Uangnya tidak kalah tebal dengan Abramovich. Ini profilnya!
The Blues menjadi salah korban dari dampak perang dalam aspek ekonomi. Dengan sanksi Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, Jepang, hingga Inggris terhadap Rusia, artinya Chelsea tidak mungkin beraktivitas secara normal.
6 Bek Top yang Bisa Pergi pada Jendela Transfer Musim Panas
Siapa Wyss? Dia adalah pengusaha super kaya dari Swiss. Lahir pada 19 September 1935 di Bern, Wyss memperoleh kekayaannya melalui Synthes. Itu sebuah perusahaan yang didirikan pada 1970-an, yang memproduksi peralatan medis.
Wyss kuliah di Institut Teknologi Federal Swiss di Zurich pada akhir 1950-an. Kemudian, dia belajar di Harvard Business School. Dan, dia telah berbasis di AS sejak 1960-an saat mulai merintis bisnis setelah selesai sekolah.
Dalam wawancara dengan surat kabar Swiss, Blick , Wyss menjelaskan tentang tawaran membeli Chelsea. "Abramovich mencoba menjual semua vilanya di Inggris. Dia juga ingin segera menyingkirkan Chelsea. Saya dan tiga orang lainnya menerima tawaran pada Selasa (1/3/2022) untuk membeli Chelsea," ujar Wyss.
"Hingga hari ini, kami belum mengetahui harga jual pastinya. Saya bisa membayangkan mulai dari Chelsea dengan mitra. Tapi, saya harus melihat kondisi umum dulu," tambah Wyss.
Lalu, berapa kekayaan bersih Wyss? Tahun ini, Wyss diperkirakan memiliki aset mencapai USD5,1 miliar (Rp73 triliun). Itu menurut majalah bisnis ternama Amerika, Forbes. Kekayaannya terutama berasal dari pengoperasian Synthes dan meningkat secara signifikan ketika dia menjualnya.
Sebagai perusahaan alat medis, tentu saja Synthes sedang memanen untung besar dari pandemi Covid-19 yang melanda dunia dalam dua tahun terakhir.
⚽️ Breaking: #Abramovich confirms that he will sell #Chelsea. The announcement comes after a Blick interview with Swiss billionaire Hansjörg Wyss, who wants to buy the club together with Americans, including Todd Boehly. Wyss is on his way to New York. https://t.co/mayudchzRJ
— Nicola Imfeld (@nicola_imfeld) March 2, 2022
Orang yang sangat dermawan
Namun, bukan hanya bisnis yang dipikirkan Wyss. Selain manufaktur perangkat medis, Wyss juga dikenal karena aktivitas amalnya. Dia telah menyumbangkan uang untuk berbagai tujuan, termasuk inisiatif iklim, pendidikan, dan upaya konservasi hutan.
Wyss Foundation didirikan pada 1998 sebagai proyek perlindungan lingkungan, yang dirancang untuk melestarikan, khususnya di Hoback Basin, Wyoming, AS. Tujuannya agar orang dapat terus menikmati kegiatan di luar ruangan, seperti hiking dan memancing.
Pada 2008, dia menyumbangkan USD125 juta (Rp1,7 triliun) ke Harvard untuk pendirian sebuah lembaga penelitian. Karena itu, Forbes menggambarkan dirinya sebagai "salah satu orang paling dermawan di dunia". Apalagi, pada 2018, dia berkomitmen menginvestasikan USD1 miliar (Rp14 triliun) selama 10 tahun untuk "mempercepat upaya konservasi daratan dan lautan" di seluruh dunia.
"Uang ini akan mendukung upaya konservasi yang dipimpin secara lokal di seluruh dunia, mendorong peningkatan target global untuk perlindungan darat dan laut, berupaya meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya upaya ini, dan mendanai studi ilmiah untuk mengidentifikasi strategi terbaik untuk mencapai target kami," kata Wyss di New York Times saat itu.
Dilaporkan bahwa yayasan amal milik Wyss juga telah bekerja dengan selebrita top seperti Leonardo di Caprio. Yayasan itu memiliki aset lebih dari USD2 miliar (Rp28 triliun). Itu berarti dia memiliki pengaruh untuk mendanai inisiatif.
Hansjörg Wyss has claimed that he's been offered the chance to purchase Chelsea FC
— 2 UP FRONT (@TwoUpFrontPod) March 2, 2022
The 86 year old is the former CEO of Synthes USA - a medical device manufacturer acquired by Johnson&Johnson in 2012 - and current Chairman of the Wyss Foundation
Net worth: $5.8 billion pic.twitter.com/62UOfGiLQ1