Momen monumental itu terjadi pada semifinal Liga Champions.
Siapa yang tidak kenal dengan Jose Mourinho? salah satu manajer sepak bola yang banyak meraih trofi bergengsi. Julukan The Special One pun ia proklamirkan sendiri sebagai seorang yang jenius dalam meracik strategi.

Salah satu faktor yang mendorong dirinya memproklamirkan sebagai The Special One adalah ketika kecermelangannya menumbangkan anak asuh Pep Guardiola di ajang Liga Champions musim 2009/10 sebelum menumbangkan Die Bayern pada partai final.

Inter Milan yang bertemu Barcelona di babak semifinal memiliki beban berat untuk mengalahkan Si Juara Bertahan. Namun pelatih asal Portugal itu ternyata di luar dugaan mampu menumbangkan Lionel Messi dan kawan-kawan.

Leg pertama dari babak semifinal tersebut diselenggarakan di San Siro dan anak asuhnya berhasil menang dengan skor 3-1 berkat gol Maicon, Wesley Sneijder dan Diego Milito.

Dalam sebuah video yang diunggah dalam akun Youtube The Coaches' Voice, pelatih Tottenham Hotspur tersebut menjelaskan bagaimana Inter mengalahkan Barcelona.

Secara taktik, Mourinho memanfaatkan lini tengahnya yang terbilang sangat solid dengan dua nama yang sudah mumpuni yakni, Thiago Motta dan Cambiosaso untuk membatasi ruang bagi Barcelona. Gelandang tengahnya selalu berkomunikasi dengan bek kiri untuk menghentikan pergerakan Lionel Messi yang beroperasi di garis depan. Singkatnya Mourinho menciptakan   "penjara" untuk menggagalkan aksi pemain Argentina tersebut.

Mantan pelatih Porto ini juga memuji mentalitas dari Thiago Motta dan Esteban Cambiasso dalam peran mereka selama menahan serangan Tiki-Taka milik Barcelona, apalagi kala itu, belum ada tim yang mampu secara efektif mematikan Tiki-Taka ala Guardiola.

Lebih lanjut, Mourinho menjelaskan bagaimana timnya mampu menyerang balik bahkan mencetak gol ke gawang Blaugrana. Anak didik Sir Bobby Robson itu mengeksploitasi full-back Barca dengan mengandalkan kecepatan dari Maicon dan Samuel Eto'o serta melihat Maxwell sebagai titk lemah dari lini pertahanan Blaugarana. Mourinho sadar bahwa pemain Brasil itu tidak begitu kuat dalam situasi defensif, maka dengan kekuaran fisik dan kecepatan Maicon, I Nerazzurri mampu mengambil kesempatan dari sana.

Di sisi lain, Samuel Eto'o yang juga memiliki kecepatan berperan penting dalam sistem penyerangan Inter, ditambah kompratiotnya asal Makedonia, Pandev plus Si nomer 10, Sneijder. Keduanya selalu ada untuk menompang Eto’o di depan, bahkan ketika masa transisi dari bertahan ke posisi menyerang, keduanya selalu ada. Dari situ, Mourinho  yakin  Barcelona tidak akan bisa mengatasi taktik miliknya.

Inter Milan akhirnya mencapai final setelah kemenangan agregat 3-2 atas Barcelona dan mengalahkan Bayern Munich di Santiago Bernabeu untuk menjadi juara Eropa pada 2010.