Dulu, menguasai lapangan bukan ciri khas Inggris. Tapi, sekarang semuanya telah berubah.
Sepakbola bola adalah permainan tim. Di lapangan, 11 pemain bekerja sama untuk menguasai bola, menghidupkan permainan, dan berusaha tidak memberikan celah bagi lawan untuk menguasai bola terlalu lama. Caranya, merebut bola untuk menghasilkan gol sebanyak-banyaknya.
Kisah Warriors FC, Klub Terbaik Singapura Kini Tinggal Nama
Analisis Performa Philippe Coutinho di Aston Villa, Cukup Memuaskan
Selain WhoScored, jurnalis The Athletic, John Muller, juga membuat analisis tentang klub Liga Premier dengan ball possession yang dimiliki. Hasilnya, tidak berbeda jauh dengan analisis WhoScored, yaitu Man City.
Catching up on MNF with Guardiola talking about ball possession. This is what was so frustrating about #ncfc last season. FYI, I’m not comparing Norwich to Man City ? pic.twitter.com/gss9MBJl2Z
— Matt Lewendon (@matty_leww) May 15, 2018
Bagaimana dengan klub lain? Beberapa tim, termasuk Arsenal dan Manchester United, tampak puas dengan melepaskan penguasaan bola di sayap pertahanan. Itu berdampak pada bek-bek sayap mereka yang bisa mendorong area permainan lebih jauh ke depan.
Ada lagi Newcastle United, yang ternyata lebih suka menyerang di sisi kiri melalui Allan Saint-Maximin. Sementara Leeds United asuhan Marcelo Bielsa kompeten di semua area, kecuali di posisi penyerang tengah. Mereka hampir mirip Man City dengan titik lemah pada eksekusi.
Man City keep ball possession for over 2 mins before Ederson kicks it long. Did the crowd affect the mental side of the City players or was it tactical? pic.twitter.com/aRQ2AeM8GN
— Saksham Kakkar (@sakshamkakkar24) April 20, 2020