepala ingin melanjutkan, tapi tubuh tidak dapat menahan lagi. Saya memikirkan suatu tindakan. Tapi, saya tidak dapat melakukannya seperti yang saya inginkan. Sudah waktunya untuk pergi," pungkas Ronaldo.
In December 2008, Corinthians signed Ronaldo Fenomeno. He was overweight, his knees were in tatters. It should have been a disaster.
— Planet Football (@planetfutebol) January 27, 2022
Then he did this.pic.twitter.com/xCAsrzOxVF