Yang jelas liga Indonesia memang amburadul...
Belum sampai satu pekan kompetisi Liga 3 Putaran Nasional babak 64 besar dimulai, sudah ada beberapa momen memalukan, yang apa lagi kalau bukan ricuh alias ribut-ribut antar pemain dan pemain ke wasit dan bahkan sampai melibatkan official klub.

Ricuh sepertinya sudah menjadi tradisi di sepakbola Indonesia. Bakat lain para pemain diluar sepakbola tampaknya adalah baku hantam. Salah satu potret yang menggambarkan hal tersebut adalah saat Farmel FC melawan NZR Sumbersari FC, pada Rabu (9/2/2022) yang lewat.

Laga yang berlangsung di Stadion Gajayana Malang itu berkesudahan dengan skor imbang 1-1. Dan menariknya bukan pada saat laga tengah berlangsung,  insiden amukan para pemain NZR Sumbersari FC ke wasit utama justru terjadi saat peluit panjang akhir laga sudah dibunyikan.

Kronologi Pengeroyokan Wasit

Dalam sebuah video yang beredar luas di sosial media, wasit dikejar-kejar oleh Sumbersari FC hingga dapat dan tentu dengan segenap hasrat untuk menghajar si wasit.

Berdasarkan keterangan dari unggahan akun  Instagram @Pengamatsepakbola, hal itu terjadi lantaran wasit dinilai tidak adil, pemain Sumbersari FC tidak terima karena mendapat penalti di menit akhir, laga sempat terhenti selama 10 menit sementara tambahan waktu yang diberikan hanya 5 menit dan saat pemain
Sumbersari FC berusaha untuk mencetak gol balasan di menit-menit akhir, seketika wasit meniup peluit akhir laga.

Dan hal-hal diatas cukup untuk mengobarkan amarah para pemain Sumbersari FC. Tanpa berpanjang kata baiknya Anda saksikan sendiri momen tersebut dalam cuplikan video dibawah ini:



Yang jelas setiap kali kericuhan dan hal-hal semacam itu terjadi, setidaknya dalam video yang beredar terlihat pihak keamanan dalam hal ini Polisi hampir selalu terlambat mengamankan wasit dan meredam amarah pemain.

Faktornya bermacam-macam, bisa jadi karena momen kericuhan memang tidak diduga-duga oleh polisi, jumlah personel yang terbatas sehingga polisi yang berada di tribun tidak begitu luwes untuk menanggapi situasi. 

Meski akhirnya kericuhan mereda, tapi butuh sekian waktu untuk mengamankan wasit yang sudah terlanjur disepak, dipukul, dan lain sebagainya. Seperti persoalan semacam ini memang perlu penanganan yang komperhensif.


Semoga sepakbola Indonesia makin berbenah kedepannya