Normalnya, kiper akan berusaha menjaga gawangnya dari kebobolan. Apalagi ketika tendangan penalti dilakukan. Tapi, yang terjadi dengan Roman Buerki pada laga terakhir Bundesliga 2020/2021 berbeda. Kiper asal Swiss itu membiarkan Lars Bender mencetak gol dari titik putih. Apa alasannya?
Bersama saudara kembarnya, Sven Bender, Lars memiliki karier sepakbola yang luar biasa. Gelandang asal Jerman itu memulainya dari TSV 1860 Munich sebelum pindah ke Bayer Leverkusen pada 2009. Dia tampil 342 kali untuk klub selama 12 tahun, dan mencetak 27 gol.
Sayang, beberapa tahun terakhir, karier Bender penuh dengan cedera dan akhirnya memutuskan mengakhiri semuanya pada musim lalu dalam usia 32 tahun. Itu karena Bender menghabiskan sebagian besar musim terakhirnya sebagai pesepakbola di meja perawatan.
Meski cedera, Bender bertekad menutup kariernya dengan melakukan sesuatu yang layak dikenang. Dia ingin bermain di pertandingan terakhir sebagai pesepakbola, dan mencetak gol.
Mendengar keinginan Bender, Leverkusen setuju. Mereka berjanji memberinya kejutan dan sesuatu yang manis di akhir karier. Dan, momen tersebut muncul pada laga terakhir Leverkusen di Bundesliga 2020/2021 saat melawan Borussia Dortmund.
Bender diberi kesempatan menjajal lapangan untuk terakhir kali dengan masuk sebagai pemain pengganti di menit 89. Ketika itu, Leverkusen tertinggal 0-3. Dia masuk menggantikan saudara kembar identiknya, Sven. Sama seperti Lars, itu juga laga terakhir Sven.
Ketika masuk, laga terhenti karena Leverkusen diberi penalti akibat pelanggaran pemain Dortmund di kotak penalti. Dan, Bender kemudian diberi kesempatan mencetak gol bagi Leverkusen untuk terakhir kalinya. Di sudut lain, gawang Dortmund dijaga Buerki. Dia tahu bahwa itu menjadi pertandingan terakhir Bender.
Penalti Bender bisa saja dengan mudah diselamatkan Buerki. Tapi, dia menunjukkan rasa hormatnya dengan hanya berdiri di tengah gawang dan menyaksikan bola meluncur masuk pojok kanan bawah gawang Dortmund. Setelah itu, Buerki memberi selamat Bender dan memeluknya.
Itu akan selalu menjadi contoh yang bagus mengapa sepakbola dikenal sebagai "permainan indah". Rasa hormat yang besar ditujukkan Burki yang ingin menyaksikan Bender mengakhiri karier profesionalnya dengan sempurna.