Kok ya ndak kapok-kapok buat keliru. Kali ini di laga Persedikab Kediri vs Maluku FC
Entah harus berapa kali lagi kita mendengar seorang wasit dikejar-kejar oleh pemain dan lalu dikeroyok. Dan setiap kali kabar semacam itu tersiar, kronologis menunjukkan kebanyakan kejadian bermula dari keputusan wasit yang dinilai tidak tepat alias tidak adil.

Dan kembali hal tersebut terjadi di Liga 3. Terbaru dalam laga yang mempertemukan antara Persedikab Kediri vs Maluku FC di babak 32 besar Liga 3 Nasional 2021/22.

Laga yang digelar di Stadion Brawijaya, Kediri, Jawa Timur, Kamis (17/2/), berkahir ricuh tak karu-karuan. Momen kericuhan tersebut diunggah oleh akun Instagram@pengamatsepakbola.

Dalam keterangannya, dijelaskan bahwa situasi bermula dari kekecewaan para pemain dan ofisial Maluku FC atas keputusan wasit yang memimpin jalannya laga, Hafidz Nuridho, lantaran laga terus berlanjut meski telah melewati batas perpanjangan waktu yang ditentukan.

Wasit memberi tambahan waktu  empat menit tetapi sampai dengan 96 menit laga masih berjalan. Dan sial bagi Maluku FC, 
memasuki menit 97, pemain Persedikab mencetak gol. Laga yang tampak akan berkahir imbang 2-2 tiba-tiba saja berubah,
Maluku FC kecolongan dan akhirnya menelan kekalahan 2-3.

Dan tentu saja hal tersebut cukup membuat urat leher Maluku FC menjadi kencang. Dan terjadilah yang biasa terjadi di Liga Indonesia.

"Kami dirugikan dan itu nyata kelihatan. Dari pertama kami sudah prediksi akan mengalami kejadian seperti ini," kata Manajer Maluku FC Saidna Azhar di Kediri, pada Kamis (17/2)

Pihak Maluku FC sendiri mengatakan sempat melayangkan protes soal waktu, wasit, namun laga tetap berjalan.



"Injury time empat menit. Kami hitung tujuh menit, tapi wasit juga belum menghentikan pertandingan. Padahal tadi kapten sudah protes waktu, pelatih sudah protes waktu. Akhirnya kami digempur habis-habisan," imbuhnya.

Meski sudah menyalurkan kekesalan lewat aksi mengejar dan memberikan beberapa sentuhan fisika kepada wasit, pihak Maluku FC sendiri masih belum bisa sepenuhnya terima dan  berencana mengajukan protes secara resmi ke Komisi Wasit terkait ketidaknetralan perangkat pertandingan.

Bagaimana menurut Anda? Apakah hal-hal semacam ini bisa membuat persepakbolaan kita kian maju atau cuma jadi lucu-lucu yang berujung nihil prestasi di tim nasional? Berikan pendapat Anda di kolom komentar yang tersedia.