Kalah sekali atau dua kali itu wajar. Tapi, ini berkali-kali.
Cerita tentang klub yang tak terkalahkan sudah sangat umum. Tapi, apa jadinya jika sebuah klub tidak pernah merasakan kemenangan sepanjang musim kompetisi? Kisah itu ada di Inggris.

Cavaliers FC adalah klub amatir yang berkompetisi di kasta bawah Inggris, Divisi II Liga Manchester. Mereka mendapatkan julukan "tim sepakbola terburuk di Britania Raya". Hal itu tak lepas dari performa buruk mereka. Klub ini pernah menelan pil pahit kekalahan 0-26 dari Avenue FC. Saat itu, mereka main tanpa kiper murni dan hanya punya satu bek.

Menurut pelatih Cavaliers, Ben Gage, tim asuhannya telah menjadi bulan-bulanan klub lain sepanjang musim ini. "Kami memulai musim dengan penuh optimisme dan segalanya berjalan sangat cemerlang untuk tim lain. Saat ini, kami telah memainkan 11 pertandingan dan kalah 11 kali. Kami mencetak lima gol dan kebobolan 113," ujar Gage, dilansir The Sun.

"Di pertandingan pertama kami kalah 1-3. Tapi, kami merasa percaya diri untuk maju. Sayangnya di pertandingan kedua, kami kemudian kalah 0-16," ujar Gage.

"Sejak saat itu, kami terus kalah di setiap pertandingan, termasuk kekalahan besar 0-26. Dalam pertandingan tersebut, kami memang tidak memiliki penjaga dan hanya menyisakan satu bek. Pemain kami sudah muak dan mulai kehilangan minat," lanjut Gage.

Demi memperbaiki performa klub, manajemen Cavaliers sampai harus memohon bantuan dan mempostingnya di sosial media. "Bantu kami meningkatkan tim kami. Kami kalah 0-26 pada Sabtu. Jadi, kami butuh pemain baru," tulis Cavaliers di Twitter.

Ternyata, cara itu membuahkan hasil. Setelah melihat tweet tersebut, sebuah perusahaan bernama Specsavers, bersama dengan mantan pesepakbola Inggris, Jimmy Bullard, menawarkan dukungan finansial kepada Cavaliers agar bisa mendatangkan pemain yang dibutuhkan.

Specsavers, yang merupakan perusahaan ritel optik, bahkan memberikan beberapa tes mata gratis kepada pemain Cavaliers, kalau-kalau performa buruk itu ada kaitannya dengan kemampuan penglihatan. Tentu saja maksudnya Specsavers bersedia untuk menjadi sponsor demi pembiayaan klub.

Selain memastikan ketajaman penglihatan para pemain, Specsavers juga menyediakan jersey baru untuk Cavaliers dan memberi mereka suplemen nutrisi. Dan, Specsavers juga menggunakan saluran media sosial mereka untuk membantu merekrut pemain baru.

Sementara Bullard punya cara lain. Eks pemain Wigan Athletic itu dalam beberapa bulan ke depan akan berbagi pengalaman selama berkarier untuk membantu mendongkrak motivasi para pemain. Bullard akan menggelar serangkaian latihan dan lokakarya untuk Cavaliers.

"Klub ini sangat membutuhkan sedikit bantuan. Mereka telah mengalami kekalahan di setiap pertandingan musim ini dan saya memberi tahu siapa pun yang akan mendengarkan jika kami tidak terlibat sekarang. Sangat jelas mereka akan berakhir di dasar klasemen liga," kata Bullard.

"Namun, jangan pernah takut, bersama dengan Specsavers, kami berharap untuk membalikkan keadaan dengan memfokuskan kembali tim, mendorong pendaftaran pemain baru, dan memastikan para pemain berada di performa terbaik untuk setiap pertandingan mereka," tambah Bullard.



"Saya tak sabar untuk mengambil alih Cavaliers. Di bawah kepelatihan saya, saya akan berbagi tips dan pengalaman saya untuk membantu mereka memenangkan pertandingan mendatang," ucap Bullard.

"Ada banyak kerja keras yang harus dilakukan. Tapi, mudah-mudahan ini akan membuat mereka berada di jalur menuju kejayaan liga, atau setidaknya memenangkan pertandingan musim ini," lanjut Bullard bersemangat.

Lalu, mengapa Cavaliers memilih "curhat" di medsos? "Saat itulah kami mengeluarkan permohonan kami di media sosial untuk menemukan beberapa pemain baru yang berpengalaman dan menukar skuad," kata Gage.

"Di masa depan kami ingin naik liga dan mungkin akhirnya masuk ke semiprofesional. Tapi, untuk saat ini kami hanya perlu berkonsentrasi untuk memenangkan pertandingan pertama kami musim ini," pungkas Gage.