Cuaca di dunia sedang tidak sesuai kebiasaan. Di Amerika Utara dan Eropa, sekarang sudah masuk musim semi. Tapi, ternyata salju masih turun. Akibatnya, beberapa pertandingan sepakbola mengalami masalah. Contohnya laga aneh di MLS pada akhir pekan lalu.
Momen tidak normal tersebut terjadi dalam pertandingan New England Revolution melawan Real Salt Lake di Gillette Stadium, Sabtu (12/3/2022) malam waktu Amerika Serikat (AS). Kedua tim terpaksa bermain dalam keadaan lapangan tertutup salju dengan New England menyerah 2-3.
Dalam wawancara setelah pertandingan, Kapten New England, Carles Gil, protes keras. Pemain asal Spanyol itu menceritakan keluh kesahnya saat bermain di lapangan yang licin dan sangat dingin. "Tidak mungkin bermain sepakbola hari ini," ujar Gil, dilansir ESPN.
"Saya tidak bisa berbicara dengan rekan satu tim saya. Saya tidak bisa berlari. Saya tidak bisa melakukan apa-apa. Tidak mungkin. Ini bukan sepakbola. Hentikan permainan sialan itu. Kami bermain besok atau hari lain, saya tidak peduli. Ini bukan sepakbola, tidak mungkin. Cobalah untuk membuat bola panjang, angin, itu tidak mungkin. Saya tidak mengerti apa-apa," tambah pemain berusia 29 tahun itu.
"Jika kami menyelesaikan pertandingan dengan skor 2-0, saya katakan di sini hal yang sama. Ini bukan sepakbola, tidak mungkin bermain seperti ini. Selamat kepada Salt Lake karena mereka adalah pemain yang luar biasa (bisa bertanding di lapangan salju)," ucap Gil.
"Tapi saya tidak mengerti mengapa kami bermain hari ini seperti kami bermain. Kami kalah satu pertandingan karena kami kalah, untuk kami, untuk mereka, untuk sepakbola, untuk para penggemar, untuk semuanya," ungkap Gil kesal.
Apa yang dikatakan Gil bisa saja diartikan sebagai kambing hitam kekalahan. Tapi, sebenarnya tidak. Jika anda melihat rekaman pertandingan yang viral di berbagai platform media sosial, anda bisa memahami mengapa Gil sangat marah.
Dari rekaman-rekaman itu terlihat lapangan memang tertutup salju tebal, sehingga sulit untuk melihat garis gawang, titik penalti, dan hal-hal sejenisnya. Masalah semakin rumit karena sang lawan menggunakan jersey putih. Itu berarti pemain New England seperti menghadapi lawan yang menyamar.
"Ini sebagai pertandingan sepakbola terburuk yang pernah saya lihat sepanjang hidup saya. Mengapa mereka (wasit) memaksa melanjutkan pertandingan?" kata bek New England, AJ DeLaGarza.
Uniknya, kesialan New England tampaknya belum akan berakhir. Midweek ini, mereka akan terbang ke Meksiko menghadapi UNAM-Pumas pada laga Liga Champions CONCACAF. Mereka akan tampil di negara dengan suhu 30 derajat Celcius setelah baru saja menjalani pertandingan dengan suhu 0 derajat Celcius.