Entah kebetulan atau tidak, mayoritas terkait Man United dan Arsenal.
Empat tahun karier Pierre-Emerick Aubameyang di Arsenal telah berakhir dengan cara menyedihkan. Pada batas waktu transfer window musim dingin, The Gunners memutuskan kontrak pemain Gabon. Itu memungkinkan dia bergabung dengan Barcelona secara gratis.

Dari kacamata bisnis, langkah itu dinilai tepat karena Arsenal tak perlu repot mengeluarkan gaji besar, yang nominalnya mencapai 350.000 pounds per pekan (Rp6,7 miliar).

Itu adalah gaji yang diterima Aubameyang  setelah menandatangani kontrak baru di London Utara pada September 2020. Dan, dia hanya mencetak 21 gol sejak itu.

Dan, menurut hitung-hitungan The Mirror, Arsenal menghabiskan 1,2 juta pounds (Rp23,2 miliar) untuk setiap gol yang dicetak mantan pemain Borussia Dortmund tersebut.

Keputusan untuk memberi Aubameyang salah satu kesepakatan terbesar dalam sejarah The Gunners akan dianggap sebagai keputusan yang sangat buruk. Apalagi, dia melakukan sejumlah aktivitas yang mengecewakan Mikel Arteta sehingga statusnya sebagai kapten tim dihapus.

Nah, selain Aubameyang, berikut ini delapan kontrak terburuk yang pernah dilakukan klub-klub Liga Premier:

1. Ole Gunnar Solksjaer

Keputusan Manchester United untuk menghadiahi Ole Gunnar Solskjaer dengan kontrak blockbuster baru berdurasi tiga tahun senilai 25 juta pounds (Rp483 miliar) tepat sebelum musim 2021/2022 bergulir terbukti keliru.

Pasalnya, hanya beberapa bulan memasuki musim baru, pelatih asal Norwegia tersebut justru dipecat menyusul serangkaian hasil buruk. Itu termasuk kekalahan 0-5 dari Liverpool dan 1-4 dengan Watford. Selanjutnya, duel melawan The Hornets menjadi yang terakhir dilalui Solskjaer sebagai pelatih.



2. Danny Drinkwater

Sampai hari ini, banyak orang yang masih belum bisa memahami mengapa Chelsea merekrut Danny Drinkwater dari Leicester City. Tentu saja dia bukan pesepakbola yang buruk. Tapi, apakah dia bernilai 35 juta pounds (Rp677 milliar) dan gaji sekitar 120.000 pounds (Rp2,3 miliiar) per minggu? Benar-benar tidak masuk akal.

Sejak bergabung dengan The Blues pada September 2017, sang gelandang hanya bermain 23 pertandingan. Jadi, mereka meminjamkannya ke Burnley, Aston Villa, Kasimpasa, dan Reading.

3. Mesut Oezil

Situasi yang sangat mirip dengan Aubameyang. Arsenal sangat ingin Mesut Oezil bertahan. Itu karena penampilan sang bintang yang luar biasa pada periode pertama di London Utara. Jadi, mereka membujuknya untuk bertahan dengan kesepakatan 350.000 pounds (Rp6,7 miliar) per minggu.

Hasilnya? Kontrak barunya harus diakhiri enam bulan lebih awal untuk memungkinkan dirinya bergabung dengan Fenerbahce secara gratis.

4. Willian Borges

Musim panas yang sama dengan Aubameyang menandatangani kontrak barunya, The Gunners memutuskan untuk mengontrak Willian Borges dengan status bebas transfer dari Chelsea. Mereka menawarinya upah sekitar 200.000 pounds (Rp3,8 miliar) per pekan.

Dan, meski menghasilkan banyak uang, pemain Brasil itu bermain seperti pesepakbola League One untuk sebagian besar waktunya di London Utara. Dia hanya mencetak satu gol dalam 37 penampilan. Jadi, setelah hanya satu tahun di Arsenal, Willian kembali ke tanah airnya bersama Corinthians.



5. Phil Jones

Phil Jones bermain cukup saat melawan Wolverhampton Wanderers beberapa pekan lalu. Tapi, itu kali pertama dia bermain sejak dua tahun terkahir. Hal itu juga berarti keputusan untuk memperpanjang kontraknya pada Februari 2019 sangat buruk bagi MU.

Pemain asal Inggris itu mengantongi gaji sekitar 75.000 (Rp1,4 milliar) per minggu. Tapi, penampilan terakhirnya untuk tim utama Setan Merah sebelum pertandingan Wolves datang melawan Tranmere Rovers di Piala FA pada Januari 2019. Itu tepat sebelum penandatanganan kontrak barunya.

6. Sol Campbell

Ingat ketika Notts County diambil alih oleh konsorsium Timur Tengah pada 2009 dan punya berjanji akan mendominasi sepakbola Inggris? Pada saat yang sama Sol Campbell didatangkan klub League Two itu dengan durasi kontrak empat tahun dengan gaji 40.000 pounds (Rp774 juta) per minggu. Itu upah yang sangat tinggi untuk ukuran klub kecil.

Hasilnya, Campbell hanya memainkan satu pertandingan dengan menampilkan performa yang buruk melawan Morecambe. Dia pergi beberapa hari setelah debut yang mengejutkan itu karena kesal dengan manajemen.



7. Alexis Sanchez

MU mengontrak Alexis Sanchez dari Arsenal pada Januari 2018 dengan bayaran 560.000 pounds (Rp10 milliar) per minggu. Itu  adalah sesuatu yang layak disebut sial yang terbaik. Pemain Chile itu adalah bayangan pucat dari dirinya yang dulu di Old Trafford, hanya mencetak lima gol dalam 45 pertandingan.

Satu-satunya anugerah yang menyelamatkan kerugian besar bagi MU adalah fakta bahwa Alexis memilih untuk melepaskan dua tahun terakhir kontrak besarnya untuk bergabung dengan Inter Milan secara permanen pada 2020.

8. Alan Pardew

Mike Ashley memberi Alan Pardew kontrak delapan tahun di Newcastle Unted pada September 2012. Itu bukan karena Pardew adalah pelatih yang buruk. Itu karena fakta bahwa panjangnya kesepakatan kontrak yang tidak masuk akal. Bayangkan, Manchester City bahkan tidak berani menawarkan kontrak delapan tahun kepada pelatih sehebat Pep Guardiola.

Dan, kebetulan, Pardew hanya bertahan dua tahun sebelum memutuskan untuk bergabung dengan Crystal Palace.