Ini terjadi di menit terakhir lawan Sunderland pada 2005/2006. Cek videonya!
Pada sebuah era, Abou Diaby pernah dianggap sebagai salah satu pemain berbakat di Liga Premier. Bermain untuk Arsenal, dia merupakan penerus yang pantas untuk Patrick Vieira. Meski sempat membuktikannya, karier Diaby akhirnya meredup lewat sebuah tekel horor di laga melawan Sunderland.

Tekel dikenal sebagai aksi menghentikan lawan paling berbahaya dalam sepakbola. Tidak sedikit pesepakbola yang menjadi korban tekel keras lawan harus berakhir di meja operasi. Bahkan, beberapa diantaranya harus pensiun. 

Salah satu contoh pemain yang kurang beruntung akibat tekel adalah Diaby. Pemain asal Prancis itu menjadi korban tekel keras yang membuat dirinya harus mengakhiri karier sepakbola profesional. Sepanjang karier, Diaby menderita total 42 cedera serius.

Diaby bergabung dengan Arsenal pada 2005. Tapi, pergi 10 tahun kemudian. Dalam waktu yang lama itu, dia mendapatkan kesempatan bermain 124 kali untuk The Gunners.

Namun, salah satu cedera terparah yang dialami Diaby selama karier di London Utara terjadi menjelang akhir musim 2005/2006. Saat itu, Arsenal unggul 3-0 melawan Sunderland. Dalam kemenangan itu, nasib tragis harus diterima Diaby pada menit-menit terakhir.

Ketika itu, Diaby menguasai bola di sisi lapangan dekat bangku cadangan. Lalu, Dan Smith datang dan langsung menerjang Diaby. Seketika, Diaby terdengar berteriak kesakitan. Anehnya, wasit Dermot Gallagher, yang memimpin pertandingan, hanya mengeluarkan kartu kuning.

Akibat kejadian itu, karier Diaby benar-benar berada di bawah ancaman. Dia harus menjalani tiga operasi dan delapan bulan rehabilitasi. Dia kembali setelah sembuh. Tapi, tidak pernah menemukan performa terbaiknya lagi.

Saat itu, Arsene Wenger marah besar dengan Smith. Dia mengatakan jika aturan di sepakbola bisa dibawa ke pengadilan, Wenger akan melakukannya. Wenger menggambarkan tekel Smith sebagai "kebodohan" dan "kejahatan". "Jika anda melakukan itu pada seorang pria di jalan, anda akan masuk penjara," kata Wenger, dikutip BBC Sport.

"Orang yang menyakiti anda dalam hidup anda, harus dihukum. Saya sangat kesal dan sangat kecewa dengan tekel tersebut. Setelah menontonnya lagi saya hanya merasa saya tidak akan meninggalkan kasus ini di sana karena ada niat buruk dalam tekel," tambah Wenger.

"Hanya ada satu niat dalam tekel ini. Itu untuk melukai pemain. Itu adalah tekel yang mengancam karier. Saya akan mengambil nasihat hukum untuk melihat seberapa jauh saya bisa melangkah," beber Wenger.

Bertahun-tahun kemudian, Wenger ternyata masih mengingat kejadian itu. Dalam sebuah wawancara pada 2014, dia masih merasa menyesal tidak bisa melindungi Diaby. "Dia adalah pemain yang sangat saya hormati," ucap Wenger.

"Setiap kali dia kembali, dia harus memulai dari nol dengan cedera lain. Dia adalah korban persaingan. Pesepakbola membutuhkan pergelangan kakinya. Dia dihancurkan oleh tekel buruk di Sunderland. Itu benar-benar mengubah pergelangan kakinya," tambah Wenger.

Mendengar kecaman Wenger, Smith memberi pembelaan diri. Dia bersikeras bahwa tekelnya tidak berbahaya. "Itu bukan tekel berbahaya. Dia mengalami cedera lain sejak itu, seperti sebelumnya. Untuk Arsene Wenger mengatakan itu di televisi. Bagi saya, dia mencari kambing hitam," ujar Smith.



"Ini adalah pendapat pribadi saya. Saya tidak pernah bermaksud menyakiti siapa pun. Saya tidak pernah bermaksud menyakitinya. Wasit melihatnya dengan jelas. Saya tidak menerima kartu merah. Saya bahkan tidak ingat jika saya diperingatkan. Itu hanya tekel terlambat. Ada satu kemungkinan dalam sejuta kasus bahwa ada cedera serius. Dia menguasai bola ketika saya sudah berlari," ungkap Smith.

"Saya berbelas kasih untuknya. Itu tidak mudah. Dia telah mengalami banyak cedera sejak itu. Tapi, jika anda mengambil seluruh kariernya, anda tidak bisa mengatakan dia kehilangan nyawanya karena cedera ini. Terakhir kali saya ketahui, dia masih mendapat 60.000 pounds seminggu, sementara saya bekerja penuh waktu di Australia," ungkap Smith.

Diaby akhirnya harus meninggalkan Arsenal setahun kemudian. "Ini salah satu momen paling menyedihkan bagi kami di Arsenal karena tidak memiliki kesempatan untuk mengeluarkan yang terbaik dari Abou Diaby karena cedera," ujar Wenger saat itu.

"Saya sangat sedih karena anak ini sangat besar dan berbakat. Sedih juga karena dia tidak pantas mendapatkan apa yang dia dapatkan. Sedih juga karena dia pemain yang sangat serius. Dia selalu di rumah setiap malam, bersiap dengan baik setiap hari, dan tidak diberi hadiah," pungkas Wenger.