Kemana PSSI dan operator liga?
Liga 3 kembali menjadi sorotan. Kali ini aksi cuek bek PS Siak, Bruno Casimir, menjadi perdebatan setelah membiarkan cut back alias passing ke wilayah pertahanan berujung gol.

Wajar apabila aksi Casimir menjadi ramai di media sosial, karena pemain Indonesia keturunan Kamerun itu membiarkan umpan rekannya hingga dimaksimalkan pemain Serpong City.

Imbasnya, Serpong City keluar sebagai pemenang dengan skor 4-1 saat menjalani laga terakhir babak 16 besar Liga 3 di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Minggu (13/3/2022) sore WIB.

Meski menang, Serpong City tak bisa menuai promosi ke Liga 2 musim depan. Mereka harus puas di peringkat ketiga, sedangkan PS Siak menjadi juru kunci tanpa meraih kemenangan.

Aksi Casimir mendapat perhatian serius dari banyak kalangan. Wolfgang Pikal, yang pernah menjabat sebagai asisten pelatih timnas Indonesia, berkomentar lewat postingannya di Instagram.

Pria asal Austria itu menilai sikap yang ditunjukkan Casimir begitu keterlaluan. Pria berusia 54 tahun itu meminta kepada PSSI dan otoritas liga melakukan pengecekan secara menyeluruh untuk mengetahui penyebab pasti Casimir melakukan aksi konyol tersebut.

“Saya sangat marah, dan ini (sikap Casimir) merusak citra sepakbola Indonesia,” ucapnya di Instagram.



Aksi ini menambah panjang kontroversi yang terjadi di Liga 3 musim ini. Sebelumnya, kericuhan terjadi saat pertandingan antara NZR Sumbersari FC menghadapi Farmel FC di babak 64 besar di Stadion Gajayana, Kota Malang, bulan lalu.

Sejumlah pemain dan ofisial NZR Sumbersari melakukan pengeroyokan kepada wasit dan dua asistennya setelah memberikan hadiah penalti kepada Farmel FC. Kericuhan itu terjadi setelah pertandingan.

Ada lagi kontroversi lainnya, yakni pertandingan antara Bandung United kontra Farmel FC. Wasit memberikan empat kartu merah kepada pemain Bandung United. Situasi itu membuat pemain Bandung United melakukan prores dengan cara membiarkan gawang mereka dibobol pemain Farmel FC.

Pertandingan yang melibatkan Farmel FC kontra Persikota Tangerang juga menimbulkan kontroversi di babak 16 besar. Pemilik Persikota, Prilly Latuconsina, sampai buka suara. Dia menyebut sepakbola Indonesia masih mengecewakan.

Itu terjadi setelah wasit menyebut pemain Persikota telah berada dalam posisi offside, walau tidak dalam tayangan video.