Bagaimana tanggapan dari PSSI? simak lebih lanjut
Usai dipastikan terdegradasi, beberapa pihak dari Persipura Jayapura mencoba untuk mendesak PSSI agar melakukan investigasi pada dua laga pekan terakhir BRI Liga 1 2021/22.

Konteksnya, saat itu Persipura mengalahkan Persita 3-0 dalam pekan ke-34 dan  di waktu yang sama, Barito Putera menahan imbang Persib 1-1, sedangkan PSS Sleman menang 2-0 atas Persija Jakarta.

Dan dengan begitu, PSS Sleman dan Barito Putera yang sebelumnya juga terancam degradasi finish di urutan aman. Sementara Persipura sebaliknya. Hal tersebut telah menimbulkan kecurigaan, menurut Persipura ada kemungkinan main mata dalam laga-laga tersebut.

Persipura bahkan membentuk gabungan pengacara asal Papua, yang oleh mereka sendiri disebut 'Pengacara Cinta Persipura'. Tim yang dipimpin oleh Pieter Ell ini memperjuangkan 'Mutiara Hitam' agar tetap bisa bertahan di Liga 1 musim depan.



Senada dengan itu Ketua Umum Persipura, Benhur Tomi Mano, juga mengatakan.

"Bukan hanya kami, tetapi publik juga menduga adanya pelanggaran fair play dan juga dugaan pelanggaran regulasi di sana. Kami semua tidak buta, dan kami juga bukan orang yang baru tahu sepak bola,” ucap Tomi dalam keterangan resminya, Senin (4/4).

Menanggapi hal-hal tersebut,  Ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, Erwin Tobing, lantas meminta bukti atau setidaknya petunjuk jika memang ada dugaan kecurangan yang mengarah ke dugaan sepakbola gajah alias kasus pengaturan skor.

"Apa dasarnya? Dugaan mereka apakah ada dasar dan buktinya atau tidak? Tidak bisa asal berasumsi. Itu menurut satu pihak, kalau menurut pihak lain enggak ada, terus gimana? Jadi, jangan berasumsi tanpa bukti," kata Erwin saat dihubungi awak media pada Senin (4/4).

Lantas, bagaimana menurut Anda? Berikan pendapat Anda pada kolom komentar yang tersedia.