Awal musim menderita, bahagia di akhir musim. Ternyata, inilah kunci Arsenal.
Tiga kekalahan di awal musim adalah aib bagi Arsenal. Tapi, enam bulan kemudian, mereka sudah berada di empat besar klasemen sementara Liga Premier. Arsenal punya satu poin di atas Manchester United dengan tiga pertandingan tersisa.
Kisah Ruslan Malinovskyi, Striker Ukraina Rajin Cetak Gol Meski Negaranya Dibom Rusia
Karakteristik passing dan pembawaan bola yang sangat baik dari Gabriel dan Ben White sangat penting untuk strategi taktis yang tidak biasa ini. Dan, ini semua difasilitasi perubahan formasi yang memungkinkan risiko yang lebih besar.
Inilah Peran Unik Darren Fletcher di Ruang Ganti Man United
Secara statistik, Partey mampu melewati sepertiga akhir lapangan lebih banyak dari pemain tengah Liga Premier lainnya seperti Rodri (Manchester City) dan Fabinho (Fabinho).
Arteta diam-diam membangun tim dengan keseimbangan sempurna untuk mendominasi bola dan kemudian menyerang secara tiba-tiba. Ini adalah tipikal permainan yang ditinggalkan Pep Guardiola. Dulu Guardiola selalu ingin timnya diatur ulang dan tiba di sepertiga akhir lapangan melalui proses penguasaan bola secara bertahap.
Secara defensif, hal-hal bergerak lebih jauh dari mentornya. Arsenal tidak menekan tinggi untuk jangka waktu lama dalam pertandingan. Sebaliknya, mereka lebih memilih bertahan sebelum membuka rute mencetak gol.
? That link up play between @BukayoSaka87 & Martin Odegaard!
— GiveMeSport (@GiveMeSport) March 7, 2022
?: @Arsenalpic.twitter.com/2Ol2hfWXWh
Yang terpenting dari semuanya, Arsenal menggiring bola melewati jauh lebih sedikit daripada tim mana pun di Liga Premier. Arsenal solid dan kompak, menciptakan tembok pertahanan, daripada gegenpressing. Dan, mereka akan menekan di saat-saat yang ditargetkan. Statistik mereka menang di sepertiga akhir (4,84 per game) adalah yang tertinggi sejak 2016/2017.
Hanya saja, perlu dicatat dengan tinta tebal bahwa empat kemenangan liga yang berturut-turut diraih Arsenal, semuanya dengan satu gol dan melawan tim-tim dalam performa buruk. Ini menunjukkan bahwa ada area yang perlu ditingkatkan, terutama di lini depan.
Jadi, inti dari semuanya adalah Odegaard dan Saka. Dua pemain muda yang berpotensi menjadi salah satu yang terbaik di dunia. Mereka juga dua pemain muda yang melambangkan kecerdasan dan kemajuan pesat di bawah asuhan Arteta di Arsenal musim ini.
4 out of 17 cup finals done
— isaac future ???? (@isaacfuture001) March 7, 2022
100% performance from the boys
masterclass from odegaard @BukayoSaka87 proving that he is world class @Arsenal 5 points behind Chelsea
A blessed week gunners pic.twitter.com/Ci3bk17GQC