Ini bisa disejajarkan dengan taktik Pep Guardiola atau Juergen Klopp.
Dalam peta persaingan Liga Premier, Southampton termasuk klub papan menengah ke bawah. Tapi, untuk urusan taktik sepakbola, The Saints ternyata bisa disejajarkan dengan Manchester City atau Liverpool. Strategi berikut ini jadi buktinya.
Masing-masing klub sepakbola tentu saja memiliki taktik tersendiri dalam bermain. Dan, pelatih biasanya akan menginstruksikan anak asuhnya untuk memainkan taktik sesuai dengan kondisi yang dianalisis saat pertandingan berlangsung. Bahkan, taktik itu bisa saja dikeluarkan pada menit-menit tertentu.
Taktik revolusioner yang unik diperlihatkan Southampton dalam beberapa pertandingan terakhir. Anak asuhan Ralph Hasenhuttl itu biasanya mulai mengembangkan taktik ini pada menit 60 hingga 70, dengan melibatkan pemain yang baru masuk.
Hasilnya tidak sia-sia! Statistik musim ini menunjukkan Southampton telah mencetak sembilan gol setelah menit 60, meski harus menderita kebobolan 14 gol juga.
Taktik apa itu? Ternyata, ini adalah hal yang sangat sederhana dan digunakan semua tim. Ini adalah taktik menekan tanpa henti pertahanan lawan menggunakan tenaga pemain-pemain yang bugar dengan memanfaatkan kondisi fisik maupun konsentrasi lawan yang mulai menurun. Yang membedakan adalah waktunya hanya 10 menit.
Untuk mempertahankan level tersebut, bintang-bintang The Saints perlu menjaga diri tetap terhindar dari dehidrasi dan menjaga level nutrisi dengan ketat. Caranya, perawatan dari fisioterapis di pertengahan babak kedua.
Nah, ketika laga terhenti itulah taktik cerdik Southampton dimulai. Ofisial akan masuk lapangan membiarkan pemain mengambil gel energi yang diisi dengan bentuk karbohidrat. Itu adalah nutrisi khusus yang jauh lebih mengandung energi dibanding air mineral biasa.
Contoh pertama dari kejadian ini datang saat melawan Manchester United pada Agustus 2021 ketika Che Adams cedera (atau pura-pura cedera) di menit 61. Saat dia menerima perawatan di lapangan, rekan satu timnya pergi ke pinggir lapangan dan menerima instruksi taktis sambil mendapatkan gel energi. Saat pertandingan dilanjutkan, Southampton berhasil menahan imbang Setan Merah 1-1.
Taktik Revolusioner tersebut hanya digunakan ketika masih ada harapan untuk bermain imbang atau mencetak kemenangan. Hal ini tidak digunakan ketika The Saints tertinggal gol sangat jauh. Misalnya, 0-4 saat melawan Liverpool pada November 2021.
Adam Armstrong adalah pemain yang paling banyak dirawat dengan empat kali. Ada lagi Tino Livramento. Mereka semacam "umpan" dengan mengorbankan diri untuk cedera.
Mantan fisioterapis Wolverhampton Wanderers, Phil Hayward, menjelaskan taktik The Saints sebagai sangat cerdik. "Mereka akan menggunakan gel energi, yang mengandung maltodekstrin (suatu bentuk karbohidrat) dan masuk ke aliran darah dengan cukup cepat," ujar Hayward, dilansir The Sun.
"Anda akan mulai melihat respons dalam waktu sekitar 10 menit. Saya yakin para ilmuwan olahraga akan merekomendasikannya dan menyarankan kapan itu harus dilakukan, dan Hasenhuttl telah memberikan lampu hijau. Ini adalah pendekatan gabungan yang sangat bagus dan menunjukkan seberapa baik mereka beroperasi," tambah Hayward.
Masing-masing klub sepakbola tentu saja memiliki taktik tersendiri dalam bermain. Dan, pelatih biasanya akan menginstruksikan anak asuhnya untuk memainkan taktik sesuai dengan kondisi yang dianalisis saat pertandingan berlangsung. Bahkan, taktik itu bisa saja dikeluarkan pada menit-menit tertentu.
BACA BERITA LAINNYA
Harga Jersey Pratama Arhan di Tokyo Verdy Setara Handphone Canggih, Mau Beli?
Harga Jersey Pratama Arhan di Tokyo Verdy Setara Handphone Canggih, Mau Beli?
Nah, ketika laga terhenti itulah taktik cerdik Southampton dimulai. Ofisial akan masuk lapangan membiarkan pemain mengambil gel energi yang diisi dengan bentuk karbohidrat. Itu adalah nutrisi khusus yang jauh lebih mengandung energi dibanding air mineral biasa.
BACA BIOGRAFI LAINNYA
Newcastle United Punya Rencana Rp876 Miliar untuk Eberechi Eze
Newcastle United Punya Rencana Rp876 Miliar untuk Eberechi Eze
Taktik Revolusioner tersebut hanya digunakan ketika masih ada harapan untuk bermain imbang atau mencetak kemenangan. Hal ini tidak digunakan ketika The Saints tertinggal gol sangat jauh. Misalnya, 0-4 saat melawan Liverpool pada November 2021.
Mantan fisioterapis Wolverhampton Wanderers, Phil Hayward, menjelaskan taktik The Saints sebagai sangat cerdik. "Mereka akan menggunakan gel energi, yang mengandung maltodekstrin (suatu bentuk karbohidrat) dan masuk ke aliran darah dengan cukup cepat," ujar Hayward, dilansir The Sun.