Nomor 3 adalah legenda Kroasia.
Pada musim panas 1999, Arsenal setuju mendatangkan Thierry Henry dari Juventus dalam kesepakatan senilai 1 juta pounds (Rp 15,8 miliar).
Didatangkan sebagai pengganti sesama pemain depan Prancis, Nicolas Anelka, yang merupakan salah satu pemain paling murah di Liga Inggris, Henry mencetak 226 gol dalam 370 penampilan selama tujuh tahun berikutnya sebelum pindah ke Barcelona sebagai pencetak gol terbanyak klub.
Tapi, striker itu bukan satu-satunya pemain yang tiba di Arsenal pada musim panas itu. Kami telah melihat lebih dekat pada lima pemain lain yang didatangkan The Gunners menjelang musim 1999/2000.
#1 Sylvinho
Setelah dikaitkan dengan kepindahan ke Tottenham, Sylvinho memutuskan untuk bergabung dengan Arsenal dan menjadi pemain Brasil pertama yang menandatangani kontrak dengan The Gunners.
Dia menggantikan posisi Nigel Winterburn dan dengan cepat mengamankan posisi bek kiri. Dia membuat 72 penampilan di semua kompetisi untuk The Gunners selama dua musim.
Meskipun terpilih sebagai PFA Team of the Year pada musim 2000/2001, dia diizinkan untuk bergabung dengan Celta Vigo karena datangnya Ashley Cole.
"Kami hanya menjualnya karena kami memiliki Ashley Cole dan pada tahap tertentu kami harus membuat pilihan," kata Arsene Wenger.
“Itu sulit, tetapi kami adalah klub Inggris dan Ashley adalah pemain internasional Inggris. Namun, menurut saya kedua pemain itu luar biasa pada saat itu.”
#2 Stephen Malz
Setelah gagal dengan tawaran 7 juta pounds (Rp 111 miliar) untuk Dietmar Hamann, Arsenal mencari alternatif yang lebih murah dengan mendatangkan Malz dari 1860 Munich seharga 650.000 pounds (Rp 10,3 miliar).
Selama musim pertamanya di klub, sang gelandang mencetak dua gol dalam 11 penampilan, termasuk satu gol pada debutnya melawan Preston di Piala Liga.
Namun, dia hanya tampil tiga kali sebagai pemain pengganti di musim berikutnya dan kemudian kembali ke negara asalnya, Jerman, bersama Kaiserslautern.
#3 Davor Suker
Setelah memenangkan Sepatu Emas di Piala Dunia 1998, ekspektasi tinggi ketika Suker menyelesaikan kepindahan 3,5 juta pounds (Rp 55,4 miliar) ke Arsenal dari Real Madrid setahun kemudian.
Mantan pemain internasional Kroasia itu tiba di klub sehari sebelum Henry, tetapi keduanya itu memiliki nasib yang kontras di London Utara.
Dia berada di belakang Henry, Dennis Bergkamp, dan Nwankwo Kanu dalam urutan kekuasaan dan mencetak 11 gol di semua kompetisi dalam satu-satunya musimnya di Arsenal.
Aksi terakhirnya untuk The Gunners adalah saat gagal mengeksekusi penalti pertama mereka dalam kekalahan adu penalti dari Galatasaray di final Piala UEFA 2000.
#4 Moritz Volz
Volz bergabung dengan Arsenal dari Schalke saat berusia 16 tahun dan menjadi pemain akademi yang sukses dengan memenangkan FA Youth Cup pada 2000 dan 2001.
Bek tersebut hanya membuat dua penampilan Piala Liga untuk tim utama Arsenal dan menderita kekalahan pada kedua kesempatan itu.
Setelah masa pinjaman di Wimbledon dan Fulham, dia bergabung dengan Fulham dengan kontrak permanen pada Januari 2004 dan mencetak gol ke-15.000 Liga Premier ketika dia melakukannya melawan Chelsea pada 2006.
Setelah pensiun dari sepakblola, dia menghabiskan empat tahun bekerja sebagai kepala pemandu bakat Arsenal di Jerman dan sekarang menjadi asisten pelatih di RB Leipzig.
#5 Oleh Luzhny
Direkrut setelah tampil mengesankan dalam perjalanan Dynamo Kyiv ke semifinal Liga Champions, Luzhny bertindak sebagai pengganti Lee Dixon di Arsenal.
Bek kanan itu tidak pernah mampu membuktikan dirinya sebagai pemain regular, tetapi masih membuat 110 penampilan selama empat tahun di London Utara dan memenangkan satu gelar Liga Premier dan dua Piala FA.
Penampilan terakhirnya untuk klub terjadi saat Arsenal meraih kemenangan di Piala FA 2003 atas Southampton. Itu menjadi salah satu penampilan terbaiknya sebelum dia pergi untuk bergabung dengan Wolves.
Didatangkan sebagai pengganti sesama pemain depan Prancis, Nicolas Anelka, yang merupakan salah satu pemain paling murah di Liga Inggris, Henry mencetak 226 gol dalam 370 penampilan selama tujuh tahun berikutnya sebelum pindah ke Barcelona sebagai pencetak gol terbanyak klub.
BACA BIOGRAFI LAINNYA
Kisah Inspiratif Kapten Bournemouth Llyod Kelly di Sepakbola
Kisah Inspiratif Kapten Bournemouth Llyod Kelly di Sepakbola
Setelah dikaitkan dengan kepindahan ke Tottenham, Sylvinho memutuskan untuk bergabung dengan Arsenal dan menjadi pemain Brasil pertama yang menandatangani kontrak dengan The Gunners.
"Kami hanya menjualnya karena kami memiliki Ashley Cole dan pada tahap tertentu kami harus membuat pilihan," kata Arsene Wenger.
BACA ANALISIS LAINNYA
Inilah 3 Musim Saat Cristiano Ronaldo Hampa Gelar
Inilah 3 Musim Saat Cristiano Ronaldo Hampa Gelar
#2 Stephen Malz
Setelah gagal dengan tawaran 7 juta pounds (Rp 111 miliar) untuk Dietmar Hamann, Arsenal mencari alternatif yang lebih murah dengan mendatangkan Malz dari 1860 Munich seharga 650.000 pounds (Rp 10,3 miliar).
Namun, dia hanya tampil tiga kali sebagai pemain pengganti di musim berikutnya dan kemudian kembali ke negara asalnya, Jerman, bersama Kaiserslautern.
Setelah memenangkan Sepatu Emas di Piala Dunia 1998, ekspektasi tinggi ketika Suker menyelesaikan kepindahan 3,5 juta pounds (Rp 55,4 miliar) ke Arsenal dari Real Madrid setahun kemudian.
Mantan pemain internasional Kroasia itu tiba di klub sehari sebelum Henry, tetapi keduanya itu memiliki nasib yang kontras di London Utara.
Dia berada di belakang Henry, Dennis Bergkamp, dan Nwankwo Kanu dalam urutan kekuasaan dan mencetak 11 gol di semua kompetisi dalam satu-satunya musimnya di Arsenal.
Aksi terakhirnya untuk The Gunners adalah saat gagal mengeksekusi penalti pertama mereka dalam kekalahan adu penalti dari Galatasaray di final Piala UEFA 2000.
#4 Moritz Volz
Volz bergabung dengan Arsenal dari Schalke saat berusia 16 tahun dan menjadi pemain akademi yang sukses dengan memenangkan FA Youth Cup pada 2000 dan 2001.
Bek tersebut hanya membuat dua penampilan Piala Liga untuk tim utama Arsenal dan menderita kekalahan pada kedua kesempatan itu.
Setelah masa pinjaman di Wimbledon dan Fulham, dia bergabung dengan Fulham dengan kontrak permanen pada Januari 2004 dan mencetak gol ke-15.000 Liga Premier ketika dia melakukannya melawan Chelsea pada 2006.
Setelah pensiun dari sepakblola, dia menghabiskan empat tahun bekerja sebagai kepala pemandu bakat Arsenal di Jerman dan sekarang menjadi asisten pelatih di RB Leipzig.
#5 Oleh Luzhny
Direkrut setelah tampil mengesankan dalam perjalanan Dynamo Kyiv ke semifinal Liga Champions, Luzhny bertindak sebagai pengganti Lee Dixon di Arsenal.
Bek kanan itu tidak pernah mampu membuktikan dirinya sebagai pemain regular, tetapi masih membuat 110 penampilan selama empat tahun di London Utara dan memenangkan satu gelar Liga Premier dan dua Piala FA.
Penampilan terakhirnya untuk klub terjadi saat Arsenal meraih kemenangan di Piala FA 2003 atas Southampton. Itu menjadi salah satu penampilan terbaiknya sebelum dia pergi untuk bergabung dengan Wolves.