Akademi Manchester City dikenal memiliki banyak jebolan pemain muda berbakat. Selepas Jadon Sancho, kini muncul yang terbaru, yaitu Jamie Bynoe-Gittens. Sama seperti Sancho, dia juga memilih Borussia Dortmund.
Pemain sayap Inggris itu telah bergabung dengan Dortmund pada 2020. Dijuluki “The Next Jadon Sancho”, Bynoe-Gittens segera memberikan dampak besar setelah tiba di Jerman. Orang-orang segera teringat dengan sejumlah sayap kiri legendaris seperti Cristiano Ronaldo, Ryan Giggs, hingga Andrei Kanchelskis.
Lahir di London, Bynoe-Gittens tertarik pada Reading ketika berusia sembilan tahun. Chelsea dan Arsenal segera menunjukkan minat. Tapi, dia menolak keduanya demi pindah ke tim Man City U-15.
Dengan kaki yang kokoh dan kecepatan di atas rata-rata, Bynoe-Gittens cukup mengesankan untuk dipanggil ke Inggris U-15 dan U-16. Dia berkembang dalam tim bersama Liam Delap, James McAtee, Samuel Edozie, hingga Finley Burns. Semuanya telah tampil untuk tim asuhan Pep Guardiola.
Tapi, setelah melihat idolanya, Sancho, berkembang di Jerman, Bynoe-Gittens memutuskan pergi ke Signal Iduna Park.
"Dia adalah pemain ofensif yang sangat berbakat. Tapi, dia harus berkembang dengan sabar bersama kami di tim junior. Kami tidak ingin ekspektasi terlalu tinggi sejak awal," kata Direktur olahraga Dortmund, Michael Zorc, saat mendatangkan Bynoe-Gittens, dilansir Goal.
Ekspektasi itu segera dipercepat ketika Bynoe-Gittens diminta berlatih bersama skuad utama Marco Rose pada pramusim 2020/2021. Rose menyukai apa yang dilihatnya dan memilih bocah ajaib itu untuk pertandingan persahabatan melawan Athletic Bilbao.
Hanya saja, setelah dimasukkan di babak kedua, Bynoe-Gittens justru mengalami cedera pergelangan kaki. Itu membuat dirinya absen selama empat bulan. Itu adalah kemunduran yang kejam sebelum musim terobosan potensial. Akibatnya, dia hanya berhasil memainkan dua pertandingan kompetitif selama musim 2020/2021.
Karena itu, Rose memilih mengembalikan Bynoe-Gittens ke Dortmund U-19 terlebih dulu agar matang. Hasilnya luar biasa. Di berbagai kompetisi junio termasuk Liga Champions Junior, Bundesliga U-19, Ligapokal U-19, hingga DFB-Pokal der Junioren, dia telah mencetak sembilan gol dalam sembilan pertandingan.
"Dia pasti memiliki bakat untuk menjadi bagian dari panggung besar di beberapa titik. Kita tidak bisa, dan tidak ingin memperlambatnya. Dia sangat cerdas, dewasa, dan pekerja keras. Yang terpenting sekarang adalah dia mendapatkan kebugarannya terlebih dulu. Dalam pertandingan sebelum Natal, dia harus meninggalkan lapangan setelah 55 menit karena kram," kata Pelatih Dortmund U-19, Mike Tullberg.
"Dia tidak bermain dengan baik selama hampir dua tahun, dan belum dalam kondisi fisik yang diperlukan untuk dapat berlatih dengan tim utama. Fakta bahwa dia masih pemain U-19 adalah karena cederanya. Sudah disepakati antara departemen junior dan tim utama bahwa kami akan mengembangkannya terlebih dulu di tim U-19. Itu pasti akan memakan waktu," tambah Tullberg.
"Jika kita semua berpikir dia siap dan penampilannya membenarkannya, maka jelas bahwa dia akan berakhir di tim utama cepat atau lambat," pungkas pelatih asal Denmark itu.