Jadi, bagaimana handball yang benar menurut regulasi FIFA?
Meski diperkuat Marselino Ferdinan, Persebaya Surabaya tetap gagal memetik kemenangan saat menghadapi Barito Putera pada laga lanjutan BRI Liga 1 2021/2022 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Senin (14/3/2022) malam. Laga diwarnai dua penalti. Ada juga handball yang luput dari tembakan 12 pas.

Persebaya harus rela bermain imbang 1-1 dengan Barito dalam usaha untuk menjaga asa menjuarai kompetisi. Bajol Ijo kebobolan di injury time lewat eksekusi penalti Bruno Matos. Wasit FIFA,  Thoriq Munir Alkatiri, memberikannya setelah Alie Sesay handball.
Uniknya, itu bukan penalti satu-satunya pada laga tersebut. Pada menit 80 saat kedudukan 1-0, Persebaya sebenarnya bisa menambah gol lewat titik putih setelah Samsul Arif dijatuhkan Muhamad Firly di kotak terlarang. Thoriq tanpa ampun menilai pelanggaran fatal itu sebagai penalti.
Sayang, Taisei Marukawa, yang maju sebagai eksekutor, gagal menyarangkan bola. Tembakan keras pemain Jepang tersebut mampu ditepis Muhammad Riyandi dengan mudah.
Menariknya, sebelum penalti Matos di menit terakhir, Barito sebenarnya bisa mencetak gol lewat titik putih jika wasit jeli. Tepat pada menit 53, sepakan Rafael Silva di kotak terlarang mengenai Arif Satria, yang pada pertandingan tersebut dipercaya sebagai kapten. 
Dari tayangan ulang televisi, bola mengenaik tangan kiri Arif yang tampak aktif. Meski Rafael sempat mengacungan tangan tanda handball, Thoriq tetap melanjutkan pertandingan.   

Dan, terlepas dari kontroversi hanball tersebut, Persebaya harus meradang karena tiga poin yang ada didepan mata menguap. Hasil ini membuat mereka tidak beranjak dari posisi keempat dengan 59 poin dari 31 laga. Bajol Ijo tertinggal tujuh poin dari Bali United dan Persib Bandung di posisi 1-2. Hanya saja, Bali baru bermain 30 kali.