Statistik hebat yang dimiliki Haaland.
Erling Haaland telah muncul menjadi stiker muda paling berbahaya di dunia. Bersama Borussia Dortmund, pemain asal Norwegia itu telah mencetak 80 gol dalam 79 penampilan di semua kompetisi.
Statistik itu membuatnya menjadi striker muda paling diperebutkan klub-klub besar, seperti dua klub raksasa Spanyol, Barcelona dan Real Madrid, yang telah dikaitkan untuk memboyong dirinya. Tapi, Manchester City kini muncul menjadi yang terdepan dalam perburuan.
Meski Madrid juga masih tetap dalam perburuan, tetapi mereka juga mengejar superstar Paris Saint-Germain, Kylian Mbappe. Sementara situasi keuangan Barcelona yang sulit membuat kepindahan ke Camp Nou tidak mungkin, bahkan jika bos Blaugrana, Xavi, belum mengesampingkannya.
Sementara itu, Haaland terlihat ingin bermain untuk Manchester City saat dia ketahuan menonton Man City bertanding. Fakta itu membuat spekulasi publik berkembang bahwa Haaland akan hijrah ke Stadion Etihad musim panas nanti.
Tapi, rumor itu tak bakal terwujud jika tidak dibeli dengan biaya yang besar, apalagi Dortmund ingin melepas Haaland dengan nominal 75 juta euro (Rp 1,1 triliun). Itu belum termasuk biaya agen dan bonus penandatanganan. Haaland diyakini akan memiliki nilai transfer jauh lebih tinggi.
Itu tak menghalangi Man City merekrutnya, apalagi Pep Guardiola ingin mendatangkan striker dengan naluri pembunuh ke timnya yang terlatih dengan baik.
Pihak Man City diyakini telah bertemu dengan perwakilan pemain Norwegia tersebut, meskipun klub tetap berhati-hati dengan transfer profil tinggi yang selalu berjalan rumit.
Contohnya seperti setahun yang lalu. Mereka yakin bisa menyelesaikan kesepakatan mendapatkan Harry Kane, tapi Tottenham Hotspur menolak untuk menjualnya meskipun pemain timnas Inggris itu ingin pindah ke Manchester.
Satu-satunya tantangan adalah meyakinkan Haaland bahwa Etihad adalah tujuan yang tepat untuknya. Meskipun uang jelas relevan, preferensi pribadi adalah kuncinya. Itulah sebabnya kesempatan untuk bekerja di bawah pelatih transformatif seperti Guardiola adalah nilai jual utama.
Pelatih Man City asal Spanyol itu memiliki rekam jejak bagus dalam meningkatkan pemain yang sudah hebat. Sementara prospek memenangkan banyak trofi tentu harus menarik perhatian Haaland, yang hanya memenangkan satu DFB-Pokal dengan Dortmund, yang juga tersingkir di babak penyisihan grup di Liga Champions musim ini.
Jika kepindahan Haaland ke Man City terjadi, itu artinya dia mengikuti jejak ayahnya, Alfie, yang pernah bermain tiga musim bersama The Citizens. Bahkan, kedekatannya dengan Man City dimulai ketika Haaland sering dibawa sang ayah menonton pertandingan Man City selama masa kecilnya.
Tidak ada alasan bagi Man City untuk tidak mendatangkan Haaland, meski dengan biaya yang besar. Meskipun Man City sangat sukses tanpa striker, tapi klub sangat membutuhkan predator alami untuk memimpin serangan mereka. Pasalnya, Man City belum memiliki striker murni selepas kepergian Sergio Aguero.
Meski Man City sudah terbiasa bermain tanpa striker murni. Itu dilihat dari keberhasilan gelar Liga Premier musim lalu dan masuk final Liga Champions. Sebagian besar pencapaian itu diwujudkan tanpa Aguero, yang diganggu oleh masalah cedera dan penyakit jantung. Kepergian pemain Argentina itu hampir tidak memengaruhi mereka sama sekali musim ini.
Namun, itu bukan niat Guardiola melewati musim berikutnya tanpa penyerang tengah ortodoks. Bahkan, setelah kegagalan mendatangkan Kane dari Tottenham, sempat ada minat pada Cristiano Ronaldo. Tapi, superstar asal Portugal itu lebih memilih kembali bersama Setan Merah.
Pada akhirnya Man City memutuskan untuk tidak membeli striker yang lebih rendah. Akan tetapi, Guardiola harus mencari solusi walau mereka masih moncer tanpa striker.
Dalam hal ini, Haaland sangat cocok untuk Man City. Haaland bukan pemain yang sepenuhnya harus terlibat dalam permainan tim. Meski gaya main Guardiola mengandalkan dominasi penguasaan bola, tapi sebenarnya Guardiola lebih membutuhkan striker yang mau menunggu dalam penyelesaian akhir.
Haaland adalah jawabannya. Dia adalah stiker yang dibutuhkan Man City, karena dia tipikal pemain tanpa banyak sentuhan, tapi mampu menyelesaikan setiap peluang yang datang menjadi gol. Gaya main inilah yang jadi kekuatan Haaland.
Statistik mencatat bahwa rata-rata Haaland hanya membuat 29 sentuhan per 90 menit untuk Dortmund musim ini.
“Klub membutuhkan seorang striker, tentu saja. Saya tidak setuju dengan (orang) mengatakan kami bermain sangat baik tanpa striker hanya karena kami menang,” kata Guardiola menjelang pertandingan derby Manchester pekan lalu.
“Ketika kami tidak menang, Anda mengatakan kami membutuhkan seorang striker, bahwa saya naif. 'Bagaimana orang-orang ini bermain tanpa striker?'
“Klub akan mencoba, itu belum terjadi. Tetapi, pada akhirnya, kami beradaptasi dan tidak pernah mengeluh.”
“Dengan seorang striker, kami bermain dengan cara yang berbeda. Jika Anda tidak memilikinya, Anda harus beradaptasi dengan kualitas yang kami miliki," pungkas mantan pelatih Barcelona itu.
“Jika Anda tidak memilikinya, Anda harus bermain dengan cara yang sama sekali berbeda dengan Man United, Southampton, Liverpool, karena mereka memainkan filosofi lain. Di Inggris, kami sedikit seperti pengecualian dalam hal itu,” tambah Guardiola.
Meski Man City telah bergerak untuk memastikan situasi tidak akan terjadi lagi dengan mengontrak pemain timnas Argentina, Julian Alvarez, dari River Plate pada Januari 2022. Dia akan bergabung dengan skuad di musim panas, meskipun dia masih bisa dipinjamkan.
Namun, setelah 80 gol dalam 79 penampilan untuk Dortmund, Haaland tetap menjadi target prioritas untuk didatangkan Man City. Harapan itu bakal direalisasikan pada jendela transfer nanti.
Jika itu terjadi, tim besutan Guardiola yang apik dengan Haaland di depan akan menjadi kekuatan yang lebih mengintimidasi pertahanan lawan dari sebelumnya.
Statistik itu membuatnya menjadi striker muda paling diperebutkan klub-klub besar, seperti dua klub raksasa Spanyol, Barcelona dan Real Madrid, yang telah dikaitkan untuk memboyong dirinya. Tapi, Manchester City kini muncul menjadi yang terdepan dalam perburuan.
BACA BERITA LAINNYA
Seusai Gagal di Liga Champions, Badai Masalah Tengah Menerpa PSG
Seusai Gagal di Liga Champions, Badai Masalah Tengah Menerpa PSG
Itu tak menghalangi Man City merekrutnya, apalagi Pep Guardiola ingin mendatangkan striker dengan naluri pembunuh ke timnya yang terlatih dengan baik.
BACA ANALISIS LAINNYA
Persipa Pati Promosi ke Liga 2, Bagaimana Nasib AHHA PS Pati?
Persipa Pati Promosi ke Liga 2, Bagaimana Nasib AHHA PS Pati?
Contohnya seperti setahun yang lalu. Mereka yakin bisa menyelesaikan kesepakatan mendapatkan Harry Kane, tapi Tottenham Hotspur menolak untuk menjualnya meskipun pemain timnas Inggris itu ingin pindah ke Manchester.
Pelatih Man City asal Spanyol itu memiliki rekam jejak bagus dalam meningkatkan pemain yang sudah hebat. Sementara prospek memenangkan banyak trofi tentu harus menarik perhatian Haaland, yang hanya memenangkan satu DFB-Pokal dengan Dortmund, yang juga tersingkir di babak penyisihan grup di Liga Champions musim ini.
Tidak ada alasan bagi Man City untuk tidak mendatangkan Haaland, meski dengan biaya yang besar. Meskipun Man City sangat sukses tanpa striker, tapi klub sangat membutuhkan predator alami untuk memimpin serangan mereka. Pasalnya, Man City belum memiliki striker murni selepas kepergian Sergio Aguero.
Meski Man City sudah terbiasa bermain tanpa striker murni. Itu dilihat dari keberhasilan gelar Liga Premier musim lalu dan masuk final Liga Champions. Sebagian besar pencapaian itu diwujudkan tanpa Aguero, yang diganggu oleh masalah cedera dan penyakit jantung. Kepergian pemain Argentina itu hampir tidak memengaruhi mereka sama sekali musim ini.
Namun, itu bukan niat Guardiola melewati musim berikutnya tanpa penyerang tengah ortodoks. Bahkan, setelah kegagalan mendatangkan Kane dari Tottenham, sempat ada minat pada Cristiano Ronaldo. Tapi, superstar asal Portugal itu lebih memilih kembali bersama Setan Merah.
Pada akhirnya Man City memutuskan untuk tidak membeli striker yang lebih rendah. Akan tetapi, Guardiola harus mencari solusi walau mereka masih moncer tanpa striker.
Dalam hal ini, Haaland sangat cocok untuk Man City. Haaland bukan pemain yang sepenuhnya harus terlibat dalam permainan tim. Meski gaya main Guardiola mengandalkan dominasi penguasaan bola, tapi sebenarnya Guardiola lebih membutuhkan striker yang mau menunggu dalam penyelesaian akhir.
Haaland adalah jawabannya. Dia adalah stiker yang dibutuhkan Man City, karena dia tipikal pemain tanpa banyak sentuhan, tapi mampu menyelesaikan setiap peluang yang datang menjadi gol. Gaya main inilah yang jadi kekuatan Haaland.
Statistik mencatat bahwa rata-rata Haaland hanya membuat 29 sentuhan per 90 menit untuk Dortmund musim ini.
“Klub membutuhkan seorang striker, tentu saja. Saya tidak setuju dengan (orang) mengatakan kami bermain sangat baik tanpa striker hanya karena kami menang,” kata Guardiola menjelang pertandingan derby Manchester pekan lalu.
“Ketika kami tidak menang, Anda mengatakan kami membutuhkan seorang striker, bahwa saya naif. 'Bagaimana orang-orang ini bermain tanpa striker?'
“Klub akan mencoba, itu belum terjadi. Tetapi, pada akhirnya, kami beradaptasi dan tidak pernah mengeluh.”
“Dengan seorang striker, kami bermain dengan cara yang berbeda. Jika Anda tidak memilikinya, Anda harus beradaptasi dengan kualitas yang kami miliki," pungkas mantan pelatih Barcelona itu.
“Jika Anda tidak memilikinya, Anda harus bermain dengan cara yang sama sekali berbeda dengan Man United, Southampton, Liverpool, karena mereka memainkan filosofi lain. Di Inggris, kami sedikit seperti pengecualian dalam hal itu,” tambah Guardiola.
Meski Man City telah bergerak untuk memastikan situasi tidak akan terjadi lagi dengan mengontrak pemain timnas Argentina, Julian Alvarez, dari River Plate pada Januari 2022. Dia akan bergabung dengan skuad di musim panas, meskipun dia masih bisa dipinjamkan.
Namun, setelah 80 gol dalam 79 penampilan untuk Dortmund, Haaland tetap menjadi target prioritas untuk didatangkan Man City. Harapan itu bakal direalisasikan pada jendela transfer nanti.
Jika itu terjadi, tim besutan Guardiola yang apik dengan Haaland di depan akan menjadi kekuatan yang lebih mengintimidasi pertahanan lawan dari sebelumnya.