Tidak hanya Indonesia, Malaysia juga mengalami kegagalan dalam menggunakan pemain naturalisasi.
Tiga tahun lalu, ada harapan dari FAM (Football Association of Malaysia) ketika memulai program naturalisasi mereka.
Mohamadou Sumareh dari Gambia, Guilherme de Paula dari Brazil dan Liridon Krasniqi dari Kosovo semuanya menjadi orang Malaysia. Namun rupanya proses naturalisasi ketiga pemain tersebut tidak lah banyak membantu Malaysia karena Harimau Malaya langsung gagal di babak pertama kualifikasi Piala Dunia tahun lalu.
Dan sosok kawakan di persepakbolaan Malaysia yang kini beralih menjadi pandit TV, Azraai Khor Abdullah berpandangan bahwa tim nasional tidak benar-benar membutuhkan pemain naturalisasi.
Azraai, yang dikenal sebagai pelatih "Double Treble" atas prestasinya bersama Kedah, menilai pemain naturalisasi itu tidak tampil luar biasa saat Malaysia menang 2-0 atas Filipina dan kalah 2-1 dari Singapura dalam dua laga persahabatan internasional pekan lalu.
Malaysia memenangkan pertandingan persahabatan pertama dengan mengalahkan Filipina 2-0 di Stadion Nasional Singapura dengan kedua gol mereka datang dari pemain sayap Akhyar Rashid.
Meskipun Krasniqi mencetak gol melawan Singapura di pertandingan persahabatan kedua, Malaysia akhirnya kalah 2-1.
Dan Krasniqi pun tak luput dari kritikan para pakar dan penggemar karena mereka merasa mantan pemain Newcastle Jets itu tidak mampu mengikuti arahan sang pelatih dengan benar.
Begitu juga dengan Sumareh. Ia disebut-sebut telah mengubah tempo tim, menjadi lebih buruk, setelah masuk menggantikan Syafiq Ahmad pada menit ke-15.
"Apakah kami memiliki mereka (pemain naturalisasi) atau tidak, tidak ada pengaruhnya," ujar Azraai kepada awak media Malaysia.
"Itu terbukti di depan oleh pemain lokal kami. Semakin banyak menit dan lebih banyak pengalaman yang mereka dapatkan lebih baik bagi mereka, daripada menempatkan seseorang seperti de Paula (yang tidak terdaftar di 25 final Kim Pan Gon)."
Tentang penampilan Harimau Malaya dalam dua pertandingan persahabatan, Azraai mengatakan ia menyukai apa yang ia lihat karena para pemain tampak lebih bahagia dan menunjukkan sikap positif.
“Secara keseluruhan, saya terkesan dengan permainan mereka. Ada kecepatan dalam menyerang dan bertahan."
“Mereka tampak seperti tim yang berbeda. Kami sangat terbiasa dengan gaya sepak bola Malaysia kami, jadi ketika FAM merekrut Pan Gon, saya mengharapkan ini terjadi."
“Namun, para pemain mudah lelah seperti saat kami bermain melawan Vietnam (di Piala AFF Desember lalu), kami tidak bisa menandingi pergerakan 1-2 mereka yang berujung gol."
"Tapi sekarang dengan pelatih Korea Selatan, saya mengharapkan permainan seperti ini. Filosofinya hanya bisa meningkat dari sini."
Azraai memuji Syafiq, Akhyar Rashid, Safawi Rasid dan Arif Aiman Hanapi atas penampilan mereka di depan.
"Mereka adalah harapan tim nasional kami. Ini yang ingin kami lihat, bukan beberapa pemain naturalisasi yang hanya berdiri di sana dengan mulut ternganga," tutur Azraai.
Mohamadou Sumareh dari Gambia, Guilherme de Paula dari Brazil dan Liridon Krasniqi dari Kosovo semuanya menjadi orang Malaysia. Namun rupanya proses naturalisasi ketiga pemain tersebut tidak lah banyak membantu Malaysia karena Harimau Malaya langsung gagal di babak pertama kualifikasi Piala Dunia tahun lalu.
BACA ANALISIS LAINNYA
Peringkat 5 Pemain Belanda Paling Bernilai Saat ini
Peringkat 5 Pemain Belanda Paling Bernilai Saat ini
Meskipun Krasniqi mencetak gol melawan Singapura di pertandingan persahabatan kedua, Malaysia akhirnya kalah 2-1.
BACA ANALISIS LAINNYA
Peringkat 10 Defender Paling Tajam di Bumi
Peringkat 10 Defender Paling Tajam di Bumi
Begitu juga dengan Sumareh. Ia disebut-sebut telah mengubah tempo tim, menjadi lebih buruk, setelah masuk menggantikan Syafiq Ahmad pada menit ke-15.
"Itu terbukti di depan oleh pemain lokal kami. Semakin banyak menit dan lebih banyak pengalaman yang mereka dapatkan lebih baik bagi mereka, daripada menempatkan seseorang seperti de Paula (yang tidak terdaftar di 25 final Kim Pan Gon)."
“Secara keseluruhan, saya terkesan dengan permainan mereka. Ada kecepatan dalam menyerang dan bertahan."
“Mereka tampak seperti tim yang berbeda. Kami sangat terbiasa dengan gaya sepak bola Malaysia kami, jadi ketika FAM merekrut Pan Gon, saya mengharapkan ini terjadi."
“Namun, para pemain mudah lelah seperti saat kami bermain melawan Vietnam (di Piala AFF Desember lalu), kami tidak bisa menandingi pergerakan 1-2 mereka yang berujung gol."
"Tapi sekarang dengan pelatih Korea Selatan, saya mengharapkan permainan seperti ini. Filosofinya hanya bisa meningkat dari sini."
Azraai memuji Syafiq, Akhyar Rashid, Safawi Rasid dan Arif Aiman Hanapi atas penampilan mereka di depan.
"Mereka adalah harapan tim nasional kami. Ini yang ingin kami lihat, bukan beberapa pemain naturalisasi yang hanya berdiri di sana dengan mulut ternganga," tutur Azraai.