Negara-negara Afrika selalu jadi kuda hitam di Piala Dunia. Ini contohnya.
Dalam sejarah Piala Dunia, negara-negara anggota Konfederasi Sepakbola Afrika (CAF) selalu dipandang sebagai kuda hitam. Dengan keberadaan pemain-pemain yang merumput di Eropa, sejumlah perwakilan Afrika sering merepotkan tim nasional dari konfederasi lainnya.
Hasil Pekan 33 Tunjukkan Satu Tim Degradasi Ditentukan di Laga Terakhir
Kamerun adalah negara Afrika paling sukses di Piala Dunia. Itu karena mereka langsung tampil mengesankan sejak debut pada 1982 di Spanyol. Pada edisi ini The Indomitable Lions memang tidak sampai fase gugur. Tapi, Kamerun tersingkir tanpa kehilangan satu pertandingan alias tak terkalahkan.
5. Aljazair (Piala Dunia 1982)
Pada edisi yang sama, Afrika mengirim dua wakil: Kamerun dan Aljazair. Bernasib sama seperti Kamerun, Aljazair juga tersingkir sebelum fase gugur. Setelah hanya meraih dua hasil imbang dan satu kekalahan, The Desert Fox sebenarnya bisa saja lolos kalau Austria dan Jerman tidak main mata.
Dramatis! Pemain Pengganti Loloskan Jepang ke Piala Dunia 2022
Kok bisa? Saat itu, belum ada aturan dua pertandingan terakhir grup digelar pada jam yang sama untuk menghindari main mata. Jadi, ketika Aljazair menyelesaikan pertandingan, Jerman dan Austria tahu bahwa keduanya sama-sama bisa lolos. Dan, keduanya bersepakat main mata agar Aljazair tersingkir.
4. Nigeria (Piala 1994)
Nigeria datang ke Piala Dunia 1994 dengan modal emas Piala Afrika berkat kemenangan di final atas Zambia. Di Piala Dunia, Nigeria menarik perhatian dalam penampilan pertama dan tak terlupakan. Mereka mengalahkan Bulgaria yang diperkuat Hristo Stoichkov 3-0.
3 - 1994 was the first ever World Cup tournament where three African nations took part, with Nigeria appearing at the finals for the first time ever (alongside Morocco and Cameroon). Welcome. #OptaWCYears pic.twitter.com/97JAab4RVn
— OptaJoe (@OptaJoe) May 8, 2020
3. Ghana (Piala Dunia 2010)
Pada 2010 bisa dikatakan sebagai tahun terbaik bagi sepakbola Ghana. Di Piala Afrika mereka mencapai final dan hanya kalah tipis dari Mesir. Dan, bintang The Black Star saat itu tak lain adalah Asamoah Gyan serta Andre Ayew. Keduanya sedang dalam performa luar biasa.
Hal itu berlanjut di Piala Dunia pada tahun yang sama. Tim asuhan Milovan Rajevac menjadi tim Afrika ketiga yang mencapai perempat final. Ghana mengawali dengan menang 1-0 di laga pembuka atas Serbia. Lalu, harus puas dengan hasil imbang 1-1 dengan Australia.
Di babak 16 besar, Gyan mencuri perhatian dengan mencetak gol kemenangan di menit 93 perpanjangan waktu melawan Amerika Serikat dan melaju ke perempat final melawan Uruguay.
Dalam laga itu, Ghana tanpa Michael Essien yang cedera. Tapi, mereka habis-habisan berusaha untuk menang mengandalkan kualitas teknis dan semangat juang tinggi. Sayang, insiden handball Luis Suarez, yang berujung tendangan penalti Gyan yang gagal, harus membuat Ghana gagal mengamankan tempat di semifinal.
2. Kamerun (Piala Dunia 1990)
Timnas asal Afrika pertama yang mencapai perempat final adalah Kamerun, yaitu pada Piala 1990 di Italia. Tentu saja hal ini cukup mengejutkan. Pada laga pembuka, Kamerun mengejutkan juara bertahan Argentina dan Diego Maradona dengan memetik kemenangan 2-0.
Roger Milla kemudian menjadi pahlawan melawan Kolombia di babak 16 besar saat mencetak dua gol di perpanjangan waktu. Tapi, petualangan Kamerun akhirnya terhenti secara kontroversial saat melawan Inggris di perempat final.
1. Senegal (Piala Dunia 2002)
Debut Senegal di pentas tertinggi sepakbola ditandai dengan momen manis. Seperti Kamerun pada 1990, mereka mengalahkan juara bertahan dalam pertandingan pembuka. Senegal mengejutkan Prancis dengan skor 1-0 berkat gol semata wayang Papa Bouba Diop. Senegal akhirnya keluar sebagai runner-up Grup A.
Sayang, langkah mereka harus terhenti di perempatfinal setelah dikalahkan Turki 0-1. Saat itu Senegal berhasil mencapai perempat final dengan skuad yang diisi pemain-pemain legendaris seperti Salif Diao, El-Hadji Diouf, dan pelatih mereka saat ini, Aliou Cisse.
?? Bruno Metsu masterminded @FootballSenegal's earth-shaking upset of France & run to the 2002 #WorldCup quarter-finals ?
— FIFA World Cup (@FIFAWorldCup) October 14, 2020
?? The much-loved Frenchman sadly passed away, aged 59, seven years ago today. RIP Bruno.pic.twitter.com/O2tG9xj5J7